اَلزَّلْزَلَةُ
SURAT AZ-ZALZALAH (KEGONCANGAN)
Surat ke 99 diturunkan di Madinah terdiri dari 8 ayat, 35
kata dan 149 huruf.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا -١-
1. Apabila bumi
diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat).
Idzā
zulzilatil ardlu ziljālahā (apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya [yang
dahsyat]), yakni ketika bumi berguncang dengan dahsyat dan bergoyang hebat,
sehingga memorak-porandakan pepohonan, gunung-gunung, dan bangunan-bangunan
yang ada di atasnya.
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا -٢-
2. Dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban beratnya,
Wa
akhrajatil ardlu atsqōlahā (dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban beratnya), yakni mengeluarkan semua kekayaan dan perbendaharaan
(yang ada di dalam)nya.
وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا -٣-
3. Dan manusia
bertanya, Mengapa bumi (jadi begini)?
Wa qōlal iηsānu
(dan manusia bertanya), yakni manusia yang kafir.
Mā lahā (Mengapa bumi [jadi begini])? Ungkapan ini
merupakan bentuk kekagetan akibat kengerian yang ia lihat.
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا -٤-
4. Pada hari itu
bumi akan menceritakan beritanya.
Yauma-izin
(pada hari itu), yakni pada hari ketika bumi berguncang. Tuhadditsu akhbārohā (bumi akan menceritakan
beritanya), yakni bumi akan mengabarkan kebaikan dan keburukan yang telah
diperbuat manusia di atas bumi.
بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا -٥-
5. Sebab Tuhan-mu
telah Memberikan perintah kepadanya.
Bi annā
robbaka auhā lahā (sebab Tuhan-mu telah Memberikan perintah kepadanya), yakni
telah Mengizinkannya berbicara dan berguncang.
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ -٦-
6. Pada hari itu
keluarlah manusia dari kuburnya dalam keadaan berbeda-beda
(berkelompok-kelompok), supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
(amal) mereka.
Yauma-idzin
(pada hari itu), yakni pada hari ketika bumi bisa berbicara. Yashduru (keluarlah), yakni kembalilah. An-nāsu asytātan (manusia dari kuburnya dalam
keadaan berbeda-beda), yakni kelompok demi kelompok. Sekelompok menuju surga
—mereka adalah kaum Mu﮲minin— dan sekelompok
lagi menuju neraka —mereka adalah kaum kafirin.
Li yurau a‘mālahum (supaya diperlihatkan kepada mereka
[balasan] pekerjan [amal] mereka), yakni kebaikan dan keburukan yang telah
diperbuatnya di atas bumi. Ayat selanjutnya diturunkan berhubungan dengan orang-orang
yang beranggapan bahwa mereka tidak akan mendapat ganjaran hanya karena
melakukan sedikit kebaikan. Mereka juga beranggapan bahwa mereka tidak akan
berdosa hanya karena mengerjakan sedikit keburukan. Karena itu, Alloh Ta‘ala
Memotivasi mereka agar melakukan kebaikan walaupun tidak seberapa, dan
memperingatkan mereka dari keburukan walaupun hanya secuil.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ -٧-
7. Barangsiapa
mengerjakan kebaikan seberat dzaroh pun, niscaya ia akan melihatnya.
Fa may
ya‘mal mitsqōla dzarrotin khairan (barangsiapa
mengerjakan kebaikan seberat zarah pun), yakni seberat seekor semut yang paling
kecil sekalipun.
yarōh (niscaya ia akan melihat balasannya)
di dalam kitab catatan amalnya, hingga membuatnya merasa senang. Menurut satu
pendapat, seorang Mu﮲min akan
mendapatkan (akibat) perbuatannya di akhirat, sedangkan orang-orang kafir akan
mendapatkannya di dunia.
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ -٨-
8. Dan barangsiapa
mengerjakan keburukan seberat dzarah pun, niscaya ia akan melihatnya pula.
Wa may
ya‘mal mitsqāla dzarrotiη syarron (dan barangsiapa mengerjakan keburukan
seberat dzarah pun), yakni seberat seekor semut kecil.
yarōh (niscaya ia akan melihatnya pula),
yakni niscaya ia akan mendapatkannya di dalam kitab catatan amalnya, sehingga
membuatnya berduka.
No comments:
Post a Comment