Wednesday, 14 October 2015

Surat Az-Zalzalah



اَلزَّلْزَلَةُ
SURAT AZ-ZALZALAH (KEGONCANGAN)
Surat ke 99 diturunkan di Madinah terdiri dari 8 ayat, 35 kata dan 149 huruf.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا -١-
1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat).
Idzā zulzilatil ardlu ziljālahā (apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya [yang dahsyat]), yakni ketika bumi berguncang dengan dahsyat dan bergoyang hebat, sehingga memorak-porandakan pepohonan, gunung-gunung, dan bangunan-bangunan yang ada di atasnya.
وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا -٢-
2. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya,
Wa akhrajatil ardlu atsqōlahā (dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya), yakni mengeluarkan semua kekayaan dan perbendaharaan (yang ada di dalam)nya.
وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا -٣-
3. Dan manusia bertanya, Mengapa bumi (jadi begini)?
Wa qōlal iηsānu (dan manusia bertanya), yakni manusia yang kafir. Mā lahā (Mengapa bumi [jadi begini])? Ungkapan ini merupakan bentuk kekagetan akibat kengerian yang ia lihat.
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا -٤-
4. Pada hari itu bumi akan menceritakan beritanya.
Yauma-izin (pada hari itu), yakni pada hari ketika bumi berguncang. Tuhadditsu akhbārohā (bumi akan menceritakan beritanya), yakni bumi akan mengabarkan kebaikan dan keburukan yang telah diperbuat manusia di atas bumi.
بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا -٥-
5. Sebab Tuhan-mu telah Memberikan perintah kepadanya.
Bi annā robbaka auhā lahā (sebab Tuhan-mu telah Memberikan perintah kepadanya), yakni telah Mengizinkannya berbicara dan berguncang.
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ -٦-
6. Pada hari itu keluarlah manusia dari kuburnya dalam keadaan berbeda-beda (berkelompok-kelompok), supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan (amal) mereka.
Yauma-idzin (pada hari itu), yakni pada hari ketika bumi bisa berbicara. Yashduru (keluarlah), yakni kembalilah. An-nāsu asytātan (manusia dari kuburnya dalam keadaan berbeda-beda), yakni kelompok demi kelompok. Sekelompok menuju surga —mereka adalah kaum Muminin— dan sekelompok lagi menuju neraka —mereka adalah kaum kafirin. Li yurau a‘mālahum (supaya diperlihatkan kepada mereka [balasan] pekerjan [amal] mereka), yakni kebaikan dan keburukan yang telah diperbuatnya di atas bumi. Ayat selanjutnya diturunkan berhubungan dengan orang-orang yang beranggapan bahwa mereka tidak akan mendapat ganjaran hanya karena melakukan sedikit kebaikan. Mereka juga beranggapan bahwa mereka tidak akan berdosa hanya karena mengerjakan sedikit keburukan. Karena itu, Alloh Ta‘ala Memotivasi mereka agar melakukan kebaikan walaupun tidak seberapa, dan memperingatkan mereka dari keburukan walaupun hanya secuil.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ -٧-
7. Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzaroh pun, niscaya ia akan melihatnya.
Fa may ya‘mal mitsqōla dzarrotin khairan (barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun), yakni seberat seekor semut yang paling kecil sekalipun. yarōh (niscaya ia akan melihat balasannya) di dalam kitab catatan amalnya, hingga membuatnya merasa senang. Menurut satu pendapat, seorang Mumin akan mendapatkan (akibat) perbuatannya di akhirat, sedangkan orang-orang kafir akan mendapatkannya di dunia.
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ -٨-
8. Dan barangsiapa mengerjakan keburukan seberat dzarah pun, niscaya ia akan melihatnya pula.
Wa may ya‘mal mitsqāla dzarrotiη syarron (dan barangsiapa mengerjakan keburukan seberat dzarah pun), yakni seberat seekor semut kecil. yarōh (niscaya ia akan melihatnya pula), yakni niscaya ia akan mendapatkannya di dalam kitab catatan amalnya, sehingga membuatnya berduka.

No comments:

Post a Comment