PARA ISTRI ROSULULLOH.
Para
istri nabi Muhammad yang pernah di gauli jumlahnya ada 11. Nabi Muhammad wafat
meninggalkan 9 istri, yang 2 istri sudah wafat terlebih dahulu. Dua istri
tersebut adalah;
1)
Khodijah binti Khuwailid: dia adalah
istri pertama nabi Muhammad, dia di nikahi di Mekah sebelum jadi nabi.
Sebelumnya Khodijah sudah menikah dengan Abu Halah kemudian mempunyai anak
Hindun bin Abu Halah dan Zainab binti Abu Halah. Khodijah sebelum menikah
dengan Abu Halah pernah menikah dengan ‘Atiq bin ‘Aidz Al-Makhzumi lalu
mempunyai anak ‘Abdulloh dan Jariyah. Nabi Muhammad tidak pernah menikah dengan
wanita siapapun selama Khodijah masih hidup.
2)
Zainab binti Khuzaimah: ia adalah
saudarinya Maimunah binti Harits, tunggal ibu dengan Maimunah tetapi
beda ayah. Zainab disebut Ummul masakin (ibunya orang-orang miskin) karena
sangat menyayangi orang miskin. Zainab hidup dengan nabi Muhammad kurang lebih
dua atau tiga bulan lalu wafat. Ia di makamkan di Baqi’ setelah di sholatkan
nabi Muhammad.
Istri nabi Muhammad yang di tinggal
wafat jumlahnya ada 9, mereka pernah meminta bagian duniayawi darinya yang
tidak dimiliki mungkin merasa kehidupannya kurang dari keinginannya, lalu
mereka disuruh memilih artara hidup di dunia dengan kemegahannya lalu di cerai
atau bersamanya dengan kehidupan sederhana demi Akhirat. Akhirnya mereka
memilih bersama nabi Muhammad.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ
سَرَاحًا جَمِيلًا (٢٨) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
وَالدَّارَ الْآَخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا
عَظِيمًا (٢٩) ﴿الأحزاب﴾
Artinya: Wahai Nabi! katakanlah
kepada istri-istrimu, “Jika kalian menginginkan kehidupan dunia dan
perhiasannya, maka kemarilah agar kuberikan kepadamu mut'ah (suatu pemberian
yang diberikan kepada wanita yang telah diceraikan menurut kesanggupan suami)
dan aku ceraikan kalian dengan cara yang baik (28). Dan jika kalian
menginginkan (keridhoan) Alloh dan Rasul-Nya dan (kebahagiaan) negeri akhirat,
maka sesungguhnya Alloh Menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat
baik di antara kalian (29)”. ﴾QS. Al-Ahzab﴿.
Setelah mereka memilih nabi Muhammad dan Alloh maka
Alloh memujinya.
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ
لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ
فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا ﴿الأحزاب ٣٢﴾
Artinya: Wahai istri-istri Nabi! kalian
tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kalian bertakwa maka
janganlah kalian tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga
bangkitlah (berkeinginan) nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah perkataan yang baik. ﴾QS. Al-Ahzab 32﴿.
Sembilan istri yang memilih
nabi Muhammad ialah sebagai berikut;
1)
‘Aisyah binti Abu bakrin Ash-Shiddiq;
ia dinikahi di Mekah pada bulan Syawal saat umur 7 tahun kemudian di gauli saat
umur 9 tahun di Medinah di bulan Syawal pada awal bulan ke delapan dari hijrah.
Nabi Muhammad tidak pernah menikah dengan seorang gadis (perawan) selain
‘Aisyah, dan ia adalah istri kesayangan nabi Muhammad.
‘Aisyah berkata; aku melihat malaikt
Jibril dengan bentuk Dihyah Al-Kalbi berbicara dengan nabi Muhammad,
nabi Muhammad bersabda: ini Jibril, salam kepadamu.
‘Aisyah wafat mendekati umur 67 tahun
pada bulan Romadhon tahun 58 H. Ia di
sholatkan Abu Huroiroh, ada yang mengatakan di sholatkan Sa’id bin Zaid,
kemudian di makamkan di Baqi’. Kejadian itu pada masa kewilayahan Marwan bin Hakam
di Madinah saat kekholifahan Mu’awiyah.
2)
Hafshoh binti ‘umar bin Khoththob; ia
adalah mantan istrinya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi. Sesudah Khunais wafat
maka Hafshoh menjadi janda kemudian dinikahi nabi Muhammad setelah
perang uhud tahun 3 H saat dia berumur 20 tahun. Ia wafat tahun 45 H di
usia 60 tahun masa kewilayahan Marwan bin Hakam.
3)
Saudah binti Zam’ah; dia adalah mantan isrti anak pamannya yang
bernama Sakron bin ‘Amr. Sakron ialah salah satu dari orang yang hijrah ke Habasyah
(Etiopia), sesudah sampai Mekah lalu Sakron wafat dan tidak meninggalkan anak.
Di bulan Romadhon tahun sepuluh dari kenabiaan nabi Muhammad menikahi Saudah
sesudah Khodijah wafat. Saudah wafat di akhir
kekholifahan ‘Umr bin Khoththob.
4)
Shofiyah binti Huyai bin
Akhthob; Huyai ialah tuannya Bani Nadhir dari keturunana nabi Harun bin
‘Imron. Shofiyah pernah menikah dengan Salam bin Misykam Al-Yahudi, kemudian
menikah lagi dengan Kinanah bin Abul Huqoiq. Salam dan Kinanah adalah
penyair. Shofiyah tidak memiliki anak sama sekali dari Salam dan Kinanah.
Setelah kinanah wafat maka Shofiyah di merdekakan oleh nabi Muhammad lalu di
nikahi di umur kurang dari 17 tahun dan mas kawinnya adalah kemerdekaannya.
Shofiyah wafat di bulan Romadhon tahun 50 H, ada yang mengatakan wafat tahun 52
H di masa Mu’awiyah dan dimakamkan di Baqi’.
5)
Maimunah binti Harits bin Hazin;
ia adalah bibiknya (dari ibu) ‘Abdulloh bin ‘Abbas dan ia juga bibiknya Kholid
bin Walid, saudari-saudarinya adalah Asma﮲ binti ‘Umais, Salma binti ‘Umais,
Zainab binti Khuzaimah (istri nabi Muhammad). Maimunah di masa jahiliyahnya
mempunyai suami Mas’ud bin ‘Amrin kemudian cerai, lalu menikah lagi dengan Abu
Rohm bin ‘Abdul ‘Uza Al-‘Amiriy. Sesudah Abu Rohm wafat lalu Maimunah dinikahi
oleh nabi Muhammad pada tahun 7 H saat umroh qodho﮲. Maimunah wafat
di usia 80 tahun pada tahun 51 H di Sarif dekat Tan’im dan di makamkan di Sarif
juga. Ia adalah istri terakhir nabi Muhammad dan dia wafat paling akhir di
antara istri-istrinya.
6)
Ummu Habibah; namanya Romlah
binti Abu Sofyan bin Harb, ia adalah putri bibiknya (dari ayah) ‘Utsman
bin Affan. Dia islam lebih dulu lalu ikut hijrah ke Habasyah (Etiopia)
beserta suaminya yang bernama ‘Abdulloh bin Jahsyin. Suaminya di Habasyah
masuk nasrani dan wafat di Habasyah sedangkan Ummu Habibah tidak
mau masuk nasrani dan tetap memeluk agama Islam. Setelah itu nabi Muhammad
mengutus ‘Amr bin Umaiyah ke raja Najasyi (raja Negos) untuk menikahkan nabi
Muhammad dengan Ummu Habibah, lalu dinikahkannya dan mas kawinnya yang
memberi ialah raja Najasyi sebesar 400 dinar. Menurut qoul shohih yang
menikahkannya adalah Kholid bin Sa’id bin ‘Ash karena dia adalah anak pamannya
Ummu Habibah. Ummu Habibah wafat tahun 44 H.
7)
Ummu Salamah binti Abu ‘Umaiyah bin
Al-Mughiroh Al-Makhzumi; namanya Hindun. Hindun sebelum dinikahi nabi Muhammad
telah menikah dengan Abu Salamah, putra bibiknya (dari ayah) nabi Muhammad yang
bernama Barroh binti ‘Abdul Muththolib dan saudaranya nabi Muhammad
sepersusuan. Hindun dengan Abu Salamah mempunyai anak Salamah, ‘Umar, Durroh
dan Zainab. Sesudah Abu Salamah wafat lalu Hindun saat umur 30 tahun dinikahi
oleh nabi Muhammad pada bulan Syawal tahun empat H. Hindun termasuk orang yang
ikut hijrah ke Habasyah (Etiopia) dan juga ikut hijrah ke Medinah.
Hindun wafat saat umur 84 tahun di masa kholifah Yazid bin Mu’awiyah tahun 60 H
dan di sholatkan oleh Abu Huroiroh (ada yang mengatakan disholatkan Said bin
Zaid) kemudian dimakamkan di Baqi’.
8)
Zainab binti Jahsyin; ia
adalah putri bibiknya (dari ayah) nabi Muhammad yang benama Amimah binti ‘Abdul
Muththolib. Sebelum dinikahi nabi Muhammad ia berada di bawah kekuasaan
majikannya yang namanya Zaid bin Haritsah, kemudian di cerai dan
dinikahi Muhammad tahun 5 H saat umur 35 tahun sesudah habis masa iddahnya.
...فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا...
الاية ﴿الأحزاب ٣٧﴾
Artinya: ...Maka ketika Zaid
telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan
engkau dengan dia (Zainab setelah habis iddahnya)... Al-Ayat. ﴾QS. Al-Ahzab 38﴿.
Zainab membanggakan dirinya atas para
istri nabi Muhammad dan ia berkata; “Alloh menikahkan aku dengan nabi Muhammad
(atas perintah) dari atas langit ke tujuh”. Dia adalah istri nabi Muhammad yang
wafat paling dahulu pada tahun 20 H masa Kholifah ‘Umar bin Khoththob di saat
umur 53 tahun dan di sholatkan oleh ‘Umar bin Khoththob kemudian dimakamkan di
Baqi’. Dia adalah sebab turunnya Hijab (kerudung atau jilbab).
9)
Juwairiyah binti Harits
Al-Khuza’iyah; dia sebelumnya berada dalam tawanan Bani Mushtholiq dari
Khuza’ah, lalu jatuh menjadi bagian Tsabit bin Qis bin Syamas Al-Anshoriy. Dia
pada waktu umur 20 tahun mendapat keberuntungan dari Alloh karena dinikahi oleh
nabi Muhammad. Ia wafat saat umur 70 tahun (ada yang mengatakan umurnya adalah
65 tahun) di Medinah pada tahun 56 H dan di sholatkan oleh Marwan bin Hakam.
Menikah lebih dari empat boleh bagi
nabi Muhammad karena hal itu adalah bagian dari kekhususannya seperti halnya
nikah tanpa wali dan tanpa saksi. Nabi Muhammad menikah lebih dari empat bukan
karena hiperseksual (mempunyai nafsu yang berlebihan untuk melakukan hubungan
seks) dan juga bukan karena menuruti nafsu, tetapi karena hikmah-hikmah dan
tujuan lain;
a)
Di temukan hubungan yang kuat dengan
lantaran adanya kekeluargaan melalui pernikahan, antara nabi Muhammad dan para
sahabatnya juga para pembesar kaumnya sehingga mudah mencapai solusi di dalam
permasalahan yang berselisih dengan tanpa sekat atau tabir. Ini adalah sebagian
dari perkara yang membantu pertahanan di waktu permulaan dakwah Islam.
b)
Kehidupan nabi Muhammad adalah
pelajaran untuk umatnya juga panutan yang bagus. Di dalam poligami beliau ada
manfaat besar bagi umat, agar para istri nabi bisa menyampaikan perkara yang
berhubungan dengan kehidupan harian beliau, karena yang banyak mengetahui
kehidupan beliau adalah para istrinya. Banyak hadits yang sampai ke kita dari
para istrinya, maka dari itu kita bisa mengetahui banyak hukum-hukum yang
berhubungan dengan kehidupan rumah tangganya serta bisa mengetahui haid, nifas,
tata cara mandi dan tata cara bergaul dengan iastri dll. Para istri beliau
adalah penolongnya dalam menyampaikan risalah, mendatangkan amanah dan
mengajarkan agama kepada umat Islam.
c)
Kebanyakan para istri nabi Muhammad sebelum
menikah dengannya ialah wanita muslimat dan telah di ceraiakan suaminya. Supaya
kehidupannya tidak nganggur dan rusak maka nabi Muhammad mengasuhnya untuk di
jaga.
Apakah dibenarkan jika nabi Muhammad
di katakan laki-laki yang hiperseksual (mempunyai nafsu yang berlebihan untuk
melakukan hubungan seks) dengan mengingat permulaan pernikahannya ialah dengan
seorang wanita yang berusia 40 tahun (Khodijah) dan nabi Muhammad tidak pernah
menikah lagi selama Khodijah masih hidup hingga usia beliau mendekati 50 tahun?
Jawabannya tidak benar, kapan nabi Muhammad nganggur dan bersenang-senang
dengan istri-istrinya?, beliau selalu berjihad terus dalam menyebarkan da’wah,
menghadapi musuh setiap dalam peperangan, rutin beribadah di waktu malam dan di
waktu penghujung siang, banyaknya istri tidak pernah menyibukkan dari menyembah
Tuhannya, ulet mendirikan kewajiban-kewajiban kerasulan, senantiasa bangkit
dengan memikul beban da’wah dan jihad di jalan Alloh.
Dengan demikian bisa di ketahui bahwa
orang yang mengatakan nabi Muhammad hiperseksual adalah cuma buat-buat dan
tidak ada dasarnya.
No comments:
Post a Comment