ISRO﮲ DAN MI’ROJ.
Orang mukallaf (dewasa dan berakal
yang dibebani tanggung jawab/yang wajib mendirikan syariat [undang-undang agama
]) wajib meyakini bahwa sesungguhnya Alloh SWT memuliakan nabi Muhammad SAW
dengan Isro﮲ yaitu perjalanan malam dari Masjidil Harom (Mekah)
ke Masjidil Aqsho atau Baitul Muqoddas atau Baitul Maqdis (Palestina), dan
Mi’roj yaitu naik dari Masjidil Aqsho ke langit 1 sampai langit ke 7. Nabi
Muhammad di perlihatkan oleh Alloh tentang ayat-ayat (tanda kekuasaan Alloh)
yang besar dan di luapi rahmat-Nya di Sidrotul Muntaha. Yang demikian itu
terjadi pada malam 27 Rojab satu tahun sebelum hijrah.
سُبْحَانَ الَّذِي
أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
﴿الإسراء ۱﴾
Artinya: Maha Suci (Alloh) yang telah
memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Harom ke
Masjidil Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya (Masjidil Aqsho dan daerah
sekitarnya dapat berkah dari Alloh dengan diturunkannya nabi-nabi di negeri itu
berikut kesuburan tanahnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian
tanda-tanda (kebesaran) Kami, sesungguhnya Dia maha mendengar lagi maha melihat.
﴾QS. Al-Isro﮲ 1﴿.
Nabi Muhammad melihat Alloh dengan
tanpa perumpamaan (tidak seperti siapapun juga tidak seperti apapun). ‘Ulama﮲ berbeda pendapat, apakah Isro﮲ Mi’rojnya nabi Muhammad itu
jasad dan ruhnya apa hanya ruhnya saja? Mayoritas ‘ulama﮲ berpendapat bahwa Isro﮲ Mi’roj terjadi antara roh dan jasadnya dalam satu malam dengan
keadaan sadar dan terjaga. Di malam Isro﮲ Mi’roj nabi Muhammad menerima
wahyu sholat lima puluh waktu, kemudian nabi Muhammad bolak-balik meminta
keringanan atas permintaan nabi Musa yang akhirnya menjadi sholat wajib lima
waktu sehari semalam.
Isro﮲ Mi’roj bukan untuk melihat Alloh dan bermunajat dengan-Nya,
tetapi untuk memperlihatkan keajaiban-keajaiban kerajaan besarnya Alloh dan
tanda-tanda maha kuasan-Nya untuk mengistimewakan kepada nabi Muhammad.
...لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا... الاية ﴿الإسراء ۱﴾
Artinya: ...agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami... Al-Ayat. ﴾QS. Al-Isro﮲ 1﴿.
لَقَدْ رَأَى مِنْ
آَيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى ﴿النجم ١٨﴾
Artinya: Sungguh benar dia telah
melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar. ﴾QS. An-Najm 18﴿.
Munajat
itu tidak membutuhkan tempat. Munajatnya nabi Muhammad di Sidrotul Muntaha,
nabi Musa di Thur Saina﮲ (gunung Sinai), nabi Yunus di
dalam perut ikan, semuanya menurut Alloh sama saja.
Kisah
Isro﮲ Mi’roj termasuk bab mu’jizat, karena tiap nabi mempunyai
mu’jizat (sesuatu yang berbeda denga adat) yang wajib di imani sebab tidak bisa
di akal.
TABLIGH NABI MUHAMMAD KE UMATNYA.
Tidak
diragukan lagi bahwa sesungguhnya nabi Muhammad benar-benar telah menyampaikan
kepada umatnya tentang berita Isro﮲ Mi’roj dan kewajiban sholat lima
waktu di waktu shubuhnya malam Isro﮲ Mi’roj, maka beberapa orang yang
sebelumnya iman dan membenarkannya menjadi murtad. Isro﮲ Mi’roj merupakan ujian bagi
mereka.
...وَمَا جَعَلْنَا
الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةً لِلنَّاسِ... الاية ﴿الإسراء ٦٠﴾
Artinya: ...Dan Kami tidak
menjadikan penglihatan (keajaiban bumi dan langit) yang telah Kami perlihatkan
kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia... Al-Ayat. ﴾QS. Al-Isro﮲ 60﴿.
Orang
yang pertama kali membenarkan Isro﮲ Mi’roj ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
maka dari itu ia di juluki Ash-Shiddiq (yang banyak membenarkan). Abu Bakar
selalu membenarkan dengan langsung juga cepat setiap sesuatu yang di bawa nabi
Muhammad dan tidak pernah ragu.
عن عائشة قالت: لما أسري برسول الله صلى الله عليه وسلّم إلى المسجد الأقصى،
أصبح يحدث الناس بذلك فارتد ناس ممن كانوا آمنوا به وصدقوه، وسعوا بذلك إلى أبي بكر،
فقالوا: هل لك في صاحبك ؟ يزعم أنه أسري به الليلة إلى بيت المقدس، فقال: أو قال ذلك
؟ قالوا: نعم، قال: لئن كان قال ذلك لقد صدق، قالوا فتصدقه أنه ذهب الليلة إلى بيت
المقدس وجاء قبل أن يصبح ؟ قال نعم إني لأصدقه فيما هو أبعد من ذلك، أصدقه في خبر السماء
في غدوة أو روحة، فلذلك سمي أبو بكر الصديق. ﴿رواه البيهقي. تفسير ابن كثير ج ٥ \
ص ۳, المرجع الاكبر﴾
Artinya: Dari ‘Aisyah RA
berkata; Ketika rosululloh SAW telah di Isro﮲kan ke Masjil Aqsho lalu pagi-pagi rosululloh menceritakan kepada manusia
hal tersebut maka sebagian orang-orang yang beriman dan percaya menjadi murtad,
mereka (orang-orang yang murtad) dengan cerita itu kemudian mendatangi Abu
Bakar dan berkata “apakah kamu (percaya) sahabatmu (Muhammad)? Dia (sahabatmu)
berkata bahwa sesungguhnya ia di Isro﮲kan tadi malam ke Baitul Maqdis/Muqoddas”, Abu bakar berkata “apa dia (Muhammad)
berkata demikian?”, mereka berkata “iya”, Abu bakar berkata “sungguh jika ia
(Muhammad) berkata demikian maka pasti benar”, mereka berkata “kamu percaya dia
berangkat tadi malam ke Baitul Maqdis/Muqaddas dan datang (kembali) sebelum
shubuh?” Abu bakar berkata “iya, sesungguhnya aku mempercayai (membenarkan)
sesuatu yang lebih jauh dari itu, aku mempercayai (membenarkan) kabar langit di
pagi dan sore”. Maka dari itu Abu Bakar di sebut Ash-Shiddiq. ﴾HR. Al-Baihaqi. Tafsir Ibnu
Katsir Juz 5 Hal 3, Al-Marji’ul
Akbar﴿.
No comments:
Post a Comment