اَلشَّمْسُ
SURAT ASY-SYAMS (MATAHARI)
Surat ke 91 diturunkan di Makkah terdiri dari 15 ayat, 54
kata dan 247 huruf.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا -١-
1. Demi matahari
dan cahayanya pada waktu duha (pagi),
Wasy
syamsi wa dluhāhā (demi matahari dan cahayanya pada waktu duha [pagi]), yakni
Alloh Ta‘ala Bersumpah dengan matahari dan cahayanya.
وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا -٢-
2. Dan (demi) bulan
apabila mengiringinya,
Wal qomari
idzā talāhā (dan [demi] bulan apabila mengiringinya), yakni apabila mengikutinya.
Ia mengikuti matahari pada malam pertama saat hilal terihat.
وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا -٣-
3. Dan (demi) siang
apabila menampakkannya,
Wan
nahāri idzā jallāhā (dan [demi] siang apabila menampakkannya), yakni apabila
menampakkan kegelapan malam.
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا -٤-
4. Dan (demi) malam
apabila menyelimutinya,
Wal
laili idzā yagh-syāhā (dan [demi] malam bila menyelimutinya), yakni menutupi
cahaya siang menjadi gelap gulita.
وَالسَّمَاء وَمَا بَنَاهَا -٥-
5. Dan (demi)
langit serta Dzat yang telah Mendirikannya,
Was
samā-i wa mā banāhā (dan [demi] langit serta Dzat yang telah Mendirikannya),
yakni (Dzat) yang telah Menciptakannya, yaitu Alloh Ta‘ala. Alloh Ta‘ala
Bersumpah dengan Diri-Nya sendiri.
وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا -٦-
6. Dan (demi) bumi
serta Dzat yang telah Menghamparkannya,
Wal
ar-dli wa mā thohāhā (dan [demi] bumi serta Dzat yang telah Menghamparkannya),
yakni Dzat yang telah Membentangkannya di atas air.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا -٧-
7. Dan (demi) jiwa
serta Dzat yang telah Menyempurnakannya.
Wa
nafsiw wa mā sawwāhā (dan [demi] jiwa serta Dzat yang telah Menyempurnakannya),
yakni Dzat yang telah Menyempurnakan Makhluk-Nya dengan dua tangan, dua kaki,
dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota badan.
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا -٨-
8. Kemudian Dia
Mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatan dan ketakwaan.
Fa
alhamahā fujūrohā wa taqwāhā (kemudian Dia Mengilhamkan kepada jiwa itu [jalan]
kejahatan dan ketakwaan), yakni kemudian Dia Memperkenalkan dan menerangkan
kepadanya apa yang mesti dikerjakan dan apa yang harus dijauhi. Alloh Ta‘ala
Bersumpah dengan Diri-Nya sendiri dan dengan semua hal tersebut.
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا -٩-
9. Sungguh beruntung
(berbahagia) orang yang telah menyucikannya.
Qod
aflaha (sungguh beruntung [berbahagia]), yakni sungguh beruntunglah jiwa, Maη
zakkāhā (orang yang telah menyucikannya), yakni orang yang telah Diberi
kesalehan, makrifah, dan taufik oleh Alloh Ta‘ala.
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا -١٠-
10. Dan sungguh
merugi orang yang telah mengotorinya.
Wa qod
khōba (dan sungguh merugi), yakni merugilah
jiwa.
Maη dassāhā (orang yang telah mengotorinya), yakni orang yang telah Disesatkan
dan Ditelantarkan Alloh Ta‘ala.
كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا -١١-
11. Kaum Tsamud
telah mendustakan karena melampaui batas.
Kadz-dzabat
tsamūdu (kaum Tsamud telah mendustakan), yakni kaum Nabi Sholih telah
mendustakan.
Bi thogh-wāhā (karena melampaui batas), yakni kesesatan mereka telah membawa
mereka pada hal itu.
إِذِ انبَعَثَ أَشْقَاهَا -١٢-
12. Ketika bangkit
orang yang paling celaka di antara mereka.
Idzimba‘atsa
asy-qōhā (ketika bangkit orang yang paling
celaka di antara mereka), yakni ketika orang yang paling celaka berdiri (Qodr
bin Salif dan Mashda‘ bin Dahw), kemudian menyembelih unta betina itu.
فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا -١٣-
13. lalu Rosul Alloh
(Sholih) berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina dari Alloh ini dengan
minumannya.”
Fa qōla lahum
rasūlullōhi (lalu berkatalah Rosul Alloh kepada
mereka), yakni berkatalah Nabi Sholih A.S. sebelum mereka menyembelih unta
betina itu. Nāqatallōhi (Unta betina Allah), yakni biarkanlah
Unta betina Alloh itu. Wa suqyāhā (dan minumannya).
فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُم بِذَنبِهِمْ فَسَوَّاهَا
-١٤-
14. Namun mereka
mendustakan dia (Nabi Sholih), kemudian menyembelihnya. Karena itu, mereka
Dibinasakan oleh Tuhan mereka disebabkan dosa-dosa mereka, lalu Dia
Meratakannya.
Fa
kadz-dzabūhu (namun, mereka mendustakan dia [Nabi Sholih]), yakni mendustakan Nabi
Sholih A.S. dan risalah yang dia emban.
Fa ‘aqorūhā (kemudian menyembelihnya), yakni menyembelih unta betina tersebut. Fa damdama ‘alaihim robbuhum bi dzambihim (karena
itu, mereka Dibinasakan oleh Tuhan mereka disebabkan dosa-dosa mereka), yakni
karena telah membunuh unta betina dan mendustakan Nabi Sholih A.S.. Fa sawwāhā (lalu Dia Meratakannya), yakni Meratakan
mereka dengan adzab itu, baik yang besar maupun yang kecil.
وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا -١٥-
15. Dan Dia tidak
takut akan akibatnya.
Wa lā yakhōfu ‘uqbāhā (dan Dia tidak takut akan akibatnya),
yakni tidak takut apabila ada yang menuntut balas. Menurut satu pendapat,
kemudian mereka menyembelih unta betina itu dan tidak takut oleh akibat yang
menyertainya.
No comments:
Post a Comment