اَلْاِنْشِرَاحُ/اَلشَّرْحُ
SURAT AL-INSYIROH/ASY-SYARH (MELAPANGKAN)
Surat ke 94 diturunkan di Makkah terdiri dari 8 ayat, 29
kata dan 103 huruf.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
-١-
1. Bukankah Kami telah Melapangkan untukmu dadamu
(Muhammad)?
A lam
nasyroh laka shodrok (bukankah Kami telah Melapangkan untukmu dadamu). Ayat ini
masih berhubungan dengan Firman-Nya, dan Dia Mendapati kamu sebagai seorang
yang kekurangan, kemudian Dia Memberi kecukupan (Q.S. 93 adl-Dluhā: 8).
Kemudian Alloh Ta‘ala Berfirman, a lam nasyroh laka. (bukankah Kami telah
Melapangkan untukmu), hai Muhammad; shodrok .(dadamu), yakni hatimu untuk
Islam? Bukankah Kami telah Melembutkan hatimu pada hari perjanjian, dengan
makrifah, pemahaman, pertolongan, keyakinan, dan lain sebagainya? Menurut satu
pendapat, bukankah Kami telah Melapangkan hatimu dengan kenabian? Dan Nabi SAW.
mengiyakannya. Lalu Alloh Ta‘ala Berfirman lagi:
وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
-٢-
2. Dan Kami telah
Menghilangkan bebanmu darimu,
Wa wadho‘nā
‘angka wizrok (dan Kami telah Menghilangkan beban [kesusahan-kesusahan yang
diderita Nabi Muhammad SAW. dalam menyampaikan risalah] darimu), yakni Kami
telah Menurunkan dosa darimu.
الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ -٣-
3. Yang memberatkan
punggungmu?
Alladzī
‘angqodho zhohrok (yang membebani punggungmu), yakni dosa yang membebani
punggungmu. Menurut satu pendapat, yang telah membebani punggungmu dengan
kenabian. Dan beliau pun mengiyakannya. Lalu Alloh Ta‘ala Berfirman lagi:
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ -٤-
4. Dan Kami telah
Meninggikan bagimu sebutanmu.
Wa
rofa‘nā laka dzikrok (dan kami telah meninggikan bagimu sebutanmu), yakni telah
meninggikan suaramu dengan adzan, doa, dan syahadat. Kamu akan disebut-sebut
sebagaimana aku disebut. Nabi saw. Pun mengiyakannya. Selanjutnya alloh ta‘ala
berfirman untuk menghibur nabi-nya sehubungan dengan kefakiran dan kesulitan
yang beliau hadapi.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً -٥-
5. Maka
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
Fa inna
ma‘al ‘usri yusrō (karena sesungguhnya di samping
kesulitan itu ada kemudahan), yakni di samping kesempitan itu ada kelapangan.
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً -٦-
6. Sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan.
Inna ma‘al ‘usri yusrō
(sesungguhnya di samping kesulitan itu ada kemudahan), yakni di samping
kesempitan itu ada kelapangan. Alloh Ta‘ala Menyebut satu kesulitan di antara
dua kemudahan.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ -٧-
7. Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
Fa idzā
faroghta (kemudian apabila kamu telah selesai) dari pertempuran, jihad, dan
peperangan. Faηshob (maka bersungguh-sungguhlah) dalam beribadah. Menurut satu
pendapat, fa idzā faroghta (kemudian apabila kamu telah selesai) dari sholat
wajib; faηshob (maka bersungguh-sungguhlah) dalam berdoa. Sebagian mufasir
menafsirkan jika engkau (Muhammad) telah selesai berdakwah, beribadahlah kepada
Alloh; jika telah selesai urusan dunia, kerjakanlah urusan akhirat. Ada lagi
yang mengatakan, “Jika telah mengerjakan sholat, berdoalah.”
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ -٨-
Dan hanya kepada Tuhan-mu, hendaklah kamu berharap.
Wa ilā robbika farghob
(dan hanya kepada Tuhan-mu, hendaklah kamu berharap), yakni dan untuk segala
keperluanmu, maka panjatkanlah kepada Tuhan-mu.
No comments:
Post a Comment