Monday, 19 October 2015

Surat Al-A'laa

اَلْأَعْلَى
SURAT AL-A’LAA (YANG PALING TINGGI)
Surat ke 87 diturunkan di Makkah terdiri dari 19 ayat, 72 kata dan 284 huruf.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى -١-
1. Sucikanlah nama Tuhan-mu Yang Maha Tinggi,
Sabbihisma rabbikal a‘lā (sucikanlah Nama Tuhan-mu Yang Maha Tinggi), yakni sholatlah kamu, hai Muhammad, sesuai dengan Perintah Tuhan-mu Yang Maha Tinggi; paling tinggi dari segala sesuatu. Ada yang berpendapat, berzikirlah, hai Muhammad, dengan mengesakan Tuhan-mu. Menurut yang lain, ucapkanlah, hai Muhammad, subhāna rabbiyal a‘lā (Maha Suci Tuhan-ku Yang Maha Tinggi) ketika sujud.
الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى -٢-
2. Yang telah Menciptakan seraya menyempurnakan,
Alladzī kholaqa (yang telah Menciptakan) semua yang bernyawa.
Fa sawwā (seraya menyempurnakan) Penciptaan-Nya dengan memberi dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, dan seluruh anggota tubuh.
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى -٣-
3. Yang Menentukan, kemudian Memberi petunjuk,
Wal ladzī qoddaro (yang Menentukan), yakni yang telah Menjadikan semua laki-laki dan perempuan. Fa hadā (kemudian Memberi petunjuk), yakni kemudian mengenalkan dan mengilhamkan, bagaimana laki-laki dan perempuan itu menjadi sempurna. Menurut satu pendapat, Dia benar-benar telah Menciptakannya dalam rupa yang cantik atau jelek, tinggi atau pendek. Ada yang berpendapat, Dia telah Menakdirkan kebahagiaan dan kecelakaan bagi Makhluk-Nya; fa hadā (kemudian Memberi petunjuk), yakni kemudian Menjelaskan keimanan dan kekafiran serta kebaikan dan kekafiran.
وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى -٤-
4. Dan yang Mengeluarkan rerumputan.
Wal ladzī akh-roja (dan yang Mengeluarkan), yakni yang Menumbuhkan dengan adanya hujan. Al-mar‘ō (rerumputan), yakni rerumputan yang hijau.
فَجَعَلَهُ غُثَاء أَحْوَى -٥-
5. Kemudian Dia Menjadikan rerumputan itu sebagai sampah yang hitam.
Fa ja‘alahū (kemudian Dia Menjadikan rerumputan itu), sesudah hijau. Ghutsā-an (sebagai sampah), yakni yang kering. Ahwā (yang hitam) manakala sudah lewat satu tahun.
سَنُقْرِؤُكَ فَلَا تَنسَى -٦-
6. Kami akan Membacakan kepadamu sehingga kamu pun tidak akan lupa,
Sa nuqri-uka (Kami akan Membacakan kepadamu), yakni Kami akan Mengajarkan Al-Quran kepadamu, hai Muhammad. Menurut yang lain, Jibril akan membacakan Al-Quran kepadamu. Fa lā taηsā (sehingga kamu pun tidak akan lupa)
إِلَّا مَا شَاء اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى -٧-
7. Kecuali apa yang Dikehendaki Allah. Sesungguhnya Dia Mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi.
Illā mā syā-allōh (kecuali apa yang Dikehendaki Alloh), dan Alloh Ta‘ala benar-benar telah Menghendaki agar kamu tidak lupa. Alhasil, sesudah itu Nabi Muhammad SAW. tidak lupa sedikit pun dari Al-Quran.  Innahū ya‘lamul jahra (sesungguhnya Dia Mengetahui yang tampak), yakni ucapan dan perbuatan yang terang-terangan. Wa mā yakh-fā (dan yang tersembunyi), yakni rahasia tersembunyi yang tidak kamu katakan.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى -٨-
8. Dan Kami akan Menuntunmu ke jalan yang paling mudah.
Wa nuyassiruka lil yusrō (dan Kami akan Menuntunmu ke jalan yang paling mudah), yakni Kami akan Memberimu kemudahan dalam menyampaikan risalah dan segala bentuk ketaatan.
فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَى -٩-
9. Karena itu, sampaikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat.
Fa dzakkir (karena itu, sampaikanlah peringatan), yakni nasihatilah dengan Al-Quran dan Alloh Ta‘ala. In nafa‘atidz dzikrā (karena peringatan itu bermanfaat), yakni tiadalah nasihat Al-Quran dan Alloh Ta‘ala akan bermanfaat kecuali bagi orang-orang yang takut kepada Alloh Ta‘ala. Dan itulah orang Mukmin.
سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَى -١٠-
10. Orang yang takut akan menerima peringatan,
Sa yadz-dzakkaru (akan menerima peringatan itu), yakni akan menerima nasihat Al-Quran dan Alloh Ta‘ala.
May yakh-syā (orang yang takut) kepada Alloh Ta‘ala. Dialah Muslim.
وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى -١١-
11. Dan orang yang sangat celaka akan menjauhinya.
Wa yatajannabuhā (dan akan menjauhinya), yakni akan menjauh dan pindah dari nasihat Al-Quran dan Alloh Ta‘ala. Al-asyqā (orang yang sangat celaka), yakni orang yang celaka menurut Ilmu Alloh Ta‘ala.
الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى -١٢-
12. Yaitu orang yang akan masuk ke dalam neraka yang sangat besar.
Alladzī yash-lan nāro (yaitu orang yang akan masuk ke dalam neraka), yakni yang akan masuk ke dalam neraka, di akhirat. Al-kubrō (yang sangat besar), tak ada satu aczab pun yang lebih besar daripada adzab neraka.
ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى -١٣-
13. Kemudian di dalamnya ia tidak akan mati dan tidak pula hidup.
Tsumma lā yamūtu fīhā (kemudian di dalamnya ia tidak akan mati), yakni di dalam neraka itu ia tidak akan mati, hingga (ia dapat) beristirahat. Wa lā yahyā (dan tidak pula hidup), yakni kehidupan yang berguna baginya.
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى -١٤-
14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)
Qod aflaha (sungguh berbahagialah), yakni sungguh beruntung dan selamat. Maη tazakkā (orang yang menyucikan diri), yakni orang yang mengambil pelajaran dari Al-Quran serta mengesakan Alloh Ta‘ala.
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى -١٥-
15. Dan ingat akan Nama Tuhan-nya, kemudian ia sholat.
Wa dzakarasma (dan ingat akan Nama), yakni Perintah. Robbihī (Tuhan-nya) untuk menunaikan sholat lima waktu dan perintah-perintah lainnya .Fa shollā (kemudian ia shalat), yakni sholat lima waktu secara berjamaah. Ayat ini memiliki penafsiran lain, yaitu: qod aflaha (sungguh berbahagialah), yakni sungguh beruntung dan selamat; maη tazakkā (orang yang menyucikan diri), yakni orang yang mengeluarkan zakat fitrah sebelum ia keluar menuju tempat sholat; wa dzakarasma rabbihī (dan ingat akan Nama Tuhan-nya), yakni bertahlil dan bertakbir saat ia pergi dan kembali; fa shollā (kemudian ia sholat), yakni sholat ‘id bersama imam.
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا -١٦-
16. Namun, kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia.
Bal tutsirūnal hayātad dun-yā (namun, kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia), yakni lebih memilih beramal untuk dunia dan pahala dunia, daripada pahala akhirat.
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى -١٧-
17. Padahal akhirat lebih baik dan lebih langgeng.
Wal ākhiratu (padahal akhirat), yakni beramal untuk akhirat dan pahala akhirat. Khoirun (lebih baik), yakni lebih utama daripada pahala dunia dan beramal untuk dunia. Wa abqō (dan lebih langgeng), yakni lebih kekal.
إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى -١٨-
18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam suhuf-suhuf terdahulu.
Inna hādzā (sesungguhnya ini), yakni Firman Alloh mulai dari ayat, sungguh berbahagialah… (Q.S. 87 Al-A‘lā: 14) sampai ayat ini. La fish shuhufil ūlā (benar-benar terdapat dalam suhuf-suhuf terdahulu), yakni terdapat dalam kitab-kitab yang terdahulu.
صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى -١٩-
19. Yaitu suhuf Ibrahim dan Musa.
Shuhufi ibrōhīma wa mūsā (yaitu suhuf Ibrohim dan Musa), yakni kitab Musa (Taurat), dan kitab Ibrohim. Alloh Ta‘ala telah Mengetahui hal itu.

No comments:

Post a Comment