Saturday, 24 October 2015

Cara mengatasi has stopped working

HAS STOPPED WORKING
Assalamu 'alaikum wr wb
Salam sejahtera bagi semuanya
            Maaf, sebelumnya saya akan sedikit bercerita dahulu yang mana cerita ini membut saya pusing. Kepala rasanya muter-muter karena baru dilanda musibah besar… ups bukann, musibah kecil.. wkwkwk….. Dahulu laptop saya mengalami masalah yang cukup membingungkan. Sudah berbagai upaya saya lakukan tetapi belum ketemu solusinya. Masalah tersebut yaitu Microsoft Word-nya muncul tulisan "stopped working (mogok bekerja)", atau istilah umumnya close sendiri. Berkali-kali Microsoft Word digunakan berkali-kali juga muncul tulisan "stopped working" yang pada akhirnya close sendiri. Beberapa cara saya lakukan supaya laptopnya normal kembali karena kurang lebih 1 minggu lagi ada pertemuan. Cara-cara tersebut adalah:
1.     Restart. Waktu itu aku pikir cuma eror biasa saja. Saat Microsoft Word eror maka aku coba restart, barangkali bisa pulih. Laptopnya saya restart ternyata Microsoft Word-nya pulih. Hatiku senag banget sebab aku bisa mengerjakan pekerjaan. Laptop aku pakai dalam hitungan menit yang cukup lama tiba-tiba muncul tulisan "stopped working" kembali, cenut-cenut dech kepalaku... Aku bingung lalu bertanya ke teman yang menurutku berpengalaman dan beliau menyarankan instal ulang Microsoft.
2.     Instal ulang Microsoft. Sesuai saran dari teman seperti tersebut diatas, maka Microsoft-nya di instal ulang. Sebelum di instal ulang aku pakai Microsoft 2007 dan di instal  ulang Microsoft 2007. Selesai di instal laptop saya bawa pulang, tiba di rumah dipakai mengerjakan tugas kurang dari 20 menit muncul lagi tulisan "stopped working" dan close sendiri. Microsoft dibuka lagi, dipakai ujung-ujungnya close sendiri terus-menerus. Kemudian laptop aku kembalikan ke tempat instal ulangnya, setelah aku sampaikan keluhan yang sama dengan keluhan sebelumnya, dari pihak penjaga toko (tempat instal ulang) menyarankan untuk ganti Microsoft 2010. Al-hasil aku setujui saja karena ingin segera normal laptopnya. Habis instal Microsoft 2010 lalu saya coba setelah beberap menit muncul lagi tulisan "stopped working", keluhan tersebut aku tunjukan ke penjaga toko dan dia menyarankan instal Windows. Tanpa pikir panjang aku iyakan saran itu dan selesai sudah instal ulang Windows-nya. Ternyata ech ternyata masih muncul lagi tulisan "stopped working" yang berujung close sendiri. Haduuuchhh... ngelus-ngelus kepala niich.. dari pihak toko juga nyerah browww.,. gregetan mau aku banting laptopnya tetapi eman-eman,,, hehe. Akhirnya disarankan dari pihak toko agar dibawa ke Service Center.
3.     Ke Service center. Keesokan harinya cepat-cepat ke Service Center, GPL,,, wkwkwk... terlalu semangat biar laptopnya normal kembali. Setiba di Service Center keluhan saya jelaskan ke pekerjanya dan laptopnya disuruh ninggal dan akan dihubungi bila sudah selesai di service. Usai menunggu 2 hari akhirnya ada pemberitahuan bahwa laptopnya sudah jadi, lalu saya ambil terus segera pulang karena terburu-buru.
Sesudah sampai rumah laptop tidak langsung saya pakai karena terburu-buru keluar rumah. Di malam harinya laptop dipakai tidak lama kemudian tulisan "stopped working" muncul lagi., pusiiiiiiiiiiiiiing kepalaku.. huuuuuwhffff..
Aku tidak menyerah begitu saja karena menurut keterangan dari Service Center laptopnya tidak mengalami masalah sedikitpun, akhirnya aku otak-atik sendiri lewat Control Panel, al-hamdu lillah berhasil. Nah,,.. pembaca yang terhormat, cara untuk mengatasi "stopped working" adalah sebagai berikut:
1.     Buka Control Panel.
2.     Buka System and Security.
3.     Buka System.
4.     Klik Change settings.
5.     Klik Advanced.
6.     Klik settings yang berada di kolom performance.
7.     Klik Data execution Prevention.
8.     Klik "Add" dan cari aplikasi yang bermasalah di "Look in".
9.     Klik open setelah aplikasi yang bermasalah ditemukan dan di akhiri "OK".
Cara diatas aku tempuh al-hamdu lillah manjur dan tidak eror lagi. selamat mencoba dan semoga berhasil juga.
Sekian, terima kasih.

Wassalamu 'alaikum wr wb

Friday, 23 October 2015

Surat An-Naba'

Innā aηdzarnākum(sesungguhnya Kami telah Memperingatkan kalian), yakni Kami telah Memberikanancaman kepada kalian, hai penduduk Mekah! ‘Adzābang qarīban (akan adzab[akhirat] yang tidak lama lagi) akan terjadi. Yauma yaηzhurul mar-u (pada hariitu seseorang akan melihat), yakni orang Mukmin akan melihat. Menurut yang lain,orang kafir akan melihat. Mā qaddamat (apa-apa yang telah dipersembahkan),yakni yang telah diperbuat. Yadāhu (kedua tangannya) berupa kebaikan ataupunkeburukan. Wa yaqūlul kāfiru yā laitanī kuηtu turābā (dan [kala itu] orangkafir akan berkata, Alangkah baiknya sekiranya aku menjadi tanah saja) bersamahewan-hewan. Orang kafir mengangankan sekiranya ia menjadi tanah bersamahewan-hewan, karena saking hebatnya kengerian, kedahsyatan, dan adzab (padahari itu). Dan (semua itu terjadi) pada hari tiupan sangkakala pertama yangmengguncangkan.

Surat An-Naazi'aat

اَلنَّازِعَاتُ
SURAT AN-NAAZI’AAT (MALAIKAT-MALAIKAT YANG MENCABUT)
Surat ke 79 diturunkan di Makkah terdiri dari 46 ayat, 173 kata dan 953 huruf.
بِسْمِ اللّه الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
وَالنَّازِعَاتِ غَرْقاً -١-
1. Demi para malaikat yang mencabut nyawa dengan sangat keras,
Wan nāzi‘āti (demi para malaikat yang mencabut nyawa), yakni Alloh SWT. Bersumpah dengan para malaikat yang mencabut nyawa orang-orang kafir. Ghorqō (dengan sangat keras), ketika mereka menarik roh orang-orang kafir dari dadanya.
وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطاً -٢-
2. Dan malaikat yang mencabut nyawa dengan lemah lembut.
Wan nāsyithāti (dan para malaikat yang mencabut nyawa), yakni dan Alloh Ta‘ala Bersumpah dengan para malaikat yang giat mencabut nyawa orang-orang kafir seraya menimpakan segala kesusahan dan kesedihan. Nasythā (dengan kencang). Menurut satu pendapat, yang dimaksud adalah roh-roh kaum Mukminin yang bersemangat untuk segera keluar menuju surga.
وَالسَّابِحَاتِ سَبْحاً -٣-
3. Dan para malaikat yang melaju dengan cepat,
Was sābihāti sabhā (dan para malaikat yang melaju dengan cepat), yakni Alloh Ta‘ala Bersumpah dengan para malaikat yang mencabut nyawa orang-orang saleh. Mereka mengeluarkannya dengan lemah lembut dan perlahan-lahan seraya membiarkannya beristirahat. Menurut satu pendapat, yang dimaksud adalah roh-roh kaum Mukminin.
فَالسَّابِقَاتِ سَبْقاً -٤-
4. Lalu para malaikat yang berlomba dengan cepat,
Fas sābiqōti sabqā (lalu para malaikat yang berlomba dengan cepat), yakni Alloh Ta‘ala Bersumpah dengan para malaikat yang berlomba membawa roh-roh kaum Mukminin menuju surga dan membawa roh-roh kaum kafirin menuju neraka. Menurut satu pendapat, yang dimaksud adalah roh-roh kaum Mukminin yang berlomba menuju surga.
فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْراً -٥-
5. Lalu para malaikat yang mengatur urusan.
Fal mudabbirōti amrā (lalu para malaikat yang mengatur urusan), yakni Alloh Ta‘ala Bersumpah dengan para malaikat yang mangatur urusan semua hamba. Mereka adalah Jibril, Israfil, dan Malakul Maut. Ada yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan wan nāzi‘āti ghorqō, wan nāsyithōti nasythō, was. sābihāti sabhā, fas sābiqōti sabqō, semuanya adalah bintang-bintang. Dan yang dimaksud fal mudabbirōti amrō adalah para malaikat. Ada lagi yang berpendapat, wan nāzi‘āti ghorqō adalah kebengisan para penyerang; wan nāsyithōti nasythō. adalah kezaliman para penyerang; was sābihāti sabhā adalah kapal-kapal pasukan laut; fas sābiqōti sabqō adalah kuda-kuda para penyerang; dan fal mudabbirōti amrō adalah komandan para penyerang. Ada pula yang berpendapat, was, sābihāti sabhā adalah matahari, bulan, malam, dan siang. Alloh Ta‘ala Bersumpah dengan semua itu bahwasanya dua tiupan sangkakala pasti akan terjadi. Antara keduanya berselang empat puluh tahun. Dalam ayat 1-5 Alloh Bersumpah dengan malaikat-malaikat yang bermacam-macam sifat dan urusannya bahwa manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat. Sebagian mufasir berpendapat, bahwa dalam ayat-ayat ini, kecuali ayat 5, Alloh Bersumpah dengan bintang-bintang.
يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ -٦-
6. Pada hari tiupan sangkakala pertama mengguncangkan,
Yauma tarjufur rōjifah (pada hari tiupan sangkakala pertama mengguncangkan). Itulah tiupan pertama yang mengguncangkan segala sesuatu.
تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ -٧-
7. Diikuti tiupan sangkakala kedua.
Tatba‘uhar rōdifah (diikuti tiupan sangkakala kedua), yakni tiupan terakhir.
قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ -٨-
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut,
Qulūbuy yauma-idzin (hati [orang kafir] pada hari itu), yakni pada hari kiamat. Wājifah (berdebar takut).
أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ -٩-
9. Pandangannya tertunduk.
Abshōruhā khōsyi‘ah (pandangannya tertunduk)hina.
يَقُولُونَ أَئِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ -١٠-
10. Mereka berkata, Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada keadaan semula?
Yaqūlūna (mereka berkata), yakni orang-orang kafir Mekah: an-Nadhor bin al-Harits dan kawan-kawan. A innā la mardūdūna fil hāfiroh (Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada keadaan semula), yakni ke dunia. Menurut yang lain, dari kubur. Setelah orang-orang kafir mendengar adanya hari kebangkitan setelah mati mereka merasa heran dan mengejek sebab menurut keyakinan mereka tidak ada hari kebangkitan itu. ltulah sebabnya mereka bertanya.
أَئِذَا كُنَّا عِظَاماً نَّخِرَةً -١١-
11. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang-belulang yang hancur?”
A idzā kunnā ‘izhāman nakhirah (apakah setelah kita menjadi tulang belulang yang hancur akan dibangkitkan?), yakni yang hancur dan lapuk. Menurut satu pendapat, apabila nakhiroh dibaca nōkhirah (dengan memanjangkan lafazh nā) maka artinya yang telah mati. (Orang-orang kafir Mekah) berkata, Bagaimana mungkin Dia akan Membangkitkan kita (setelah mati)? Lalu Nabi SAW. menjawabnya, Benar, Dia akan Membangkitkan kalian.
قَالُوا تِلْكَ إِذاً كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ -١٢-
12. Mereka berkata, Jika demikian, hal itu merupakan pengembalian yang merugikan.
Qōlū tilka idzang karratun khōsirah (mereka berkata, Jika demikian, hal itu merupakan pengembalian yang merugikan), yakni pengembalian merugikan yang tidak pernah akan terjadi. Maka Alloh Ta‘ala Berfirman:
فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ -١٣-
13. Sesungguhnya itu hanya dengan satu tiupan,
Fa inna mā hiya jazrotuw wāhidah (sesungguhnya itu hanya dengan satu tiupan), yakni satu kali tiupan (sangkakala), tidak dua kali. Itulah tiupan kebangkitan.
فَإِذَا هُم بِالسَّاهِرَةِ -١٤-
14. Maka tiba-tiba mereka berada di atas permukaan bumi.
Fa idzā hum bis sāhiroh (maka tiba-tiba mereka berada di atas permukaan bumi). Menurut satu pendapat, di bumi mahsyar.
هَلْ أتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى -١٥-
15. Sudah sampaikah kepadamu kisah tentang Musa?
Hal atāka (sudah sampaikah kepadamu), hai Muhammad! Ini merupakan pertanyaan dari-Nya. Maksudnya, sungguh telah sampai kepadamu. Ada yang mengatakan, belum sampai kepadamu, lalu sampailah kepadamu. Hadītsu mūsā (kisah tentang Musa), yakni informasi tentang Musa A.S..
إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى -١٦-
16. Ketika dia Dipanggil Tuhan-nya di lembah suci, Thuwa.
Idz nādāhū robbuhū (ketika dia Dipanggil Tuhan-nya), yakni Diseru Tuhan-nya. Bil wādil muqoddasi thuwā (di lembah suci, Thuwa). Thuwa adalah nama sebuah lembah. Penamaan Thuwa karena berhubungan dengan banyaknya nabi yang berjalan di atasnya. Ada yang berpendapat, disebut Thuwa karena benar-benar sudah digulung (thawā, yathwī : menggulung). Ada pula yang berpendapat, wahai Musa, injaklah lembah ini dengan kedua telapak kakimu, lantaran kebaikan dan keberkahan lembah ini.
اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى -١٧-
17. Pergilah kamu kepada Fir‘aun, sesungguhnya ia sudah melampaui batas.
Idzhab (pergilah kamu), hai Musa! Ilā fir‘auna innahū thaghō (kepada Fir‘aun, sesungguhnya ia sudah melampaui batas), yakni sombong, takabur, dan kufur kepada Alloh Ta‘ala.
فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَى أَن تَزَكَّى -١٨-
18. Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan),
Fa qul hal laka (lalu katakanlah, Maukah engkau), hai Fir‘aun! Ilā aηtazakkā (menyucikan diri), yakni berbuat baik dan berserah diri seraya bertauhid kepada Alloh Ta‘ala.
وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى -١٩-
19. Dan aku tunjuki engkau ke Jalan Tuhan-mu, lalu engkau pun menjadi takut?
Wa ahdiyaka ilā robbika (dan aku tunjuki engkau ke Jalan Tuhan-mu), yakni aku mengajak engkau. Fa takhsyā (lalu engkau pun menjadi takut) kepada-Nya seraya berserah diri.
فَأَرَاهُ الْآيَةَ الْكُبْرَى -٢٠-
20. Kemudian dia memperlihatkan kepadanya mukjizat yang sangat besar.
Fa arōhu (kemudian dia memperlihatkan kepadanya), yakni Musa memperlihatkan kepada Fir‘aun. Al-āyatal kubrō (mukjizat yang sangat besar), yakni bukti yang luar biasa berupa tangan (yang bersinar) dan tongkat (yang menjadi ular).
فَكَذَّبَ وَعَصَى -٢١-
21. Namun, ia (Fir‘aun) mendustakan serta membangkang.
Fa kadz-dzaba (namun, ia [Fir‘aun] mendustakan) dan mengatakan bahwa semua itu bukan dari Alloh Ta‘ala. Wa ‘ashā (serta membangkang), yakni tidak mau menerima.
ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى -٢٢-
22. Kemudian ia berpaling seraya berbuat.
Tsumma adbaro (kemudian ia berpaling), yakni berpaling dari iman. Menurut pendapat yang lain, berpaling dari Musa A.S.. Yas‘ā (seraya berbuat), yakni bermaksud melakukan sesuatu terhadap Musa A.S.. Menurut yang lain, buru-buru menuju keluarganya.
فَحَشَرَ فَنَادَى -٢٣-
23. Lalu ia mengumpulkan seraya berseru.
Fa hasyaro (lalu ia mengumpulkan) para pengikutnya di asy-Syarth. Fa nādā (seraya berseru), yakni seraya menyampaikan khotbah kepada mereka.
فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى -٢٤-
24. Lalu ia berkata, Akulah tuhan kalian yang paling tinggi!
Fa qōla (lalu ia berkata) kepada mereka. Ana robbukumul a‘lā (Akulah tuhan kalian yang paling tinggi), yakni akulah tuhan kalian dan tuhan berhala-berhala kalian yang paling tinggi. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkan penyembahan terhadapnya.
فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الْآخِرَةِ وَالْأُولَى -٢٥-
25. Maka Allah Menghukumnya dengan siksaan di akhirat dan di dunia.
Fa akhadzahullōhu (maka Alloh Menghukumnya), yakni maka Alloh Ta‘ala Menimpakan siksaan kepada Fir’aun. Nakālal ākhiroti wal ūlā (dengan siksaan di akhirat dan di dunia), yakni siksaan di dunia berupa penenggelaman dan siksaan di akhirat berupa neraka. Menurut satu pendapat, Alloh Ta‘ala Menyiksa dia karena ucapannya yang pertama, ana robbukumul a‘lā dan ucapannya yang terakhir, mā ‘alimtu lakum min ilāhin ghoirī (aku tidak mengetahui kalian mempunyai tuhan selainku [Q. S. 28 al-Qoshosh: 38]). Rentang waktu antara ucapannya yang pertama dan yang kedua adalah empat puluh tahun.
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَن يَخْشَى -٢٦-
26. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut.
Inna fī dzālika (sesungguhnya pada yang demikian itu), yakni pada tindakan yang telah Kuambil terhadap Fir‘aun dan para pengikutnya itu. La ‘ibrotan (benar-benar terdapat pelajaran), yakni benar-benar terdapat nasihat. Li may yakh-syā (bagi orang-orang yang takut), yakni bagi orang-orang yang takut mendapat tindakan yang sama dengan mereka.
أَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقاً أَمِ السَّمَاء بَنَاهَا -٢٧-
27. Apakah kalian yang paling sulit diciptakan ataukah langit? Dia telah Membangunnya.
A aηtum (apakah kalian), hai penduduk Mekah! Asyaddu kholqon (yang paling sulit diciptakan), yakni yang paling sulit dibangkitkan dan lebih kokoh penciptaannya. Amis samā-u banāhā (ataukah langit? Dia telah Membangunnya).
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا -٢٨-
28. Dia telah Meninggikan atapnya serta menyempurnakannya.
Rafa‘a samkahā fa sawwāhā (Dia telah Meninggikan atapnya serta menyempurnakannya) di atas bumi.
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا -٢٩-
29. Dan Dia telah Menjadikan malamnya gelap gulita dan mengeluarkan siangnya terang benderang.
Wa agh-thosa lailahā (dan Dia telah Menjadikan malamnya gelap gulita), yakni membuat malamnya gelap gulita. Wa akhroja dhuhāhā (dan mengeluarkan siangnya terang benderang), yakni serta menampakkan siang dan mataharinya.
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا -٣٠-
30. Dan bumi, sesudah itu, Dihamparkan-Nya.
Wal ardho ba‘da dzālika dahāhā (dan bumi, sesudah itu, Dihamparkan-Nya), yakni bersamaan dengan itu Dia Membentangkan bumi di atas air. Ada yang mengatakan, sesudah itu Dia Membentangkan bumi di atas air dalam tempo dua ribu tahun.
أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءهَا وَمَرْعَاهَا -٣١-
31. Darinya Dia Mengeluarkan air dan tumbuhannya.
Akhroja minhā (darinya Dia Mengeluarkan), yakni dari bumi. Mā-ahā (air) yang mengalir dan yang meresap. Wa mar‘āhā (dan tumbuhannya), yakni rerumputannya.
وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا -٣٢-
32. Dan gunung-gunung, Dia Pancangkan.
Wal jibāla arsāhā (dan gunung-gunung, Dia Pancangkan) sebagai pasak.
مَتَاعاً لَّكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ -٣٣-
33. Sebagai kesenangan untuk kalian dan ternak-ternak kalian.
Matā ‘al lakum (sebagai kesenangan untuk kalian), yakni sebagai kenikmat an untuk kalian. Wa li an‘āmikum (dan ternak-ternak kalian), berupa air dan rumput.
فَإِذَا جَاءتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى -٣٤-
34. Maka apabila datang bencana yang teramat besar.
Fa idzā jā-atith thōmmatul kubrō (maka apabila datang bencana yang teramat besar), yakni saat terjadinya kiamat. Kiamat itu melanda dan melebihi segala sesuatu hingga tak ada sesuatu pun yang melebihi (kedahsyatan)nya.
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ مَا سَعَى -٣٥-
35. Pada hari itu manusia akan ingat tentang segala perbuatannya.
Yauma yatadzakkarul iηsānu (pada hari itu manusia akan ingat), yakni orang kafir, an-Nadhor dan kawan-kawannya akan menarik pelajaran dan mengetahui. Mā sa‘ā (tentang segala perbuatannya), yakni yang telah mereka perbuat dalam kekafirannya.
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَن يَرَى -٣٦-
36. Dan neraka Jahim pun ditampakkan kepada orang-orang yang akan melihat.
Wa burrijatil jahīmu (dan neraka Jahim pun ditampakkan), yakni neraka Jahim pun diperlihatkan. Li may yarō (kepada orang-orang yang akan melihat), yakni kepada orang-orang yang mesti memasukinya.
فَأَمَّا مَن طَغَى -٣٧-
37. Maka barangsiapa melampaui batas,
Fa ammā maη thaghō (maka barangsiapa melampaui batas), yakni yang pongah, takabur, dan kufur kepada Alloh Ta‘ala. Dialah an-Nadhor bin al-Harits bin ‘Alqomah.
وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا -٣٨-
28. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
Wa ātsarol hayātad dun-yā (dan lebih mengutamakan kehidupan dunia), yakni lebih memilih dunia daripada akhirat dan kafir daripada iman.
فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى -٣٩-
39. Maka pastilah neraka Jahim merupakan tempat kembalinya.
Fa innal jahīma hiyal ma’wā (maka pastilah neraka Jahim merupakan tempat kembalinya), yakni tempat kembali orang-orang seperti itu.
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى -٤٠-
40. Dan barangsiapa takut akan Keagungan Tuhan-nya serta menahan diri dari hawa nafsu,
Wa ammā man khōfa (dan barangsiapa takut), manakala berbuat maksiat. Maqōma rabbihī (akan Keagungan Tuhan-nya), yakni kedudukan ia di hadapan Tuhan-nya seraya menghentikan kemaksiatannya. Wa nahan nafsa ‘anil hawā (serta menahan diri dari hawa nafsu), yakni dari keharaman yang sangat diinginkannya. Dia adalah Mush‘ab bin ‘Umair.
فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى -٤١-
41. Maka pastilah surga tempat kembalinya.
Fa innal jannata hiyal ma’wā (maka pastilah surga merupakan tempat kembalinya), yakni tempat kembali orang-orang seperti itu.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا -٤٢-
42. Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat, kapan terjadinya?
Yas-alūnaka (mereka bertanya kepadamu), yakni orang-orang kafir Mekah bertanya kepadamu, hai Muhammad! ‘Anis sā‘ati (tentang kiamat), yakni tentang terjadinya kiamat. Ayyāna mursāhā (kapan terjadinya), yakni bilamanakah ia akan terjadi.
فِيمَ أَنتَ مِن ذِكْرَاهَا -٤٣-
43. Mana mungkin kamu dapat menerangkannya.
Fīmā aηta miη dzikrōhā (mana mungkin kamu dapat menerangkannya), yakni apa yang dapat kamu terangkan tentang hal itu kepada mereka.
إِلَى رَبِّكَ مُنتَهَاهَا -٤٤-
44. Hanya pada Tuhan-mulah ketentuan akhirnya.
Ilā robbika muηtahāhā (hanya pada Tuhan-mulah ketentuan akhirnya), yakni ketentuan akhir tentang pengetahuan terjadinya kiamat.
إِنَّمَا أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخْشَاهَا -٤٥-
45. Sesungguhnya kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa saja yang takut akan kejadiannya.
Innamā aηta muηdziru (sesungguhnya kamu hanyalah pemberi peringatan), yakni seorang rosul yang menyampaikan ancaman dengan Al-Quran. May yakh-syāhā (bagi siapa saja yang takut akan kejadiannya), yakni bagi siapa saja yang takut oleh kejadian kiamat.
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا -٤٦-
46. Pada hari mereka menyaksikan kejadiannya, mereka merasa seakan-akan hanya tinggal tidak lebih dari sesore atau sepagi hari saja.
Ka-annahum yauma yarounahā (pada hari mereka menyaksikan kejadiannya), yakni kejadian kiamat. Lam yalbatsū (mereka merasa seakan-akan hanya tinggal) di dalam kubur, di dunia. Illā ‘asyiyyatan (tidak lebih dari sesore), yakni sepanjang sore hari. Au dhuhāhā (atau sepagi hari saja), yakni sepanjang pagi hari dari permulaan siang.