Gerhana adalah fenomena alam yang
dapat dilihat dengan indra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
Hal tersebut merupakan tanda-tanda wujudnya sang pencipta. Bagi orang Islam
harus bisa mengambil pelajaran dengan adanya fenomena yang diperlihatkan oleh
Alloh SWT.. Alloh membuat fenomena tersebut untuk dijadikan renungan bagi
orang-orang yang berakal, bukan hanya menjadi tontonan saja. Semua yang ada di
langit dan bumi ialah milik Alloh, termasuk terjadinya gerhana, baik gerhana
matahari dan bulan. Gerhana bukan berarti tanda keberuntungan dan juga bukan
tanda nahas. Maka dari itu apabila ada gerhana sebaiknya segera ingat kepada Alloh
karena gerhana tidak terjadi secara kebetulan, melainkan atas kuasa dan
kehendak Alloh SWT. Alloh maha kuasa dan maha berkehendak. Alloh bisa membuat
bulan berotasi dan berevolusi. Alloh bisa membuat bumi berotasi dan berevolusi.
Bumi dan bulan berotasi dan berevolusi teratur bukan otomatis tetapi ada yang
mengotomatiskan. Selama ini Alloh dengan mudah mengatur rotasi dan revolusi,
berarti Alloh juga mudah membuat bumi bertabrakan dengan bulan atau dengan
matahari. Walhasil, apabila terjadi gerhana jangan hanya potret-potret atau
merekam, apalagi mukul-mukul kentongan seperti adatnya orang jawa, adat itu
tidak ada dasar ilmiahnya dan hanya sia-sia saja, tetapi cepat-cepat ingat
kepada Alloh, semoga Alloh merahmati. Nabi Muhammad bersabda:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ كَانَ يُخْبِرُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ
لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ
اللَّهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَصَلُّوا ﴿صحيح البخاري - (ج 2 / ص 34﴾
Dari
Ibnu ’Umar RAma, sesungguhnya dia mengabarkan dari Nabi SAW.: Sesungguhnya
matahari dan bulan tidak gerhana karena matinya seseorang dan (juga) bukan
karena hidupnya (seseorang), tetapi matahari dan bulan adalah dua tanda dari
beberapa tanda (kekuasaan) Alloh, apabila kamu melihatnya (gerhana) maka ṣolatlah.
﴾Ṣoḥih Al-Bukhori Juz 2 Hal 34﴿.
عَنِ المُغِيرَةِ بْنِ
شُعْبَةَ قَالَ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ
فَقَالَ النَّاسُ: كَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
ﷺ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ
أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا وَادْعُوا اللّٰهَ ﴿صحيح البخاري - ج 2 / ص 34﴾
Dari
Mugiroh bin Syu‘bah berkata: Matahari gerhana pada masa Rosululloh SAW. di hari
meniggalnya Ibrohim, lalu para manusia berkata: Gerhana matahari karena
meninggalnya Ibrohim, lalu Rosul bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan
tidak gerhana karena matinya seseorang dan (juga) bukan karena hidupnya (seseorang),
apabila kalian melihatnya (gerhana) maka ṣolatlah dan berdo’alah kepada Alloh. ﴾Ṣoḥih
Al-Bukhori Juz 2 Hal 34﴿.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا
قَالَتْ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ
ﷺ بِالنَّاسِ فَقَامَ فَأَطَالَ القِيَامَ ثُمَّ رَكَعَ
فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ القِيَامَ وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ
ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ
فَأَطَالَ السُّجُودَ ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ مَا فَعَلَ
فِي الأُولَى ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتِ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ
اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ
آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ
ذَلِكَ فَادْعُوا اللّٰهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا
وَتَصَدَّقُوا ﴿صحيح البخاري - ج 2 / ص 34﴾
Dari
’Aisyah sesungguhnya dia berkata: Matahari gerhana pada masa Rosululloh SAW.
lalu Rosululloh ṣolat dengan orang-orang, maka beliau berdiri (ṣolat) lalu
memperpanjang berdirinya, kemudian ruku‘ dan memperpanjang ruku‘nya, kemudian
berdiri dan memperpanjang berdirinya, berdiri yang ini bukan berdiri yang awal,
kemudian ruku‘ dan memperpanjang ruku‘nya, ruku‘ ini bukan ruku‘ yang awal,
kemudian sujud dan memperpanjang sujudnya, kemudian melakukan (lagi) di rokaat
yang ke dua seperti yang dilakukan di rokaat awal, kemudian beliau berpaling
dan matahari benar-benar telah terang, lalu beliau menceramahi orang-orang, memuji
Alloh, kemudian bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari
beberapa tanda (kekuasaan) Alloh, (matahari dan bulan) tidak gerhana karena
matinya seseorang dan (juga) bukan karena hidupnya (seseorang), apabila kalian
melihatnya (gerhana) maka berdo’alah kepada Alloh, bertakbirlah, ṣolatlah dan
sedekahlah. ﴾Ṣoḥih Al-Bukhori
Juz 2 Hal 34﴿.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ ﷺ نُودِيَ إِنَّ الصَّلاَةَ
جَامِعَةٌ ﴿صحيح البخاري - ج 2 / ص 34﴾
Dari
’Abdulloh bin ’Umar RAma. berkata: Ketika gerhana matahari pada masa Rosululloh
SAW. maka diumumkan bahwa sesungguhnya ṣolat (gerhana) itu berjama’ah. ﴾Ṣoḥih
Al-Bukhori Juz 2 Hal 34﴿.
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ
قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَانْكَسَفَتِ الشَّمْسُ
فَقَامَ النَّبِيُّ ﷺ يَجُرُّ رِدَاءَهُ
حَتَّى دَخَلَ المَسْجِدَ فَدَخَلْنَا فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى انْجَلَتِ
الشَّمْسُ فَقَالَ ﷺ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ
لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى
يُكْشَفَ مَا بِكُمْ ﴿صحيح البخاري - ج 2 / ص 33﴾
Dari Abi
Bakroh berkata: Kami pernah ada disisi Rosululloh SAW. lalu gerhana matahari,
maka Nabi SAW. berdiri menyeret selendangnya hingga masuk masjid, lalu kami
masuk (juga), Nabi SAW. ṣolat dengan kita dua rokaat hingga matahari terang
kemudian beliau SAW. bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana
karena matinya seseorang, apabila kalian melihat (matahari dan bulan gerhana) maka ṣolatlah dan
berdo’alah hingga kalian terang. ﴾Ṣoḥih Al-Bukhori
Juz 2 Hal 34﴿.
...
ثُمَّ أَمَرَهُمْ أَنْ يَتَعَوَّذُوا مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ﴿صحيح البخاري - ج 2 / ص 36﴾
... kemudian merintah sahabat agar
memohon perlindungan dari siksa kubur. ﴾Ṣoḥih Al-Bukhori
Juz 2 Hal 36﴿.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: انْخَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ
ﷺ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا نَحْوًا مِنْ قِرَاءَةِ
سُورَةِ البَقَرَةِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا
طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ
دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ
القِيَامِ الأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ
ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ
رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ انْصَرَفَ
وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ فَقَالَ ﷺ: إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ
آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا
رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْنَاكَ تَنَاوَلْتَ
شَيْئًا فِي مَقَامِكَ ثُمَّ رَأَيْنَاكَ كَعْكَعْتَ؟ قَالَ ﷺ: إِنِّي رَأَيْتُ الجَنَّةَ
فَتَنَاوَلْتُ عُنْقُودًا وَلَوْ أَصَبْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتِ الدُّنْيَا
وَأُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَاليَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ
أَهْلِهَا النِّسَاءَ قَالُوا: بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ قِيلَ:
يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ
أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ:
مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ ﴿صحيح البخاري - ج 2 / ص 37﴾
Dari
’Abdulloh bin ’Abbas berkata: Matahari gerhana di masa Rosululloh SAW. maka
Rosululloh SAW. ṣolat, beliau berdiri lama seperti membaca surat Al-Baqoroh,
kemudian ruku‘ lama kemudian bangkit (dari ruku‘), lalu beliau berdiri (lagi)
lama dan berdirinya ini bukan berdiri yang awal, kemudian ruku‘ lama dan
ruku‘nya itu bukan ruku‘ yang awal, kemudian sujud, kemudian berdiri lama dan
berdirinya itu bukan berdiri yang awal, kemudian ruku‘ lama dan ruku‘ itu bukan
ruku‘ yang awal, kemudian bangkit dari ruku‘ lalu beliau berdiri (lagi) lama
dan berdirinya ini bukan berdiri yang awal, kemudian ruku‘ lama dan ruku‘nya
itu bukan ruku‘ yang awal, kemudian sujud, kemudian berpaling dan matahari
benar-benar telah terang lalu Nabi SAW. bersabda: Sesungguhnya matahari dan
bulan adalah dua tanda dari beberapa tanda (kekuasaan) Alloh, (matahari dan
bulan) tidak gerhana karena matinya seseorang dan (juga) bukan karena hidupnya
(seseorang), apabila kamu melihatnya (gerhana) maka ingatlah kepada Alloh.
Sahabat bertanya: Wahai utusan Alloh, kami melihat engkau mengambil sesuatu
ditempat engkau kemudian kami melihat engkau takut?. Nabi SAW bersabda:
Sesungguhnya aku mengambil tandan, kalau aku bisa mengambil maka kalian akan
memakan darinya selagi dunia masih tetap, dan aku diperlihatkan neraka, aku
belum pernah melihat pemandangan sama sekali seperti hari (ini) yang lebih mengerikan, dan aku melihat paling
banyaknya penghuni neraka adalah para wanita. Para sahabat bertanya: Sebab apa
wahai utusan Alloh?. Nabi menjawab: Sebab kufurnya mereka. Diucapakn: Para
wanita (itu) kufur kepada Alloh?. Nabi bersabda: Mengkufuri suami, mengkufuri
kebaikan, kalau kamu berbuat baik kepada salah satu dari para wanita setahun
penuh kemidian ia meliahat sesuatu darimu maka ia berkata "aku tidak
melihat kebaikan darimu sama sekali. ﴾Ṣoḥih Al-Bukhori
Juz 2 Hal 37﴿.
عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ
قَالَ: انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ
ابْنُ رَسُولِ اللهِ ﷺ فَقَالَ النَّاسُ:
إِنَّمَا انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ فَقَامَ النَّبِيُّ ﷺ فَصَلَّى بِالنَّاسِ
سِتَّ رَكَعَاتٍ بِأَرْبَعِ سَجَدَاتٍ بَدَأَ فَكَبَّرَ ثُمَّ قَرَأَ فَأَطَالَ الْقِرَاءَةَ
ثُمَّ رَكَعَ نَحْوًا مِمَّا قَامَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ فَقَرَأَ
قِرَاءَةً دُونَ الْقِرَاءَةِ الْأُولَى ثُمَّ رَكَعَ نَحْوًا مِمَّا قَامَ ثُمَّ رَفَعَ
رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ فَقَرَأَ قِرَاءَةً دُونَ الْقِرَاءَةِ الثَّانِيَةِ ثُمَّ
رَكَعَ نَحْوًا مِمَّا قَامَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ ثُمَّ انْحَدَرَ
بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ أَيْضًا ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ
لَيْسَ فِيهَا رَكْعَةٌ إِلَّا الَّتِي قَبْلَهَا أَطْوَلُ مِنَ الَّتِي بَعْدَهَا
وَرُكُوعُهُ نَحْوًا مِنْ سُجُودِهِ ثُمَّ تَأَخَّرَ وَتَأَخَّرَتِ الصُّفُوفُ خَلْفَهُ
حَتَّى انْتَهَيْنَا وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: حَتَّى انْتَهَى إِلَى النِّسَاءِ ثُمَّ
تَقَدَّمَ وَتَقَدَّمَ النَّاسُ مَعَهُ حَتَّى قَامَ فِي مَقَامِهِ فَانْصَرَفَ حِينَ
انْصَرَفَ وَقَدْ آضَتِ الشَّمْسُ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا الشَّمْسُ
وَالْقَمَرُ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ
مِنَ النَّاسِ - وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: لِمَوْتِ بَشَرٍ - فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا
مِنْ ذَلِكَ فَصَلُّوا حَتَّى تَنْجَلِيَ مَا مِنْ شَيْءٍ تُوعَدُونَهُ إِلَّا قَدْ
رَأَيْتُهُ فِي صَلَاتِي هَذِهِ لَقَدْ جِيءَ بِالنَّارِ وَذَلِكُمْ حِينَ رَأَيْتُمُونِي
تَأَخَّرْتُ مَخَافَةَ أَنْ يُصِيبَنِي مِنْ لَفْحِهَا وَحَتَّى رَأَيْتُ فِيهَا صَاحِبَ
الْمِحْجَنِ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ كَانَ يَسْرِقُ الْحَاجَّ بِمِحْجَنِهِ
فَإِنْ فُطِنَ لَهُ قَالَ: إِنَّمَا تَعَلَّقَ بِمِحْجَنِي وَإِنْ غُفِلَ عَنْهُ ذَهَبَ
بِهِ وَحَتَّى رَأَيْتُ فِيهَا صَاحِبَةَ الْهِرَّةِ الَّتِي رَبَطَتْهَا فَلَمْ تُطْعِمْهَا
وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا ثُمَّ جِيءَ
بِالْجَنَّةِ وَذَلِكُمْ حِينَ رَأَيْتُمُونِي تَقَدَّمْتُ حَتَّى قُمْتُ فِي مَقَامِي
وَلَقَدْ مَدَدْتُ يَدِي وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أَتَنَاوَلَ مِنْ ثَمَرِهَا لِتَنْظُرُوا
إِلَيْهِ ثُمَّ بَدَا لِي أَنْ لَا أَفْعَلَ فَمَا مِنْ شَيْءٍ تُوعَدُونَهُ إِلَّا
قَدْ رَأَيْتُهُ فِي صَلَاتِي هَذِهِ ﴿صحيح مسلم - ج 2 / ص 623﴾
Dari
’Ato' dari Jabir berkata: Gerhana matahari di masa Rosululloh SAW. pada hari
meninggalnya Ibrohim bin Rosululloh SAW. maka orang-orang berkata: Sesungguhnya
(matahari) gerhana karena meninggalnya Ibrohim. Lalu Nabi SAW. berdiri ṣolat
bersama orang-orang enam rokaat dengan empat sujud, beliau memulai kemudian
bertakbir kemudian membaca dan memanjangkan bacaan, kemudian ruku‘ seperti
lamanya berdiri, kemudian mengangkat kepala dari ruku‘, lalu membaca bacaan
selain bacaan awal, kemudian ruku‘ seperti lamanya berdiri, kemudian mengangkat
kepala dari ruku‘, lalu membaca bacaan selain bacaan yang kedua, kemudian ruku‘
seperti lamanya berdiri, kemudian mengangkat kepala dari ruku‘, kemudian
melandai sujud dengan dua sujudan, kemudian berdiri lalu ruku‘ lagi tiga rokaat
yang tidak ada satu rokaat didalamnya kecuali rokaat sebelumnya lebih panjang
daripada rokaat sesudahnya, ruku‘nya seperti sujudnya, kemudian Nabi mundur dan
mundur pula ṣof-ṣof di belakangnya hingga kita mentok. Abu Bakar berkata:
Hingga mentok wanita. Kemudian Nabi maju dan orang-orang maju (pula) bersama
beliau hingga belia menepati di tempatnya. Lalu Nabi berpaling sewaktu
berpaling dan matahari benar-benar telah (terang) kembali maka Nabi bersabda:
Wahai ingat para manusia, sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari
beberapa tanda (kekuasaan) Alloh, sesungguhnya (matahari dan bulan) tidak
gerhana karena matinya seorang dari manusia -Abu bakar berkata: (bukan karena
meninggalnya) manusia- apabila kalian melihat sesuatu darinya (gerhana) maka ṣolatlah hingga (matahari) terang. Tidak
ada sesuatu yang dijanjikannya kecuali aku melihatnya didalam ṣolatku ini,
sungguh benar-benar neraka didatangkan, yang demikian itu sewaktu kalian
melihat aku mundur karena aku takut terkena hembusan angin panasnya, dan hingga
aku melihat pemilik tongkat yang kepalanya tongkatnya melengkung menyeret
punggungnya, ia mencuri (barangnya) orang haji dengan tongkatnya, jika ketahuan
maka dia berkata: tergantung ditongkatku, dan jika tidak ketahuan maka ia pergi
degan membawa barang itu, dan hingga aku melihat wanit pemilik kucing yang
mengikatnya dan tidak memberi makan kucingnya, dan juga tidak membiarkannya
memakan serangga bumi sampai mati karena lapar, kemudian surga didatangkan,
yang demikian itu sewaktu kalian melihat aku maju hingga aku menempati di
tempatku, aku benar-benar mengulurkan tanganku dan aku ingin mengambil buahnya
supaya kalian melihatnya, kemudian tampak kepadaku untuk tidak melakukannya,
tidak ada sesuatu yang kalian dijanjinya kecuali aku benar-benar melihatnya
didalam ṣolatku ini. ﴾Ṣoḥih Muslim Juz
2 Hal 623﴿.


No comments:
Post a Comment