Tuesday, 12 April 2016

Khuthbah Jum'at - Mengajak ke jalan Allah SWT



الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهٖ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ بَشَّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِأَنَّ لَهُمْ فَضْلًا كَبِيْرًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ ذَكَرَ اللهُ ذِكْرًا كَثِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهٖ وَصَحْبِهٖ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Alloh.
            Di hari yang istimewa, yakni sayyidul ayyam (rajanya hari), mari tingkatkan taqwa kita kepada Alloh SWT., dengan senantiasa menjalankan perintah Alloh dan menjahui larangan-Nya.
            Akhir-akhir ini sering terjadi tindak kekerasan yang katanya dilakukan orang Islam. Niat mereka adalah menjalan tugas mulia, yaitu berdakwah, namun caranya malah mencoreng nama baik Islam. Maka dari itu tiap da’i harus tahu metode dakwah yang dahulu dipakai oleh junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW.. Apakah Nabi Muhammad memakai cara kekerasan dalam berdakwah?. Alloh SWT. berfirman:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ﴿النحل: ١٢٥
Ajaklah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil) dan nasehat yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang paling baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. An-Naḥl: 125﴿
            Seruan untuk berdakwah ke jalan Alloh adalah perintah langsung dari-Nya, akan tetapi juga harus memakai metode yang diajaran Alloh seperti tafsir-tafsir di bawah ini:
{ادْعُ إِلى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ} فَقَصَرَ الدَّعْوَةَ على ذكر هذين القسمين لأن الدعوة إذا كَانَتْ بِالدَّلَائِلِ الْقَطْعِيَّةِ فَهِيَ الْحِكْمَةُ، وَإِنْ كَانَتْ بِالدَّلَائِلِ الظَّنِّيَّةِ فَهِيَ الْمَوْعِظَةُ الْحَسَنَةُ، أَمَّا الْجَدَلُ فَلَيْسَ مِنْ بَابِ الدَّعْوَةِ، بَلِ الْمَقْصُودُ مِنْهُ غَرَضٌ آخَرُ مُغَايِرٌ لِلدَّعْوَةِ وَهُوَ الْإِلْزَامُ وَالْإِفْحَامُ فَلِهَذَا السَّبَبِ لَمْ يَقُلْ ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَالْجَدَلِ الْأَحْسَنِ، بَلْ قَطَعَ الْجَدَلَ عَنْ بَابِ الدَّعْوَةِ تَنْبِيهًا عَلَى أَنَّهُ لَا يَحْصُلُ الدَّعْوَةُ، وَإِنَّمَا الْغَرَضُ مِنْهُ شَيْءٌ آخَرُ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ ﴿تفسير الرازي - ج 20 / ص 287
{Ajaklah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan nasehat yang baik} maka dakwah teringkas atas menuturkan dua bagian ini, karena sesungguhnya dakwah apabila dengan dalil-dalil yang pasti maka disebut hikmah. Dan jika dengan dalil-dalil dugaan maka disebut mau’iẓoh ḥasanah. Adapun debat bukan dari bab dakwah, tetapi maksud dari debat ialah tujuan lain yang berbeda untuk berdakwah, yaitu menetapkan dan membuat tak berkutik, maka karena sebab ini Alloh SWT tidak berfirman ‘‘UD’Ú ILAA SABIILI ROBBIKA BILḤIKMATI WAL MAU’IẒOTIL ḤASANAH WAL JADALIL AḤSAN’’, tetapi Alloh memutuskan perdebatan dari bab dakwah karena mengingatkan bahwa sesungguhnya dakwah tidak akan berhasil, sesungguhnya tujuan dari debat ialah sesuatu yang lain, wallohu a‘lam. Tafsir Rozi Juz 20 Hal 287﴿
{ادْعُ إِلى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ} المراد بالسبيل هنا: الإسلام، والحكمة هي الكلام الذي يظهر صوابه، والموعظة هي الترغيب والترهيب، والجدال هو الردّ على المخالف ﴿تفسير ابن جزي - ج 1 / ص 438 - 439
{Ajaklah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang batil) dan nasehat yang baik} yang dikehendaki "jalan" disini ialah Islam, yang dikehendaaki "hikmah" adalah perkataan yang jelas kebenarannya, yang dikehendaaki "nasehat" adalah menjadikan suka dan menakut-nakuti, dan  yang dikehendaki "debat" ialah menolak yang berbeda (salah) Tafsir Ibnu Jazi Juz 1 Hal 438 - 439﴿
{إِلى سَبِيلِ رَبِّكَ} إلى الإسلام {بِالْحِكْمَةِ} بالمقالة المحكمة الصحيحة، وهي الدليل الموضح للحق المزيل للشبهة {وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ} وهي التي لا يخفى عليهم أنك تناصحهم بها وتقصد ما ينفعهم فيها. ويجوز أن يريد القرآن، أى: ادعهم بالكتاب الذي هو حكمة وموعظة حسنة {وَجادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ} بالطريقة التي هي أحسن طرق المجادلة من الرفق واللين، من غير فظاظة ولا تعنيف ﴿تفسير الزمخشري - ج 2 / ص 644
{Ajaklah (manusia) ke jalan Tuhanmu} ke Islam {dengan hikmah} dengan perkataan yang diteliti juga tepat, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran juga menghilangkan kesamaran {dan nasehat yang baik} yaitu nasehat yang bukan rahasia atas mereka bahwa sesungguhnya kamu menasehati mereka dengan nasehat baik dan menyengaja sesuatu yang bemanfaat untuk mereka dalam nasehat itu. Dan boleh menginginkan Al-Qur'an, maksudnya "ajaklah mereka dengan kitab yang (isinya) hikmah dan nasehat baik {dan debatlah mereka dengan cara yang paling baik} dengan jalan yang sebaik-baiknya perdebatan seperti lemahlembut dan ramah, tanpa tutur kata kasar dan tanpa celaan Tafsir Zamahsyari Juz 2 Hal 644﴿
قوله تعالى: {ادْعُ إِلى سَبِيلِ رَبِّكَ} قال ابن عباس: نزلت مع الآية التي بعدها، وسنذكر هناك السبب. فأما السبيل، فقال مقاتل: هو دين الإِسلام. وفي المراد {بِالْحِكْمَةِ} ثلاثة أقوال: أحدها: أنها القرآن، رواه أبو صالح عن ابن عباس. والثاني: الفقه، قاله الضحاك عن ابن عباس. والثالث: النبوَّة، ذكره الزجاج. وفي {وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ} قولان: أحدهما: مواعظ القرآن، قاله أبو صالح عن ابن عباس. والثاني: الأدب الجميل الذي يعرفونه، قاله الضحاك عن ابن عباس. قوله تعالى: {وَجادِلْهُمْ} في المشار إِليهم قولان: أحدهما: أنهم أهل مكّة، قاله أبو صالح. والثاني: أهل الكتاب، قاله مقاتل. وفي قوله: {بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ} ثلاثة أقوال: أحدها: جادلهم بالقرآن. والثاني: ب(لا آله إِلاّ الله)، روي القولان عن ابن عباس. والثالث: جادلهم غير فظٍّ ولا غليظ، وأَلِنْ لهم جانبك، قاله الزجاج. وقال بعض علماء التفسير: وهذا منسوخ بآية السيف. قوله تعالى: {إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ} المعنى: هو أعلم بالفريقين، فهو يأمرك فيهما بما فيه الصلاح ﴿زاد المسير في علم التفسير - ج 2 / ص 593
Firman Alloh ta’ala: {Ajaklah ke jalan Tuhanmu} Ibnu ’Abbas berkata: Ayat (itu) turun bersama ayat sesudahnya, dan kami akan menyebutkan sebabnya disana. Adapun yang dimaksud jalan, Muqotil berkata: yaitu agama Islam. Yang dikehendaki {hikmah} ada tiga ucapan: 1. Sesungguhnya hikmah adalah Al-Qur'an, periwayat: Abu Ṣoliḥ dari Ibnu ’Abbas. 2. Ilmu fiqih pembicara: Ḍoḥak dari Ibnu ’Abbas. 3. Kenabian, penyebut: Zajaj. Didalam {nasehat yang baik} ada dua perkataan: 1. Nasehat-nasehat Al-Qur'an, pembicara: Abu Ṣoliḥ dari Ibnu ’Abbas. 2. Adab bagus yang dikenal orang-orang, pembicara: Ḍoḥak dari Ibnu ’Abbas. Firman Alloh {debatlah mereka} yang diisyarati ada dua: 1. Sesungguhnya mereka adalah penduduk Makkah, pembicara: Abu Ṣoliḥ. 2. Ahli kitab, pembicara: Muqotil. Firman Alloh {dengan debat yang paling baik} ada tiga ucapan: 1. Debatlah mereka dengan Al-Qur'an. 2. (Debatlah mereka) dengan LÂ ILÂHA ILLALLÔH, dua perkataan itu diriwayatkan dari Ibnu ’Abbas. 3. Debatlah mereka dengan tanpa kasar tutur katanya dan tanpa kekerasan dan lemaskan fihak kamu kepada mereka, pembicara: Zajaj. Sebagian ’ulama' tafsir berkata: Ayat ini dihapus dengan ayat pedang (perang). Alloh berfirman: {Sesungguhnya Tuhanmu maha mengetahui}, maknanya: Alloh maha mengetahui dua golongan, Alloh yang merintah engkau didalam dua golongan dengan sesuatu yang ada kebaikannya. Zadul Muyassir Juz 2 Hal 593﴿
{إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ} أي إنما عليك البلاغ والدعوة، وأما حصول الهداية والضلال والمجازاة عليهما فلا إليك بل الله أعلم بالضالين والمهتدين وهو المجازي لهم ﴿تفسير البيضاوي - ج 3 / ص 245
{Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang mendapat petunjuk} maksudnya: sesungguhnya engkau hanya wajib menyampaikan dan mengajak. Adapun berhasilnya hidayah, sesat dan pembalasan atas dua golongan itu bukan engkau (yang mengurusi) tetapi Alloh maha mengetahui orang-orang yang sesat dan orang-orang yang diberi petunjuk, dan Alloh yang membalas mereka Tafsir Baiḍowi Juz 3 Hal 245﴿
{إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سبيله وَهُوَ أَعْلَمُ بالمهتدين} أي هو أعلم بهم فمن كان فيه خير كفاه الوعظ القليل ومن لا خير فيه عجزت عنه الحيل ﴿تفسير النسفي - ج 2 / ص 242
{Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang mendapat petunjuk} maksudnya: Alloh maha mengetahui mereka, barang siapa terdapat kebaikan maka nasehat sedikit sudah mencukupinya dan barang siapa tidak terdapat kebaikan di dirinya maka kecerdikanpun menjadi lemah darinya Tafsir Nasafi Juz 2 Hal 242﴿
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Alloh.
            Itu adalah metode dakwah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad tidak pernah berdakwah dengan kekerasan dan tidak pernah memaksa. Apabila ada sekelompok orang Islam berdakwah dengan cara keras berarti orang tersebut tidak mengenal metode dakwah Islam. Semoga sedikit keterangan ini bisa menjadi pencerahan bagi kita semua. Amiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْأٓنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهٗ إِنِهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالَمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ اَيَّدَ الصَّابِرِيْنَ بِعَزِيْزِ نَصْرِهٖ، وَيَسَّرَ الشَّاكِرِيْنَ لِحَمِيْدِ شُكْرِهٖ، وَوَفَّقَ الْمُخْتَارِيْنَ لِلْقِيَاِم بِاَمْرِهٖ. اَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِهٖ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ فَيَٓا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ! إِنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهٖ، وَثَنّٰى بِمَلَآئِكَتِهٖ لِقُدْسِهٖ، وَاَيَّدَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ عِبَادِهٖ. فَقَالَ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَآلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَتَابِعِيْهِ وَاَهْلِ طَاعَتِهٖ اَجْمَعِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعَّوَاتِ، يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَيَا كَاشِفَ الْبَلِيَّاتِ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُّنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ. رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَادَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهٖ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْا مِنْ فَضْلِهٖ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.


No comments:

Post a Comment