Friday, 15 July 2016

Dalil berdo'a sesudah sholat



Alḥamdu lillah, perkembangan Islam makin merata. Di mana-mana sudah dibangun Masjid sebagai pusat peribadahan umat Islam. Hal itu menandakan kesadaran umat Islam menjalankan perintah agama makin tinggi. Perkembangan Islam tidak hanya terjadi di tanah air kita tercinta tetapi di luar negeri pula. Kebenaran ajaran Islam semakin nampak di mata orang awam. Demian juga kesadaran mendirikan ṣolat telah tumbuh di jiwa raga insan muslim.
Orang yang telah tergugah hati nuraninya untuk mendirikan ṣolat juga harus tahu kesunahan-kesunahan sesudah ṣolat. Kesunahan-kesunahan sesudah ṣolat yaitu berżikir dan berdo’a. Kesunahan berżikir sesudah ṣolat telah saya unggah di blog saya (elsunniyu.blogspot.com dengan judul postingan dalil dzikir sesudah sholat). Di kesempatan ini saya mau menuturkan tentang berdo’a sesudah ṣolat beserta dalil-dalilnya. Alloh SWT. berfirman:
{فَإِذا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلى رَبِّكَ فَارْغَبْ (٨) [الشرح \ الإنشراح]}. فِيهِ مَسْأَلَتَانِ: الْأُولَى قَوْلُهُ تَعَالَى: (فَإِذا فَرَغْتَ) قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَقَتَادَةُ: "فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ صَلَاتِكَ فَانْصَبْ أَيْ بَالِغْ فِي الدُّعَاءِ وَسَلْهُ حَاجَتَكَ". وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: إِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْفَرَائِضِ فَانْصَبْ فِي قِيَامِ اللَّيْلِ. وَقَالَ الْكَلْبِيُّ: إِذَا فَرَغْتَ مِنْ تَبْلِيغِ الرِّسَالَةِ فَانْصَبْ أَيِ اسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. وَقَالَ الْحَسَنُ وَقَتَادَةُ أَيْضًا: إِذَا فَرَغْتَ مِنْ جِهَادِ عَدُوِّكَ، فَانْصَبْ لِعِبَادَةِ رَبِّكَ. وَعَنْ مُجَاهِدٍ: فَإِذا فَرَغْتَ مِنْ دُنْيَاكَ، فَانْصَبْ فِي صَلَاتِكَ. وَنَحْوُهُ عَنِ الْحَسَنِ. وَقَالَ الْجُنَيْدُ: إِذَا فَرَغْتَ مِنْ أَمْرِ الْخَلْقِ، فَاجْتَهِدْ فِي عِبَادَةِ الْحَقِّ. ﴿تفسير القرطبي - ج ٢٠ ص ١٠٨ - ١٠٩﴾
{Kemudian apabila kamu telah selesai, maka bersungguh-sungguhlah (7). Dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap (8). [Asy-Syarḥ / Al-Iŋsyiroḥ]}. Di dalam ayat ini ada dua perkara: Yang pertama firman Alloh ta’ala: Fa iżâ faragta (maka apabila kamu telah selesai), Ibnu ’Abbas dan Qotadah berkata: "Maka apabila kamu telah selesai dari ṣolat maka bersungguh-sungguhlah di dalam berdo’a dan memohonlah kepada Alloh kebutuhanmu". Ibnu Mas’ud berkata: Apabila kamu telah selesai dari kewajiban-kewajiban maka bersungguh-sungguhlah di dalam mendirikan (ṣolat) malam. Al-Kalbi berkata: Apabila kamu telah selesai dari menyampaikan kerasulan maka bersungguh-sungguhlah maksudnya maka mohonlah ampun dosamu dan orang-orang mukmin dan orang-orang mukminat. Ḥasan berkata dan Qotadah berkata lagi: Apabila kamu telah selesai dari memerangi musuh kamu maka bersungguh-sungguhlah beribadah kepada Tuhanmu. Dari Mujahid: Apabila kamu telah selesai dari urusan duniamu maka bersungguh-sungguhlah di dalam ṣolatmu. Dan seperti itu pula dari Ḥasan. Junaid berkata: Apabila kamu telah selesai dari urusan makluq maka bersungguh-sungguhlah di dalam menyembah Alloh. Tafsir Qurṭubiy Juz 2 Hal 108 - 109﴿.
            Berdasarkan tafsiran Ibnu ’Abbas dan Qotadah; sesudah ṣolat di sunnahkan berdo’a. Dalam sebuah ḥadiṡ Rosululloh SAW. bersabda:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ: يَا مُعَاذُ، وَاللهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، وَاللهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ: أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ، لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ﴿سنن أبي داود - ج ٢ ص ٨٦
Dari Mu’aż bin Jabal sesungguhnya Rosululloh SAW. memegang tangannya Mu’ad dan bersabda: Wahai Mu’aż, demi Alloh sesungguhnya aku sungguh menyukaimu, demi Alloh sesungguhnya aku sungguh menyukaimu. Lalu belia bersabda: Aku mewasiatimu wahai Mu’aż, sungguh janganlah kamu meninggalkan ucapan di selesai setiap ṣolat: ALLÔHUMMA A’INNÎ ’ALÂ ŻIKRIKA WA SYUKRIKA WA ḤUSNI ’IBÂDATIKA (wahai Alloh tolonglah aku untuk menyebut-Mu dan mensyukuri-Mu dan memperbaiki ibadah kepada-Mu). Sunan Abi Dawud Juz 2 Hal 86﴿.
            Nabi memerintahkan Mu’aż agar selalu berdo’a setelah ṣolat. Setelah ṣolat adalah salah satu waktu paling terkabulnya do’a, maka dari itu tak aneh kalau Nabi Muhammad mewasiati Mu’aż agar senantiasa berdo’a setiap selesai ṣolat. Ḥadiṡ di atas berkaitan dengan ḥadiṡ Nabi Muhammad SAW.:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ ﴿السنن الكبرى للنسائي - ج ٩ ص ٤٧
Dari Abi Umamah berkata: Aku berkata: Wahai utusan Alloh, do’a mana yang paling didengar? Beliau bersabda: (do’a) di tengah malam dan setelah ṣolat wajib. Sunan Kubro Lil Nasai Juz 9 Hal 47﴿.
            Renungkanlah! Benarkah ucapan orang-orang yang mengatakan "berdo’a setelah ṣolat tidak ada dalilnya dan mengatakan amalan sesat"?. Sungguh rugi besar orang yang tidak mau berdo’a setelah ṣolat wajib, karena waktu yang paling mustajab adalah sesudah ṣolat wajib. Jika ada yang mengatakan berdo’a setelah ṣolat wajib tidak ada dalilnya dan ia tidak mau bertanya kepada orang yang tahu dalilnya berarti ia sendiri yang tersesat karena tidak mau bertanya. Alloh SWT. berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ﴿الغافر \ المؤمن: ٦٠﴾
Dan Tuhan-mu Berfirman, "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong untuk menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". Al-Gofir / Al-Mu'min: 60﴿.
            Alloh memerintahkan berdo’a dan memperkenankan (mengabulkan) do’a. Betapa ruginya orang yang tidak mau berdo’a, terlebih setelah ṣolat. Dalam ayat lain Alloh SWT. berfirman:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ﴿البقرة: ١٨٦
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku. Karenanya, hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran (bimbingan). Al-Baqoroh: 186﴿.
            Nabi Muhammad SAW. diperintah agar memberi tahu bahwa Alloh SWT. dekat dengan makhluk-Nya apabila ada yang bertanya tentang Alloh, dan apabila ada orang yang berdo’a maka pasti do’anya dikabulkan karena Alloh sangat dekat dengan makhluk-Nya.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿ق: ١٦
Dan sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dan Mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Qof: 16﴿.
            Alloh yang menciptakan manusia dan mengetahui bisikan hati setiap manusia. Berarti Alloh juga mengetahui do’anya manusia walupun cuma dalam hati karena Alloh sangat dekat dengan makhluk-Nya lebih dekat daripada urat leher. Siapa yang lebih dekat dengan makhluk daripada Alloh?. Jawabannya sudah tentu, tidak ada sutu makhluk pun yang lebih dekat kepada manusia daripada Alloh SWT.. Masih ragukah do’a tidak akan dikabulkan oleh Alloh?. Do’a apabila tidak dikabulkan di dunia niscaya akan dikabulkan di akhirat. Terkadang do’a itu dikabulkan oleh Alloh di dunia dan dipilihkan yang terbaik disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
            Sebelum berdo’a harap mengetahui kode etik supaya do’anya bisa terkabul. Perhatikan baik-baik kode etik berdo’a di bawah ini:
عَنْ عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ الْجَنْبِيِّ، حَدَّثَنَا أَنَّهُ سَمِعَ فَضَالَةَ بْنَ عُبَيْدٍ صَاحِبَ رَسُولِ اللهِ ﷺ يَقُولُ: سَمِعَ رَسُولُ اللهِ ﷺ رَجُلًا يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ وَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: "عَجِلَ هَذَا" ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ وَلِغَيْرِهِ: "إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ، ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ" ﴿مسند أحمد - ج ٣٩ ص ٣٦٣﴾
Dari ’Amr bin Malik Al-Janbiy, menceritakan kepadaku bahwa sesungguhnya ’Amr bin Malik Al-Janbiy mendengar Faḍolah bin ’Ubaid sahabat Rosululloh SAW berkata: Rosululloh SAW. mendengar seorang laki-laki berdo’a di dalam ṣolat dan tidak menyebut Alloh ’Azza wa Jalla dan (juga) tidak berṣolawat kepada Nabi SAW., maka Rosululloh SAW. bersabda: "Tegesa-gesa ini (laki-laki)". Kemudian Nabi SAW. memanggil laki-laki itu lalu bersabda kepadanya dan yang lain: "Apabila salah satu dari kalian selesai ṣolat maka mulailah dengan memuji Tuhannya, kemudian berṣolawat kepada Nabi, kemudian sesudah itu berdo’a sesuatu yang dikehendaki". Musnad Aḥmad Juz 39 Hal 363﴿.
            Kode etik dalam berdo’a yaitu:
a.     Memuji Alloh atau ḥamdalah dengan ucapan ALḤAMDU LILLÂHI ROBBIL ’ÂLAMÎN atau sejenisnya.
b.     Berṣolawat kepada Nabi Muhammad SAW. dengan ucapan ALLÔHUMMA ṢOLLI ’ALÂ MUHAMMAD. Ṣolawatnya diperpanjang lebih baik.
c.      Berdo’a sesuka hati.
d.     Ṣolawat lagi
e.     Ditutup dengan ḥamdalah.
Ḥadiṡ di atas jelas sekali membicarakan tentang berdo’a sesudah ṣolat. Jadi, jangan meninggalkan do’a setelah ṣolat. Nabi Muhammad SAW. bersabda:
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ: الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّينِ، وَنُورُ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ ﴿المستدرك على الصحيحين للحاكم - ج ١ ص ٦٦٩
Dari ’Ali RAhum. berkata, Rosululloh SAW. bersabda: Do’a adalah senjata orang beriman, dan tiang agama, dan cahaya langit-langit dan bumi. Al-Mustadrok ’Alaṣ Ṣoḥiḥain Lil-Ḥakim Juz 1 Hal 669﴿.
Sangat banyak sekali manfaat do’a, baik setelah ṣolat maupun di waktu lain. Selalulah berdo’a kepada Alloh, pasti akan banyak anugerah yang di peroleh dari Alloh SWT..
Cukup sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment