Sunday, 10 July 2016

Dalil dzikir sesudah sholat

Akhir-akhir ini banyak umat islam yang melalaikan żikir kepada Alloh SWT. Żikir sudah dianggap tidak penting untuk diamalkan. Bahkan żikir sesudah ṣolat ditinggalkan dengan alasan tidak ada dalilnya. Orang-orang yang tidak mau berżikir sesudah ṣolat dengan alasan tidak ada dalilnya, mereka tidak mau bertanya kepada para ’ulama' yang mengetahui tentang dalil-dalilnya żikir sesudah ṣolat. Setelah ṣolat langsung pergi begitu saja, atau langsung pegang HP, siapa yang SMS?, siapa yang comment?, dll. Yang diingat cuma duniawi, mereka melupakan ukhrawi, lupa siapa yang menciptakan seluruh dunia dan isinya. Akhirat diabaikan dan Alloh dilupakan. Para ’ulama' NU ternyata sangat cerdik dalam menyikapi keadaan zaman yang makin edan, yaitu dengan cara berżikir jama’ah sesudah ṣolat lima waktu, "sang imam mengeraskan bacaan żikir sesudah ṣolat dan para makmum mengikuti bacaan imamnya". Yang demikian itu ternyata terdapat beberapa faedah. Beberapa faedah żikir bejama’ah yang manfaatnya bisa banyak dirasakan ialah:
1.     Żikir berjama’ah lebih ringan dilaksanakan daripada żikir sendirian, sehingga semangat berżikir lebih besar, seperti halnya mengangkat beban berat akan lebih ringan jika diangkat bersama.
2.     Dengan nyaringnya żikiran sang imam maka makmum bisa mengenal żikir yang diamalkan Nabi Muhammad SAW. sesudah ṣolat, bahkan makmum bisa hafal dengan sangat fasih sekali.
3.     Karena terbiasa żikir berjama’ah sesudah ṣolat maka kebiasaan berżikir sesudah ṣolat akan tetap terjaga disaat ṣolat sendirian.
4.     Orang yang terbiasa żikir sesudah ṣolat, di waktu lain lisannya akan ringan berżikir terutama di saat sekarat.
Apabila ada orang yang menyesat-nyesatkan amalan żikir berjama’ah sesudah ṣolat dan mengatakan "fin nâr (akan masuk neraka)" maka tidak perlu didengarkan. Mari direnungkan; apa benar orang yang lisannya basah dengan żikir akan masuk neraka sedangkan orang yang jarang berżikir akan masuk surga? Islam itu bukankah agama yang masuk akal?. Mari simak sabda Nabi Muhammad SAW.:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِيمَا يَحْكِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ:  مَنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَمَنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ مِنَ النَّاسِ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَطْيَب. ﴿مسند أحمد - ج ١٥ ص ١٤٥
Dari Abi Huroiroh dari Nabi SAW. didalam perkara yang beliau ceritakan dari Tuhannya Azza wa Jalla, Alloh berfirman: Barang siapa menyebut Aku di dalam dirinya sendirian maka Aku menyebut dia di dalam diri-Ku, dan barang siapa menyebut Aku di dalam kelompok manusia maka Aku menyebut dia di dalam kelompok yang lebih banyak darinya dan (kelompok) yang lebih bagus. Musnad Aḥmad Juz 15 Hal 145﴿.
            Ḥadiṡ di atas sangat jelas. Betapa beruntungnya orang yang disebut-sebut oleh Alloh, betapa beruntung sekali orang yang disebut-sebut oleh Alloh di dalam golongan yang banyak dan bagus. Oleh karena itu, warga NU khususnya dan umat Islam umumnya, tidak baik meninggalkan żikir sesudah ṣolat, entah żikir sendirian atau berjama’ah. Nabi Muhammad SAW. bersabda:
عَنْ سُهَيْلِ بْنِ حَنْظَلَةَ أَنَّهُ قَالَ: لَقَدْ ذُكِرَ لِي أَنَّهُ لَا يَجْتَمِعُ قَوْمٌ عَلَى ذِكْرِ اللهِ إِلَّا نُودُوا؛ قُومُوا مَغْفُورًا لَكُمْ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ ﴿شعب الإيمان - ج ٢ ص ١٧٦
Dari Suhail bin Ḥanẓolah sesungguhnya ia berkata: Sungguh benar-benar telah disebutkan kepadaku bahwa sesunguhnya tidak kumpul suatu kaum untuk berżikir kepada Alloh kecuali diumumkan; Kalian berdirilah, kalian diampuni, dosa-dosa kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan. Sya'bul Iman Juz 2 Hal 176﴿.
            Orang yang żikir berjama’ah akan disapa oleh Alloh SWT., diampuni dosanya dan dosanya diganti dengan kebaikan. Barang siapa tidak mau żikir berjama’ah berarti tidak mau disapa oleh Alloh SWT., tidak mau dosanya diampuni dan tidak mau dosanya diganti dengan kebaikan. Oleh karena itu mari berżikir sejenak setelah ṣolat, baik ṣolat sendirian atau berjama’ah, baik żikir sendirian maupun berjama’ah. Yang terpenting yaitu tidak meninggalkan żikir.
Żikir-żikir yang di sunnahkan sesudah ṣolat ialah sebagai berikut:
1.      ASTAGFIRULLÔHAL ’AẒÎM, ALLAŻÎ LÂ ILÂHA ILLÂ HUWAL ḤAYYAL QOYYÛMA WA ATÛBU ILAIH 3 X.
عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ: "اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ". قَالَ الْوَلِيدُ: فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ: كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ؟ قَالَ: تَقُولُ: أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ. ﴿صحيح مسلم - ج ١ ص ٤١٤﴾
Dari Abi Asma' dari Ṡauban berkata: Rosululloh SAW. apabila berpaling dari ṣolatnya maka istigfar tiga kali dan beliau mengucapkan: ALLÔHUMMA AŊTAS SALÂM, WA MIŊKAS SALÂM, TABÂROKTA ŻAL JALLI WAL IKRÔM. Al-Walid berkata: Aku bertanya kepada Auza’iy: Istigfar itu bagaimana?. Auza’i berkata: kamu mengucapkan ASTAGFIRULLÔH, ASTAGFIRULLÔH. Ṣoḥih Muslim Juz 1 Hal 414﴿
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: مَنْ قَالَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ: "أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ"، غُفِرَ لَهُ وَإِنْ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ. ﴿المعجم الأوسط - ج ٧ ص ٣٦٤﴾
Dari Al-Baro' bin ’Azib berkata: Rosululloh bersabda: Barang siapa mengucapkan setelah setiap ṣolat: ASTAGFIRULLÔHALLAŻÎ LÂ ILÂHA ILLÂ HUWAL ḤAYYAL QOYYÛMA, WA ATÛBU ILAIH, maka ia diampuni walaupun ia lari dari barisan perang. Al-Mu‘jamul Ausaṭ Juz 7 Hal 364﴿.
2.      LÂ ILÂHA ILLALLÔHU WAḤDAHÛ LÂ SYARÎKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL ḤAMDU YUḤYÎ WAYUMÎTU WAHUWA ’ALÂ KULLI SYAIŊ QODÎR 3 X. ALLÔHUMMA LÂ MÂNI’A LIMÂ A‘OITA WALÂ MU‘IYA  LIMÂ MANA‘TA WALÂ YAŊFA’U ŻAL JADDI MIŊKAL JADDU.
عَنْ عَبْدِ المَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ وَرَّادٍ كَاتِبِ المُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: أَمْلَى عَلَيَّ المُغِيْرَةُ بْنُ شُعْبَةَ فِي كِتَابٍ إِلَى مُعَاوِيَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَقُوْلُ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ: "لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، اللّٰهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدُّ". ﴿صحيح البخاري - ج ١ ص ١٦٨
Dari ’Abdul Malik bin ’Umair dari Warrod sekretarisnya Mugiroh bin Syu‘bah berkata: Mugiroh bin Syu‘bah mendiktekan kepadaku di dalam surat (yang dikirim ke Mu’awiyah: Sesungguhnya Nabi SAW. berżikir di akhir (sesudah) setiap ṣolat wajib: LÂ ILÂHA ILLALLÔHU WAḤDAHÛ LÂ SYARÎKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL ḤAMDU, WAHUWA ’ALÂ KULLI SYAIŊ QODÎR. ALLÔHUMMA LÂ MÂNI’A LIMÂ A‘OITA, WALÂ MU‘IYA  LIMÂ MANA‘TA, WALÂ YAŊFA’U ŻAL JADDI MIŊKAL JADDU. Ṣoḥiḥul Bukhori Juz 1 Hal 168﴿.
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله ﷺ: مَنْ قَالَ دُبُرَ صَلَاةِ الْفجْرِ وَهُوَ ثَانِي رِجْلِهِ قَبْلَ أَنْ يَّتَكَلَّمَ "لَا إِلٰه إِلَّا اللهُ وَحْدَهٗ لَا شَرِيْكَ لَهٗ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ" عَشْرَ مَرَّاتٍ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ قَالَهَا حَسَنَةً وَمَحَى عَنهُ سَيِّئَةً وَرَفَعَ بِهَا دَرَجَةً وَكَانَ لَهُ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ قَالَهَا عِتْقُ رَقَبَةٍ وَكَانَ يَوْمُهُ ذٰلِكَ فِيْ حَرْزٍ مِنْ كُلِّ مَكْرُوْهٍ وَحَرْسٍ مِنَ الشَّيْطَانِ وَلَمْ يَنْبَغِ لِذَنْبٍ أَنْ يُدْرِكَهُ فِيْ ذٰلِكَ الْيَوْمِ إِلَّا الشِّرْكُ بِاللهِ. ﴿عمل اليوم والليلة للنسائي - ج ١ ص ١٩٦
Dari Abi Darr berkata: Rosululloh SAW. bersabda: Barang siapa berucap setelah ṣolat fajar (ṣubuḥ) dan ia membengkokkan kakinya sebelum berbicara "LÂ ILÂHA ILLALLÔHU WAḤDAHÛ LÂ SYARÎKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL ḤAMDU YUḤYÎ WAYUMÎTU BIYADIHIL KHOIR, WAHUWA ’ALÂ KULLI SYAIŊ QODÎR" sepuluh kali maka Alloh menulis satu kebaikan baginya setiap satu ucapan, dan menghapus satu dosa darinya, dan mengangkat satu derajat, dan setiap satu ucapan (dapat pahala) memerdekakan budak baginya, dan harinya itu di dalam benteng dari setiap makruh, penjagaan dari setan, dan tidak pantas ia mendapat dosa dihari itu kecuali menyekutukan Alloh. ’Amalul Yaum Wal Lailah Lin Nasai Juz 1 Hal 196﴿.
3.      ALLÔHUMMA AJIRNÎ MINAN NÂR
عَنْ مُسْلِمِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ مُسْلِمٍ التَّمِيْمِيِّ: أَنَّهُ حَدَّثَهُمْ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ ﷺ: إِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تَتَكَلَّمَ: "اَللّٰهُمَّ أَجِرْنِيْ مِنَ النَّارِ" سَبْعَ مَرَّاتٍ، فَإِنَّكَ إنْ مُتَّ مِنْ يَوْمِكَ ذَلِكَ كَتَبَ اللهُ لَكَ جِوَارًا مِنَ النَّارِ، فَإِذَا صَلَّيْتَ الْمَغْرِبَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تَتَكَلَّمَ: "اَللّٰهُمَّ أَجِرْنِيْ مِنَ النَّارِ" سَبْعَ مَرَّاتٍ، فَإِنَّكَ إنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ كَتَبَ اللهُ لَكَ جِوَارًا مِنَ النَّارِ ﴿السنن الكبرى للنسائي - ج ٩ ص ٤٨
Dari Muslim bin Ḥariṡ bin Muslim At-Tamimiy: Sesungguhnya ia bercerita kepada mereka dari ayahnya berkata: Nabi SAW. bersaabda kepadaku: Apabila kamu selesai ṣolat ṣubuḥ maka ucapkanlah sebelum berbicara: ALLÔHUMMA AJIRNÎ MINAN NÂR tujuh kali, maka sesungguhnya jika kamu meninggal (dunia) diharimu itu maka Alloh memastikan untukmu perlindungan dari neraka, apabila kamu selesai ṣolat magrib maka ucapkanlah sebelum berbicara: ALLÔHUMMA AJIRNÎ MINAN NÂR tujuh kali, maka sesungguhnya jika kamu meninggal (dunia) dimalam kamu maka Alloh memastikan untukmu perlindungan dari neraka. As-Sunan Al-Kubro Lin Nasai Juz 9 Hal 48﴿.
4.      ALLÔHUMMA AŊTAS SALÂM, WAMIŊKAS SALÂM, WA ILAIKA YA’ÛDUS SALÂM, FAḤAYYINÂ ROBBANÂ BIS SALÂM, WA ADKHILNAL JANNATA DÂROS SALÂM, TABÂROKTA ROBBANÂ WATA’ÂLAITA YÂ ŻAL JALÂLI WAL IKRÔM.
قَالَ ثَوْبَانُ: إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ كَانَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ يَقُوْلُ: "اللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ". ﴿سنن ابن ماجه - ج ١ ص ٣٠٠
Ṡauban berkata: Sesungguhnya Rosululloh SAW. apabila berpaling (selesai) dari ṣolatnya maka istigfar tiga kali kemudian berkata: ALLÔHUMMA AŊTAS SALÂM, WA MIŊKAS SALÂM, TABÂROKTA ŻAL JALLI WAL IKRÔM. Sunan Ibnu Majah Juz 1 Hal 300﴿.
5.      WA ILÂHUKUM ILÂHUW WÂHID, LÂ ILÂHA ILLÂ HUWAR ROḤMÂNUR ROḤÎM.
{وَإِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وَاحِدٌ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيمُ (البقرة: ١٦٣)}. لما ذكر الله في الآيتين السابقتين وعيد الكافرين، وختمه بأنهم خالدون في العذاب، وأنهم لا يُخفف عنهم ولا يُنظرون، أتبعهما هذه الآية والتي تليها ليرشدهم إلى توحيده سبحانه لعلهم ينقذون أنفسهم من هذا الوعيد الذي ينتظرهم، فهما مسوقتان لإثبات الألوهية لله تعالى وتفرده بها ﴿التفسير الوسيط - ج ١ ص ٢٤٥
{Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Al-Baqoroh: 163)}. Ketika Alloh menyebutkan ancaman orang-orang kafir di dalam dua ayat yang dahulu, dan Alloh mencap bahwa sesungguhnya orang-orang kafir kekal di dalam siksa, dan bahwa sesungguhnya orang-orang kafir tidak akan diringankan (siksanya) dan tidak akan ditangguhkan, maka Alloh menyusulkan dua ayat tersebut terhadap ayat ini dan ayat yang mengiringinya untuk memberi petunjuk kepada mereka tentang keesaan Alloh SWT. barangkali mereka menyelamatkan dirinya sendiri dari inilah ancaman yang menunggu mereka, dua ayat itu digiring untuk menetapkan ketuhanan Alloh SWT. dan esa-Nya ketuhanan. Tafsir Wasiṭ Juz 1 Hal 245﴿.
{وَإِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وَاحِدٌ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيمُ (البقرة: ١٦٣)}. وهي آيات لقوم يتفكرون، فإن من تأمل في كل آية مما سبق، وجدها مشتملة على وجوه كثيرة من الدلالات على وجوده تعالى ووحدانيته ورحمته وسائر صفاته. ﴿التفسير الوسيط - ج ١ ص ٢٥٢
{Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (Al-Baqoroh: 163)}. Ini adalah ayat-ayat untuk kaum yang berfikir, maka sesungguhnya orang yang merenungkan di setiap ayat yang mendahuluinya maka tentu akan menemukan ayat tersebut memuat banyak hal tentang petunjuk atas wujudnya Alloh SWT., keesaan-Nya, rahmat-Nya dan semua sifat-sifat-Nya. Tafsir Wasiṭ Juz 1 Hal 252﴿.
6.      Membaca ayat kursi (surat Al-Baqoroh ayat 255): ALLÔHU LÂ ILÂHA ILLÂ HUWAL ḤAYYUL QOYYÛM, LÂ TA'KHUŻUHÛ SINATUW WA LÂ NAÛM, LAHÛ MÂ FIS SAMÂWÂTI WA MÂ FIL ARḌ, MAŊ ŻAL LAŻÎ YASYFA’U ’IŊDAHÛ ILLÂ BI IŻNIH, YA‘LAMU MÂ BAINA AIDÎHIM WA MÂ KHOLFAHUM WA LÂ YUḤÎÛNA BI SYAI-IM MIN ’ILMIHÎ ILLÂ BIMÂ SYÂ', WASI’A KURSIYYUHUS SAMÂWÂTI WAL ARḌO WA LÂ YAÛDUHÛ ḤIFẒUHUMÂ WA HUWAL ’ALIYYUL ’AẒÎM.
اللهُ لَا إِلٰـهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ لَّهٗ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗ إِلَّا بِإِذْنِهٖ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ﴿البقرة: ٢٥٥﴾
Alloh, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Dia, yang Hidup kekal lagi senantiasa mengurus (Makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh kecuali atas Izin-Nya. Alloh Mengetahui apa pun yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Alloh melainkan apa yang Dikehendaki-Nya. Kursi Alloh meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak Merasa berat memelihara keduanya, dan Alloh Maha Tinggi lagi Maha Besar. Al-Baqoroh: 255﴿.
Sebagian mufasir (ahli tafsir) mengartikan kursi dengan ilmu Alloh, ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya, dan ada juga yang menafsirkan lain.
7.      Membaca tasbiḥ, taḥmid dan takbir masing-masing 33 x yang diawali dengan membaca "ILÂHANÂ ROBBANÂ AŊTA MAULÂNÂ".
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَهَذَا حَدِيثُ قُتَيْبَةَ أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا رَسُولَ اللهِ ﷺ فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ، فَقَالَ: وَمَا ذَاكَ؟ قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ وَيُعْتِقُونَ وَلَا نُعْتِقُ فَقَالَ رَسُولَ اللهِ ﷺ: أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ؟، وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ: تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمَدُونَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً قَالَ أَبُو صَالِحٍ: فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا فَفَعَلُوا مِثْلَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ﴿صحيح مسلم - ج ١ ص ٤١٦
Dari Abi Huroiroh dan ini adalah hadiṡnya Qutaibah sesungguhnya orang-orang faqir muhajirin mendatangi Rosululloh SAW. lalu mereka berkata: Orang yang hartanya melimpah telah berjalan berjalan membawa derajat yang luhur dan kenikmatan yang permanen (tetap). Rosululloh bertanya: Apa itu?. Orang-orang faqir muhajirin berkata: Orang yang hartanya melimpah ṣolat seperti kita ṣolat, berpuasa seperti kita berpuasa, bersedekah dan kita tidak bersedekah, memerdekan (budak) dan kita tidak memerdekakan. Lalu Rosululloh SAW. bersabda: Mau apa tidak, kalian aku ajari sesuatu yang dengan sesuatu itu kalian bisa menyusul orang yang mendahului kalian dan dengan sesuatu itu kalian bisa mendahului orang sesudah kalian?, dan tidak seorangpun yang lebih utama daripada kalian kecuali orang yang melakukan seperti apa-apa yang yang kalian lakukan. Orang-orang faqir muhajirin berkata: Ya, wahai utusan Alloh. Rosul bersabda: Kalian bertasbiḥ  (subḥanalloh), bertakbir (Allohu akbar) dan bertaḥmid (alḥamdu lillah) pada waktu selesai setiap ṣolat tiga puluh tiga kali. Abu Ṣoliḥ berkata: Orang-orang faqir muhajirin kembali ke Rosululloh SAW. lalu berkata: Saudara-saudara kita yang mempunyai harta melimpah mendengar apa-apa yang kita lakukan lalu mereka melakukan seperti apa-apa yang kita lakukan. Lalu Rosululloh SAW. bersabda: Adapun yang demikian itu adalah anugerah Alloh, Alloh memberi anugerah kepada orang yang Dia kehendaki. Ṣoḥiḥ Muslim Juz 1 Hal 416﴿.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ: "لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ"، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ ﴿صحيح مسلم - ج ١ ص ٤١٨
Dari Abi Huroiroh dari Rosululloh SAW. "barangsiapa bertasbiḥ (subḥanalloh) kepada Alloh di saat selesai setiap ṣolat tiga puluh tiga kali, dan bertaḥmid (alḥamdu lillah) kepada Alloh tiga puluh tiga kali, dan bertakbir (Allohu akbar) kepada Alloh tiga puluh tiga kali, itu (jumlahnya) sembilan puluh sembilan, dan berucap menyempurnakan seratus: LÂ ILÂHA ILLALLÔHU WAḤDAHÛ LÂ SYARÎKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL ḤAMDU, WAHUWA ’ALÂ KULLI SYAIŊ QODÎR, maka kesalahan-kesalahannya diampuni walapun kesalahan-kesalahannya seperti buih laut. Ṣoḥiḥ Muslim Juz 1 Hal 418﴿.
8.      Setelah selesai tasbiḥ, taḥmid dan takbir lalu menyempurnakan dengan mengucapkan "ALLÔHU AKBAR, KABÎROW WAL ḤAMDU LILLÂHI KAṠÎRÔ, WASUBḤÂNALLÔHI BUKROTAW WA AṢÎLÂ, LÂ ILÂHA ILLALLÔHU WAḤDAHÛ LÂ SYARÎKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL ḤAMDU, YUḤYÎ WA YUMÎTU WAHUWA ’ALÂ KULLI SYAIŊ QODÎR, LÂ ḤAULA WA LÂ QUWWATA ILLÂ BILLÂHIL ’ALIYYIL ’AẒÎM, ASTGFIRULLÔHAL ’AẒÎM, INNALLÔHA GOFÛRUR ROḤÎM", seperti keterangan ḥadiṡ diatas.
9.      Membaca tahlil "LÂ ILÂHA ILLALLÔH" dengan diawali mengucapkan "NAWAINÂŻ ŻIKRO TAQORRUBAN ILALLÔH, AFḌOLUŻ ŻIKRI"
... وَقَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُهَلِّلُ بِهِنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ﴿صحيح مسلم - ج ١ ص ٤١٥
... dan Ibnu Zubair berkata: Rosululloh SAW. bertahlil dengan lafal-lafal itu pada waktu selesai setiap ṣolat. Ṣoḥiḥ Muslim Juz 1 Hal 415﴿.
10.   Berdo’a. Dalil berdo’a sesudah ṣolat telah saya unggah di Blog saya (elsunniyu.blogspot.com dengan judul postingan dalil berdo’a sesudah sholat


No comments:

Post a Comment