Menikah adalah harapan
setiap orang tetapi kadang-kadang harapan itu di buat rumit, padahal tidak
rumit. Bisa dikatakan menikah itu mudah bila dilakukan dengan penuh niat yang
baik, yaitu niat beribadah dan menyempurnakan ibadah. Memang ada sebagian daerah
yang sulit menikahi seorang perempuan karena mahar (mas kawin)nya mahal.
Solusinya, cari saja wanita daerah lain yang maharnya murah. Apabila diniati
ibadah insya Alloh akan dikasih jalan terbaik oleh Alloh. Jika hal itu
dilakukan, mungkin ada perubahan aturan didaerah yang maharnya mahal. Misalnya
para laki-laki tidak menikah dengan perempuan yang mahal maharnya, maka para
perempuan akan banyak yang jadi perawan tua karena tidak laku disebabkan
maharnya mahal. Yang demikian itu mungkin akan membuat berubah pola pikir
mereka (perempuan yang maharnya mahal dan orang tuanya). Mereka bisa jadi akan
menikahkan anak perempuannya dengan mahar murah daripada membiarkan anak
perempuannya tidak laku seumur hidup, atau dengan pertimbangan menikahkan di
usia paling subur. Nabi Muhammad bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ:
خَيْرُهُنَّ أَيْسَرُهُنَّ صَدَاقًا ﴿صحيح ابن حبان - ج ٩ / ص ٣٤٢﴾
Dari Ibnu ’Abbas berkata: Rosululloh SAW. bersabda:
Sebaik-baiknya perempuan adalah yang paling mudah emas kawinnya. ﴾Ṣoḥiḥ
Ibnu Ḥiban Juz 9 Hal 342﴿.
Dalam ḥadiṡ lain Nabi
Muhammad SAW. bersabda:
خَيْرُ نِسَاءِ أُمَّتِيْ أَصْبَحُهُنَّ وَجْهًا
وَأَقَلُّهُنَّ مَهْرًا (ابن عدى وقال منكر، وابن عساكر عن عائشة) ﴿جامع الأحاديث
- ج ١٢ / ص ٣٨٣﴾
Sebaik-baik wanita dari umatku ialah yang berwajah ceria dan sedikit
maharnya. (HR. Ibnu ’Adi dan ia berkata "[itu] ḥadiṣ" munkar, dan
Ibnu ’Asakir dari ’Aisyah). ﴾Jami’ul Aḥadiṡ Juz
12 Hal 383﴿.
Sabda Nabi Muhammad diatas
ialah memberi jalan untuk para muda mudi agar memilih nikah daripada zina atau
membujang. Kemudahan yang dipilihkan Nabi Muhammad buat umatnya terkadang malah
diabaikan. Muda mudi tidak mementingkan ibadah tetapi justru mementingkan rupa.
Pada akhirnya banyak bujang lapuk. Itu kesalahan sendiri, bukan Alloh atau
Nabi-Nya yang mempersulit pernikahan. Alloh sudah memberikan jalan terbaik
kepada makhluk melalui Nabi-Nya. Nabi Muhammad bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: تُنْكَحُ
الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا،
فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ ﴿صحيح مسلم - ج ٢ / ص ١٠٨٦﴾
Dari Abi Huroiroh dari Nabi SAW. bersabda: Wanita dinikahi karena empat
perkara: karena hartanya, kemuliaan leluhurnya, kecantikannya dan agamanya,
perolehlah (carilah) wanita yang mempunyai agama, berdebu kedua tanganmu. ﴾Ṣoḥiḥ
Muslim Juz 2 Hal 1086﴿
Nabi memerintah untuk
menikahi wanita yang mempunyai agama, bukan yang kaya, bukan yang mulia
nasabnya, bukan pula yang yang cantik rupa. Apabila ada orang yang pilih-pilh
rupa akhirnya belum menikah padahal usianya sudah cukup banyak berarti
kesalahan dia sendiri.
Ada juga yang lama tidak
menikah karena memikirkan nafkah. Bila diniati ibadah, dan ibadah itu adalah
perwujudan dari taqwa, insya Alloh akan diberi kemudahan oleh-Nya. Alloh SWT.
berfirman:
...وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ
لَّهُ مَخْرَجاً (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ
عَلَى اللهَ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهَ لِكُلِّ
شَيْءٍ قَدْراً (٣) ﴿الطلاق﴾
...dan barangsiapa
bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan Membukakan jalan keluar baginya (2). Dan
Dia Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
bertawakal kepada Alloh, niscaya Alloh akan Mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Alloh Melaksanakan urusan-Nya. Benar-benar, Alloh telah Menjadikan
ketentuan bagi setiap sesuatu (3). ﴾Aṭ-Ṭolaq﴿.
Dalam menikah diperintah
memilih perempuan yang beragam dan berniat ibadah guna meningkatkan ketaqwaan.
Firman Alloh dan sabda Nabi Muhammad sangat berkaitan. Karena menikah sangat
penting sekali maka Rosululloh mencela umat Islam yang membujang. Nabi Muhammad
SAW. bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ
رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ: عَكَّافُ بْنُ بِشْرٍ التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ لَهُ
النَّبِيُّ ﷺ: يَا عَكَّافُ، هَلْ لَكَ مِنْ زَوْجَةٍ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: وَلَا
جَارِيَةٍ؟ قَالَ: وَلَا جَارِيَةَ. قَالَ: وَأَنْتَ مُوسِرٌ بِخَيْرٍ؟ قَالَ:
وَأَنَا مُوسِرٌ بِخَيْرٍ. قَالَ: أَنْتَ إِذًا مِنْ إِخْوَانِ الشَّيَاطِينِ،
لَوْ كُنْتَ فِي النَّصَارَى كُنْتَ مِنْ رُهْبَانِهِمْ، إِنَّ سُنَّتَنَا
النِّكَاحُ، شِرَارُكُمْ عُزَّابُكُمْ، وَأَرَاذِلُ مَوْتَاكُمْ عُزَّابُكُمْ،
أَبِالشَّيْطَانِ تَمَرَّسُونَ؟ مَا لِلشَّيْطَانِ مِنْ سِلَاحٍ أَبْلَغُ فِي
الصَّالِحِينَ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا الْمُتَزَوِّجُونَ، أُولَئِكَ
الْمُطَهَّرُونَ الْمُبَرَّؤُونَ مِنَ الْخَنَا، وَيْحَكَ يَا عَكَّافُ،
إِنَّهُنَّ صَوَاحِبُ أَيُّوبَ وَدَاوُدَ، وَيُوسُفَ وَكُرْسُفَ. فَقَالَ لَهُ بِشْرُ بْنُ
عَطِيَّةَ: وَمَنْ كُرْسُفُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: رَجُلٌ كَانَ يَعْبُدُ
اللهَ بِسَاحِلٍ مِنْ سَوَاحِلِ الْبَحْرِ ثَلَاثَ مِائَةِ عَامٍ، يَصُومُ
النَّهَارَ، وَيَقُومُ اللَّيْلَ، ثُمَّ إِنَّهُ كَفَرَ بِاللهِ الْعَظِيمِ فِي
سَبَبِ امْرَأَةٍ عَشِقَهَا، وَتَرَكَ مَا كَانَ عَلَيْهِ مِنْ عِبَادَةِ اللهِ،
ثُمَّ اسْتَدْرَكَ اللهُ بِبَعْضِ مَا كَانَ مِنْهُ فَتَابَ عَلَيْهِ، وَيْحَكَ
يَا عَكَّافُ تَزَوَّجْ، وَإِلَّا فَأَنْتَ مِنَ الْمُذَبْذَبِينَ قَالَ:
زَوِّجْنِي يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: قَدْ زَوَّجْتُكَ كَرِيمَةَ بِنْتَ
كُلْثُومٍ الْحِمْيَرِيِّ ﴿مسند أحمد - ج ٣٥ / ص ٣٥٥﴾
Dari Abi Dzar berkata: Seorang laki-laki masuk menghadap Rosululloh SAW.
laki-laki itu bernama ’Ukaf bin Bisyr At-Tamimiy, Nabi SAW. bertanya kepadanya:
Hai ’Ukaf, apakah engkau mempunyai istri?. ’Ukaf menjawab: Belum. Beliau
bertanya lagi: Dan tidak mempunyai hamba wanita?. ’Ukaf menjawab: Dan tidak
memiliki hamba wanita. Beliau bertanya kembali: Apakah engkau orang yang
mempermudah kebaikan?. ’Ukaf menjawab: Dan saya adalah orang yang mempermudah kebaikan.
Beliau berkata: Engkau apabila demikian ialah sebagian dari saudara para seṭan,
andaikan engkau seorang nasrani maka engkau menjadi seorang pendeta dari
pendeta-pendeta mereka, sesungguhnya sunnahku adalah nikah, sejelek-jelek
kalian adalah yang membujang diantara kalian, dan sehina-hina para orang mati
kalian adalah yang membujang diantara kalian, adakah dengan setan kamu bermain?
Apa-apa yang dimiliki setan semisal senjata itu bisa sampai didalam orang-orang
baik yang bersumber dari para wanita kecuali mereka yang berkeluarga, mereka
adalah orang-orang suci yang terhindar dari bencana, celaka kamu wahai ’Ukaf. Sesungguhnya
wanita-wanita itu adalah sahabat-sahabatnya Ayyub, Daud,
Yusuf, dan Kursuf. Kemudian Bisyr bin ’Aṭiah berkata kepada beliau: Dan
siapakah Kursuf wahai Rosululloh? Rosululloh menjawab: Yaitu seorang laki-laki
yang menyembah Alloh di pantai dari beberapa pantai laut selama tiga ratus
tahun, dia puasa di siang hari, dia mendirikan ṣolat malam, kemudian
sesungguhnya dia mengkufuri Alloh yang maha Agung sebab wanita yang
dicintainya, dan dia meninggalkan perkara yang biasa dilakukan yaitu ibadah
kepada Alloh, kemudian Alloh memperbaiki sebagian perkara yang ada padanya maka
dia tobat kepada Alloh, celakalah kamu wahai ’Ukaf nikahlah, dan apabila tidak
maka kamu adalah sebagian dari orang-orang yang bimbang. ’Ukaf Berkata: Nikahkanlah
aku wahai Rosululloh. Rosululloh menjawab: Benar-benar aku menikahkanmu dengan
Karimah binti Kulṡum al-Ḥimyariy. ﴾Musnad Ahmad Juz
35 Hal 355﴿
Rosululloh SAW. menyamakan
orang yang tidak menikah dengan nasrani. Setinggi apapun harkat dan martabat orang Islam tetap saja tidak ada
larangan menikah. Berbeda dengan kristen, katolik, hindu dan buda. ’Ulama'
mereka tidak boleh menikah. Coba dibayangkan, misalnya semua orang memeluk
agama selain Islam, dan semua orang menjadi biksu atau pendeta, dalam jangka
waktu seratus tahun lagi maka umat manusia akan habis karena tidak mempunyai
generasi. Rosululloh sangat tidak suka bila ada orang yang tidak menikah.
Beliau SAW. bersabda:
عَنْ أَبِي نَجِيحٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
مِسْكِينٌ مِسْكِينٌ مِسْكِينٌ، رَجُلٌ لَيْسَ لَهُ امْرَأَةٌ، وَإِنْ كَانَ
كَثِيرُ الْمَالِ. مِسْكِينَةٌ مِسْكِينَةٌ مِسْكِينَةٌ، امْرَأَةٌ لَيْسَ لَهَا
زَوْجٌ، وَإِنْ كَانَتْ كَثِيرَةَ الْمَالِ ﴿المعجم الأوسط - ج ٦ / ص ٣٤٨﴾
Dari Abi Najiḥ berkata: Rosululloh SAW. bersabda: Miskin miskin miskin,
laki-laki yang tidak punya wanita (istri), walaupun ia banyak harta. Miskin
miskin miskin, wanita yang tidak punya suami, walaupun ia banyak harta. ﴾Al-mu‘jam
Al-Ausaṭ Juz 6 Hal 348﴿.
Walaupun banyak harta
apabila tidak menikah maka ia adalah miskin karena jika sudah tua tidak ada
yang merawat. Sebanyak apapun hartanya apabila tua renta maka hartanya tidak
berguna. Inilah kesempurnaan ajaran Islam. Nabi SAW. bersabda:
عَنْ أَبِي نَجِيحٍ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ
كَانَ مُوسِرًا لِأَنْ يَنْكِحَ، فَلَمْ يَنْكِحْ فَلَيْسَ مِنَّا ﴿السنن الكبرى
للبيهقي - ج ٧ / ص ١٢٥﴾
Dari Abi Najiḥ dari Nabi SAW. sesungguhnya beliau bersabda: Barang siapa
kaya untuk menikah, dan ia tidak menikah maka bukan golongan kita. ﴾As-Sunan
Al-Kubro Lil-Baihaqi Juz 7 Hal 125﴿.
Perhatikan sabda Nabi SAW.
diatas, beliau tidak mau mengakui sebagai golongannya bagi orang yang tidak
menikah padahal mampu menikah. Dalam ḥadiṡ lain Nabi SAW. bersabda:
عَنْ عُبَيْدِ بْنِ سَعْدٍ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: مَنْ
أَحَبَّ فِطْرَتِي، فَلْيَسْتَنَّ بِسُنَّتِي، وَمِنْ سُنَّتِي النِّكَاحُ ﴿السنن
الكبرى للبيهقي - (ج ٧ / ص
١٢٤﴾
Dari ’Ubaid bin Sa‘d dari Nabi SAW. bersabda: Barang siapa menyukai
fitrahku maka kerjakanlah sunnahku, dan sebagian dari sunnahku ialah nikah. ﴾As-Sunan
Al-Kubro Lil-Baihaqi Juz 7 Hal 124﴿.
Menikah adalah salah satu
sunnah Nabi SAW.. Barang siapa mengaku mengikuti sunnah Nabi akan tetapi tidak
menikah maka belum sempurna ikutnya. Ada orang yang tidak menikah demi
beribadah kepada Alloh tetapi Nabi SAW. malah menyalahkan orang itu. Nabi SAW.
bersabda:
عن أَنَس بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ:
جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ، يَسْأَلُونَ عَنْ
عِبَادَةِ النَّبِيِّ ﷺ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا،
فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ ﷺ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي
اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ،
وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا
وَكَذَا، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ،
لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ،
فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي ﴿صحيح البخاري - ج ٧ / ص ٢﴾
Dari Anas bin Malik RA. berkata: Datang tiga kelompok ke rumah-rumah para istri
Nabi SAW., mereka bertanya tentang ibadahnya Nabi SAW., ketika mereka dikabari
seperti sesungguhnya mereka menganggap sedikit ibadahnya Nabi SAW.. Mereka
berkata: Dan dimana kita dibandingkan dengan Nabi SAW.? Benar-benar diampuni
baginya dosa yang telah berlalu dan dosa yang akan datang. Salah satu dari
mereka berkata: Adapun sesungguhnya saya ṣolat malam selamanya. Yang lain
berkata: Aku berpuasa setahun dan tidak batal. Yang lain (lagi) berkata: Aku
menyingkiri wanita maka aku tidak menikah selamanya. Maka Rosululloh SAW.
datang kepada mereka lalu bersabda: Kalian orang-orang yang berkata begini
begitu, demi Alloh, apakah bukan sesungguhnya aku jelas paling takutnya kalian
kepada Alloh dan paling taqwanya kalian kepada-Nya, tetapai aku berpuasa dan aku
tidak puasa, aku ṣolat dan aku tidur, aku menikahi wanita, barang siapa benci
sunnahku maka ia bukan golonganku. ﴾Ṣoḥiḥ Al-Bukhori
Juz 7 Hal 2﴿.
Siapa yang lebih takut
kepada Alloh daripada Nabi Muhammad SAW.? Siapa yang lebih taqwa kepada Alloh
daripada Nabi Muhammad SAW.? Tentu tidak ada. Nabi Muhammad SAW. adalah manusia
yang paling takut dan paling taqwa, tetapi beliau menikah. Ternyata rahasianya
yaitu menikah dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Alloh. Selain itu, tujuan
menikah adalah untuk memperoleh keturunan. Nabi SAW. bersabda:
عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: سَوْدَاءُ وَلُودٌ خَيْرٌ مِنْ حَسْنَاءَ لَا تَلِدُ،
إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ حَتَّى السِّقْطُ يَظَلُّ مُحْبَنْطِئًا عَلَى
بَابِ الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلِ الْجَنَّةَ، فَيَقُولُ: أَنَا
وَأَبَوَايَ، فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلِ الْجَنَّةَ، فَيَقُولُ: أَنَا وَأَبَوَايَ،
فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلِ الْجَنَّةَ، فَيَقُولُ: أَنَا وَأَبَوَايَ، فَيُقَالُ
لَهُ: ادْخُلْ أَنْتَ وَأَبَوَاكَ ﴿فوائد تمام - ج ٢ / ص ١٧٦﴾
Dari Bahz bin Ḥakim dari ayahnya dari kakeknya berkata: Rosululloh SAW
bersabda: (Perempuan) hitam yang subur (banyak anak) lebih baik daripada
perempuan cantik yang tidak bisa punya anak, sesungguhnya aku banyak-banyakan
(umat) dengan (bantuan) kalian terhadap umat-umat (dahulu) hingga anak yang
keguguran yang meneduhi yang cebol di pintu surga, lalu dikatakan kepdanya
(anak tersebut): Masuklah ke surga!, Ia berkata: Saya dan kedua orang tua
saya?, Lalu dikatakan kepdanya: Masuklah ke surga!, Ia berkata: Saya dan kedua
orang tua saya?, Lalu dikatakan kepdanya: Masuklah ke surga!, Ia berkata: Saya
dan kedua orang tua saya?, lalu dikatakan kepdanya: Masuklah kamu dan kedua
orang tua kamu. ﴾Fawaidu Tamam
Juz 2 Hal 176﴿.
Dalam ḥadiṡ lain Nabi
Muhammad bersabda:
مَنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ ذَكَرٌ أَوْ أُنْثَى فَأُصِيْبَ فِيْهِ
فَاحْتَسَبَ أَوْ لَمْ يَحْتَسِبْ، صَبَرَ أَوْ لَمْ يَصْبِرْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حِجَابٌ
دُوْنَ الْجَنَّةِ. (ابن النجار عن ابن مسعود) ﴿كنز العمال في سنن الأقوال
والأفعال - ج ٣ / ص ٢٩٢﴾
Barang siapa mempunyai anak laki-laki atau perempuan lalu terkena musibah,
mengharap pahala atau tidak mengharap pahala, sabar atau tidak sabar, maka
tidak ada penghalang baginya di bawah surga. (HR. Ibnu Najar dari Ibnu Mas’ud) ﴾Kanzul
’Ummal Fi Sunanil Aqwal wal Af’al﴿.
Anak tidak hanya berguna
di dunian, melainkan di surga juga. Maka dari itu tidak usah takut bila punya
anak akan dikasih makan apa. Nabi SAW. bersabda:
مَنْ تَرَكَ التَّزْوِيْجَ مَخَافَةَ الْعِيْلَةِ فَلَيْسَ
مِنَّا (الديلمى عن أبى سعيد) ﴿جامع الأحاديث - ج ٢٠ / ص ١٤١﴾
Barang siapa tidak menikah karena takut keluarga, maka ia bukan golonganku )Ad-Dailami dari Abi
Sa‘id). ﴾Jami‘ul ahadiṡ
Juz 20 Hal 141﴿.
Ada yang tidak menikah karena takut
tidak bisa memberi makan anak-anaknya. Perhatikan firman Alloh berikut:
وَمَا مِنْ دَآبَّةٍ فِيْ الأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِيْ كِتَابٍ مُّبِيْنٍ
﴿الهود: ٦﴾
Dan tidak ada suatu binatang pun di bumi
melainkan Alloh-lah yang Menangung rezekinya. Dia Mengetahui tempat kediamannya
dan tempat penyimpanannya. Semua ada dalam kitab yang nyata. ﴾QS. Al-Hud: 6﴿.
Binatang
pun rezeki ditanggung oleh Alloh, apalagi manusia, lebih-lebih manusia yang
bertaqwa. Menikah bila dipikir dangkal memang menambah beban hidup karena mempunyai
tanggung jawab baru, tetapi bila dipikir mendalam rezeki itu Alloh SWT. yang
mengatur.
Menikah
adalah salah satu sumber keberuntungan, maka harus memilih wanita yang taat
kepada agama. Nabi SAW. bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحُسَيْنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ: أَنْ
تَكُونَ زَوْجَتُهُ مُوَافِقَةً، وَأَوْلادُهُ أَبْرَارًا، وَإِخْوَانُهُ
صَالِحِينَ، وَأَنْ يَكُونَ رِزْقُهُ فِي بَلَدِهِ ﴿المطالب العالية للحافظ ابن
حجر العسقلاني - ج ٩ / ص
٢٠٩﴾
Dari ’Abdulloh bin Ḥusain dari ayahnya dari kakeknya berkata: Rosululloh
SAW. bersabda: Empat perkara dari keberuntungan seseorang: Istrinya mencocoki,
anak-anaknya baik, teman-temannya ṣoliḥ, dan rezekinya di daerahnya. ﴾Al-Maṭolibul
’Aliyah Lil Ḥafiẓ Ibni Ḥajar Al-Asqolani Juz 9 Hal 209﴿.
Menikah menjadikan
seseorang terhindar dari kemaksiatan, tetapi dalam menikah juga ada hal-hal
yang sebaikya diperhatikan dalam memilih calon istri. Nabi Muhammad SAW
bersabda:
عَنْ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: تَزَوَّجْتَ يَا زَيْدُ؟ قُلْتُ: لَا، قَالَ
تَزَوَّجْ تَزِدْ عِفَّةً إِلَى عِفَّتِكَ، وَلَا تَزَوَّجْ خَمْسَةً: شَهْبَرَةً،
وَلَا لَهْبَرَةً، وَلَا نَهْبَرَةً، وَلَا هَيْدَرَةً، وَلَا لَفُوْتًا، قُلْتُ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ لَا أَدْرْيْ مِمَّا قُلْتَ شَيْئًا وَأَنَا بِأَحَدِهِنَّ جَاهِلٌ،
قَالَ أَلَسْتُمْ عَرَبًا أَمَّا الشَّهْبَرَةُ فَالطَّوِيْلَةُ الْمَهْزُوْلَةُ،
وَأَمَّا اللَّهْبَرَةُ فَالزَّرْقَاءُ الْبَذِيَةُ، وَأَمَّا النَّهْبَرَةُ فَالْقَصِيْرَةُ
الدَّمِيْمَةُ، وَأَمَّا الْهَيْدَرَةُ فَالْعَجُوْزُ الْمُدَبَّرَةُ، وَأَمَّا
اللَّفُوْتُ فَهِيَ ذَاتُ الْوَلَدِ مِنْ غَيْرِكَ (الديلمى) ﴿جامع الأحاديث - ج ٣٥ / ص ٦٦﴾
Dari Zaid bin Ḥariṡah berkata, Rosululloh SAW. bersabda: Apakah kamu sudah
menikah hai Zaid? Saya menjawab: Belum, Rosululloh bersabda: Menikahlah! Maka
engkau akan bertambah menjaga diri dari hal-hal yang haram dan samar, dan
janganlah engkau menikah dengan lima golongan wanita: syahbaroh, lahbaroh,
nahbaroh, haidaroh dan lafut. Aku berkata: Wahai utusan Alloh, aku tidak tahu
apapun dari apa-apa yang engkau ucapkan dan aku tidak tahu satupun. Beliau
bersabda: Apakah kamu bukan bangsa arab? Adapun syahbaroh adalah wanita tinggi
yang kurus. Adapun lahbaroh adalah wanita biru tua yang keji. Adapun nahbaroh
adalah wanita pendek yang buruk rupa. Adapun haidaroh waniya tua yang jahat.
Dan adapun lafut adalah yang mempunyai anak dari selain kamu. (HR. Ad-Dailami) ﴾Jami’ul
Aḥadiṡ Juz 35 Hal 66﴿.
Itu adalah beberapa keutamaan menikah,
mohon maaf bila ada salah atau kurangnya.
Wallohu a‘lamu biṣ ṣowab.