Thursday, 19 November 2015

Tata krama (adab/akhlaq) membaca Al-Qur'an



TATA KRAMA (ADAB) MEMBACA AL-QUAN
            Kitab suci Al-Qur'an adalah adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan rahmat bagi seluruh alam. Al-Qur'an adalah salah satu mu’jizatnya Nabi Muhammad dan satu-satunya kitab yang kekal abadi sepanjang masa. Didalamnya berisi kandungan wahyu Alloh sebagai petunjuk, pedoman serta pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya dan mengamalkannya. Selain itu kitab suci Al-Qur'an juga sebuah kitab terakhir yang diturunkan Alloh SWT dan sebagai penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu. Al-Qur'an disebut penyempurna karena isinya mencakup semua pokok-pokok syari’at yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Maka dari itu, setiap orang yang membaca Al-Qur'an dengan khusu’, bertajwid dan mengharapkan ridho dari Alloh SWT, niscaya akan bertambah kecintaannya kepada Al-Qur'an dan akan menumbuh serta menambahkan keimanan juga ketaqwaan kepada Alloh SWT, apalagi kalau mengangan-angan maknanya.
            Umat Islam sudah tentu meyakini bahwa sesungguhnya membaca atau mendengarkan Al-Qur'an adalah salah satu ibadah yang mulia dan mendapatkan pahala yang agung juga berlipat ganda, karena yang dibaca itu adalah Kalamulloh (firman Alloh). Al-Qur'an merupakan sebaik-baiknya bacaan bagi orang yang beriman, baik dalam keadaan suka maupun duka, juga bisa menjadi obat penawar bagi jiwa yang resah, gelisah, susah, bingung, tidak tenang, galau, maupun penyakit-penyakit lahir batin yang lain.
            Pada saat membaca Al-Qur'an, harus memperhatikan adab-adabnya (tata krama), karena yang dibaca itu adalah Kalamulloh (firman Alloh) yang harus di junjung tinggi, dihormati, dimuliakan dan diagungkan. Para ’ulama' ahli Al-Qur'an telah mengatur dengan baik, tertib dan terperinci tentang tata krama dalam membaca Al-Qur'an untuk menjunjung tinggi, menghormati, memuliakan dan mengagungkannya. Bagi para pembaca harus mengetahui beberapa tata kramanya dengan cermat.
فَالْقَارِئُ عِنْدَ الْبِدَايَةِ بِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ يَنْبَغِيْ أَنْ يُّحْضِرَ فِيْ قَلْبِهٖ عَظَمَةَ الْمُتَكَلِّمِ وَيَعْلَمَ أَنَّ مَا يَقْرَؤُهٗ لَيْسَ مِنْ كَلَامِ الْبَشَرِ ﴿إِحْيَاءُ عُلُوْمِ الدِّيْنِ - ج 1 / ص 290
Artinya : Maka adapun orang yang membaca pada permulaan membaca Al-Qur'an seyogyanya untuk menghadirkan didalam hatinya akan keagungan Alloh SWT, dan mengetahui bahwa sesunggunya sesuatu yang sedang dibacanya bukan dari perkataan manusia. Ihya' ’Ulumiddin Juz 1 Hal 290﴿.
Alloh berfirman :
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿الاَعْرَافُ 204
Artinya : Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah (dengan baik) dan perhatikanlah (dengan tenang) supaya kalian mendapat rahmat. QS. Al-A’rof 204﴿.
Maksutnya adalah jika dibacakan Al-Qur'an kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik di dalam sholat maupun di luar sholat, kecuali dalam sholat berjamaah, makmum boleh membaca surat Al-Fatihah sendiri atau mendengarkan saja ketika imam membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Oleh karena tersebut, para ’ulama' ahli Qiro'ah telah menerangkan dengan jelas tentang masalah tata krama dalam membaca Al-Qur'an sebagai berikut :
1.       Pembaca Al-Qur'an harus bersungguh-sungguh dalam menjunjung tinggi, menghormati,  memuliakan dan mengagungkannya sebagaimana firman-Nya.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا ﴿النساء 82
Artinya : Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari sisi Alloh, pasti mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya. QS. An-Nisa' 82﴿.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا ﴿محمد 24
Artinya : Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur'an, ataukah hati mereka sudah terkunci?. QS. Muhammad 24﴿.
2.       Sebelum membaca Al-Qur'an diwajibkan berwudhu' jika niatnya membaca Al-Qur'an bagi orang yang berhadats kecil dan mandi besar bagi orang yang berhadats besar. Bila membaca Al-Qur'an niatnya berdzikir dengan tanpa menyentuh dan membawanya maka tidak wajib berwudu' tetapi hanya disunnahkan saja.
يَحْرُمُ بِالْحَدَثِ الصَّلاَةُ وَنَحْوُهَا وَالْطَّوَافُ وَحَمْلُ المُصْحَفِ وَمَسُّ وَرَقِهِ وَحَوَاشِيهِ وَجِلْدِهِ وَخَرِيطَتِهِ وَعِلاَقَتِهِ وَصُنْدُوقِهِ وَمَا كُتِبَ لِدَرْسِ قُرْآنٍ وَلَوْ بِخِرْقَةٍ ﴿المقدمة الحضرمية - ج 1 / ص 10
Artinya : Haram sebab hadats (melakukan) sholat dan sejenisnya (seperti sujud tilawah dan sujud syukur), thowaf, membawa mushhaf dan menyentuh kertasnya, pinggir-pinggir (tepi)nya, kulit (sampul)nya, kantongnya, gantungannya, petinya dan sesuatu yang ditulis untuk belajar Al-Qur'an walaupun dengan sobekan (kertas dsb). Al-Muqoddimah Al-Hadhromiyah Juz 1 Hal 10﴿.
يَحْرُمُ بِالْحَدَثِ صَلَاةٌ وَطَوَافٌ وَسُجُوْدٌ وَحَمْلُ مُصْحَفٍ وَمَا كُتِبَ لِدَرْسِ قُرْآنٍ وَلَوْ بَعْضَ آيَةٍ كَلَوْحٍ ﴿فتح المعين - ج 1 / ص 80
Artinya : Haram sebab hadats (melaksanakan) sholat, thowaf, sujud (tilawah dan syukur), membawa Al-Qur'an dan sesuatu yang ditulis untuk belajar Al-Qur'an walaupun sebagian ayat, seperti papan (tulis). Fathul Mu’in Juz 1 Hal 80﴿.
وَيَحْرُمُ بالْجَنَابَةِ مَا يَحْرُمُ بِالْحَدَثِ وَمُكْثٌ فِي المَسْجِدِ وَتَرَدُّدٌ فِيهِ لَغَيْرِ عُذْرٍ وَقِرَاءَةُ القُرْآنِ بِقَصْدِ القِرَاءَةِ ﴿المقدمة الحضرمية - ج 1 / ص 13
Artinya : (Yang) haram sebab Janabat adalah sesuatu yang haram sebab hadats, diam di masjid, mondar-mandir didalamnya (masjid) dengan tanpa alasan, membaca Al-Qur'an dengan niat membaca Al-Qur'an.  Al-Muqoddimah Al-Hadhromiyah Juz 1 Hal 13﴿.
حَدَّثَنِيْ يَحْيٰى عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ بَكْرٍ بْنِ حَزْمٍ : أَنَّ فِي الْكِتَابِ الَّذِيْ كَتَبَهٗ رَسُوْلُ اللهِ صَلّٰى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لِعَمْرٍو بْنِ حَزْمٍ : أَنْ لَا يَمَسَّ الْقُرْآنَ إِلَّا طَاهِرٌ ﴿الموطأ - ج 1 / ص 199
Artinya : Yahya bercerita kepadaku dari Malik dari Abdillah bin Abi Bakrin bin Hazm : sesungguhnya didalam surat yang ditulis Rosululloh SAW untuk ’Amrin bin Hazm (berupa tulisan) : sesungguhnya tidak boleh menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci. Al-Muwaththo' Juz 1 Hal 199﴿.
إِنَّهُ لَقُرْآَنٌ كَرِيمٌ (77) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (78) لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ (79) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (80) ﴿الواقعة
Artinya : Sesungguhnya ia adalah Al-Qur'an yang sangat mulia (77) Dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh) (78) Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan (79) Diturunkan dari Tuhan seluruh alam (80). QS. Al-Waqi’ah﴿.
3.       Di sunnahkan menghadap kiblat dengan rendah diri untuk menjunjung tinggi, menghormati, memuliakan dan mengagungkan Al-Qur'an serta posisi Al-Qur'an lebih tinggi daripada lututnya jika duduk. Idealnya antara pusar dan dada.
وَهُوَ أَنْ يَكُوْنَ عَلَى الْوُضُوْءِ وَاقِعاً عَلٰى هَيْئَةِ الْاَدَبِ وَالسُّكُوْنِ إِمَّا قَائِمًا وَإِمَّا جَالِسًا مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مُطَّرِقًا رَأْسَهٗ غَيْرَ مُتَربع ولا متكىء ولا جالس على هيئة التكبر ويكون جلوسه وحده كجلوسه بين يدي أستاذه ﴿إحياء علوم الدين - ج 1 / ص 285
Artinya : Dia (pembaca Al-Qur'an) hendaknya berwudhu' dalam keadaan bertata krama dan diam, adakalanya berdiri dan adakalanya duduk, menghadap kiblat dengan menundukkan kepala, tidak duduk bersila, tidak duduk bersandar dan tidak duduk seperti prilaku orang sombong, duduknya sendirian yaitu seperti duduk diantara hadapan ustadznya. Ihya' Ulimiddin Juz 1 Hal 285﴿.
4.       Disunnahkan membaca isti’adzah sebelum basmalah sebelum memulai membaca Al-Qur'an .(اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم)
بَابُ التَّعَوُّذِ قَبْلَ الْقِرَاءَةِ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ (النحل 98) ﴿السنن الصغير للبيهقي - ج 1 / ص 316
Artinya : Bab ta’awudz sebelum baca (Al-Qur'an), Alloh berfirman ; apabila engkau membaca Al-Qur'an maka mohonlah perlindungan kepada Alloh dari setan yang dirajam. (QS. An-Nahl 98) As-Sunan Ash-Shoghir Lil-Baihaqi Juz 1 Hal 316﴿.
5.       Disunnahkan membaca basmalah setelah isti’adzah sebelum memulai membaca Al-Qur'an. (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ).
كُلُّ أَمْرٍ ذِىْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ أَقْطَعُ ﴿جمع الجوامع أو الجامع الكبير للسيوطي - ج 1 / ص 15787
Artinya : Setiap perkara yang mempunyai tingkah baik yang tidak diawali dengan BISMILLĀHIR ROHMĀNIR ROHĪM maka terputus barokahnya. Jam’ul Jawami’ Aw Jami’ul Kabir Lis-Suyuthi Juz 1 Hal 15.787﴿.
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ فَهُوَ اَبْتَرُ ﴿الشرح المختصر على بلوغ المرام - ج 3 / ص 119﴾
Artinya : Setiap perkara yang mempunyai tingkah baik yang tidak diawali dengan BISMILLĀH maka kurang barokahnya. Asy-Syarh Al-Mukhtashor ’Ala Bulughil Marom Juz 3 Hal 119﴿.
6.       Pembaca Al-Qur'an disunnahkan memilih tempat-tempat yang bersih dan suci, seperti : rumah, Musholla, surau atau masjid. Yang paling utama adalah di Masjid.
ويستحب أن تكون القراءة في مكان نظيف مختار ولهذا استحب جماعة من العلماء القراءة في المسجد لكونه جامعا للنظافة وشرف البقعة، وإن قرأ في بيته فهو حسن لأن الشيطان يفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة. ﴿موسوعة خطب المنبر - ج 1 / ص 493
Artinya : Membaca Al-Qur'an disunnahkan ditempat yang bersih yang pilihan, oleh karena itu sekelompok ulama' mensunnahkan membaca (Al-Qur'an) di Masjid kerena kebersihan dan kemuliaan tempatnya. Dan jika membaca di rumah maka itu bagus karena sesungguhnya setan lari dari rumah yang didalamnya dibaca surat Al-Baqoroh. Mausu’atu Khothbil Minbar Juz 1 Hal 493﴿.
( فصل ) ويستحب أن تكون القراءة في مكان نظيف مختار ولهذا استحب جماعة من العلماء القراءة في المسجد لكونه جامعا للنظافة وشرف البقعة ومحصلا لفضيلة أخرى وهي الاعتكاف فإنه ينبغي لكل جالس في المسجد الاعتكاف سواء أكثر في جلوسه أو أقل بل ينبغي أول دخوله المسجد أن ينوي الاعتكاف ﴿التبيان في آداب حملة القرآن - ج 1 / ص 77 - 78

Artinya : (Fasal) Dan membaca Al-Qur'an disunnahkan ditempat yang bersih yang pilihan, oleh karena itu sekelompok ulama' mensunnahkan membaca (Al-Qur'an) di Masjid kerena kebersihan dan kemuliaan tempatnya dan juga menghasilkan keutamaan lain yaitu i’tikaf, maka sesunguhnya seyogya bagi tiap orang yang duduk di Masjid beri’tikaf, sama juga duduk lama atau sebentar bahkan di awal masuk Masji seyogya berniat i’tikaf. At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur'an Juz 1 Hal 77 - 78﴿.
7.       Pembaca Al-Qur'an diwajibkan mamakai tajwid, tanpa tajwid hukumnya haram, karena membaca Al-Qur'an bertajwid hukumnya Fardhu ’Ain. Sabda Nabi SAW :
وَقَدْ عَدَّ الْعُلَمَاءُ الْقِرَاءَةَ بِغَيْرِ تَجْوِيدٍ لَحْنًا، فَقَسَّمُوا اللَّحْنَ إِلَى جَلِيٍّ وَخَفِيٍّ. فَاللَّحْنُ: خَلَلٌ يَطْرَأُ عَلَى الاَلْفَاظِ فَيُخِل، إِلاَّ أَنَّ الْجَلِيَّ يُخِل إِخْلاَلاً ظَاهِرًا يَشْتَرِكُ فِي مَعْرِفَتِهِ عُلَمَاءُ الْقِرَاءَةِ وَغَيْرُهُمْ، وَهُوَ الْخَطَأُ فِي الإِعْرَابِ، وَالْخَفِيُّ يُخِل إِخْلاَلاً يَخْتَصُّ بِمَعْرِفَتِهِ عُلَمَاءُ الْقِرَاءَةِ وَأَئِمَّةُ الاَدَاءِ الَّذِينَ تَلْقَوْهُ مِنْ أَفْوَاهِ الْعُلَمَاءِ وَضَبَطُوهُ مِنْ أَلْفَاظِ أَهْل الاَدَاءِ ﴿الموسوعة الفقهية الكويتية - ج 13 / ص 251
Artinya : Dan ’ulama' benar-benar membilang lahn (tidak betul bacaannya/salah i’rob) bacaan (Al-Qur'an) yang tanpa tajwid, ’ulama' membagi lahn (menjadi 2); lahn yang jelas dan lahn yang samar. Lahn adalah sebuah cela yang terjadi pada lafal yang menjadikan cela. Lahn jelas yang menjadikan cela dengan jelas dapat diketahui ’ulama' ahli bacaan dan yang lain, lahn ialah salah dalam i’rob. Lahn samar yang menjadikan cela, khusus diketahui oleh ’ulama'ahli bacaan dan para imam penyampai (bacaan), yaitu orang-orang belajar bacaan dari mulut-mulut ’ulama' dan menguasainya dari lafal-lafal ahli penyampai (bacaan). Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah Juz 13 Hal 251﴿.
8.       Dianjurkan memperindah suaranya, karena suara yang bagus dan merdu itu bisa menambah keindahan gaya bahasa Al-Qur'an. Nabi bersabda :
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ ﴿سنن أبي داود - ج 4 / ص 267
Artinya : Dari Al-Baro' bin ’Azib berkata, Rosululloh SAW bersabda ; Hiasilah Al-Qur'an dengan suara-suara kalian. Sunan Abi Dawud Juz 4 Hal 267﴿.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ ﴿صحيح البخاري - (ج 23 / ص 55
Artinya : Dari Abi Huroiroh berkata, Rosululloh SAW bersabda ; Bukan dari (golongan)ku orang yang tidak meyanyikan (membaguskan) Al-Qur'an. Shohih Al-Bukhori Juz 23 Hal 55﴿.
Nabi Muhammad SAW setiap membaca Al-Qur'an selalu memperindah suaranya dan jelas bacaanya.
عَنْ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ قَرَأَ فِي الْعِشَاءِ بِالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ فَمَا سَمِعْتُ أَحَدًا أَحْسَنَ صَوْتًا مِنْهُ ﴿صحيح مسلم - ج 2 / ص 487
Artinya : Dari Al-Baro' bin ’Azib berkata, aku mendengar Nabi SAW membaca (Al-Qur'an) didalam sholat ’Isya' dengan surat At-Tiin, aku tidak pernah mendengar seseorang yang lebih bagus suaranya daripada Nabi SAW.
9.       Dalam membaca Al-Qur'an hendaknya berniat dengan ikhlash, semata-mata karena menginginkan ridho dari Alloh dan pahala-Nya, dan jangan berniat mencari keuntungan dunia.
وينبغي أن لا يقصد به توصلا إلى غرض من أغراض الدنيا من مال أو رياسة أو وجاهة أو ارتفاع على أقرانه أو ثناء عند الناس أو صرف وجوه الناس إليه أو نحو ذلك ﴿التبيان في آداب حملة القرآن - ج 1 / ص 34
Artinya : Dan seyogyanya (pembaca) jangan bermaksud untuk tujuan-tujuan dunia, seperti harta benda, jabatan, pangkat, kehormatan atas teman-temannya atau pujian dari manusia, atau menghadapkan muka-muka manusia kepadanya dan sejenisnya. At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Qur'an Juz 1 Hal 34﴿.
مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ ﴿الشورى ٢٠
Artinya : Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami Tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami Berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. QS. Asy-Syuro 20﴿.
10.  Pembaca Al-Qur'an wajib bertawadhu' (rendah diri) dengan perangai yang lemah lembut dan mejauhi dari sifat-sifat yang tidak terpuji.
وينبغي لحامل القرآن أن يكون مستكينا لينا ولاينبغي له أن يكون جافيا ولا مماريا ولا صياحا ولا صخابا ولا حديدا ﴿إحياء علوم الدين - ج 1 / ص 274
Artinya : Dan seyogyanya bagi pembawa (pembaca) Al-Qur'an merendahkan diri juga lemah lembut dan tidak sepantasnya ia keras hati, berlomba-lomba, berteriak, berteriak keras dan naik darah. Ihya' ’Ulumiddin Juz 1 Hal 274﴿.
11.  Membaca dengan tartil. Tartil ialah membaca dengan pelan-pelan, jelas dan tenang karena akan mendatangkan pengaruh jiwa dan menenangkan hati.
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا ﴿المزمل: 4﴾
Artinya : Dan bacalah Al-Qur'an dengan pelan. Al-Muzammil 4﴿.
12.  Membersihkan mulut, yang utama bersiwak.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ إِنَّ أَفْوَاهَكُمْ طُرُقٌ لِلْقُرْآنِ فَطَيِّبُوهَا بِالسِّوَاكِ ﴿سنن ابن ماجه - ج 1 / ص 343
Artinya : Dari ’Ali bin Abi Tholib berkata ; Sesungguhnya mulut-mulut kalian adalah jalannya Al-Qur'an, maka bersihkanlah dengan siwak. Sunnan Ibnu Majah Juz 1 Hal 343﴿.
13.  Pembaca harus memperhatikan arti dan maksud Al-Qur'an, sehingga bila menjumpai ayat rahmat maka berdo’a agar dirahmati, jika menjumpai ayat adzab maka berdo’a agar tidak diadzab, kalau menjumpai ayat sholawat maka sunnah bersholawat dll.
( و ) يسن ( سؤال الرحمة ) بنحو رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين ( عند ) قراءة ( آية رحمة والاستعاذة ) بنحو رب أعذني من عذابك ( عند ) قراءة ( آية عذاب ) نحو { حقت كلمة العذاب على الكافرين } و يسن ( التسبيح عند ) قراءة ( آية التسبيح ) نحو { فسبح باسم ربك العظيم } ﴿المنهج القويم - ص 200
Artinya : Dan di sunnahkan memohon rahmat seperti ”Ya Tuhan-ku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah Pemberi rahmat yang terbaik” pada waktu membaca ayat rahmat. Dan  di sunnahkan memohon perlindungan seperti ”Ya Tuhan-ku, lindungilah aku dari siksa-Mu” pada waktu membaca ayat adzab, contohnya ayat {ketetapan adzab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir}. Dan  di sunnahkan bertasbih pada waktu membaca ayat tasbih, contohnya ayat {Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang Maha Besar}. Al-Minhajul Qowim Hal 200﴿.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴿الأحزاب ٥٦
Artinya : Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. QS. Al-Ahzab 56﴿.
14.  Sunnah mendengar dan memperhatikan bacaan Al-Qur'an dengan khidmat dan khusyu’ agar mendapat rahmat dari Alloh SWT.
يُسَنُّ الاِسْتِمَاعُ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَتَرْكُ اللَّغَطِ وَالْحَدِيثِ لِحُضُورِ الْقِرَاءَةِ. قَال تَعَالَى: {وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (الأعراف 204)} ﴿الموسوعة الفقهية الكويتية - ج 13 / ص 259
Artinya : Disunnahkan mendengar bacaan Al-Qur'an, meninggalkan gaduh dan (meninggalkan) berbicara karena mendengarkan bacaan (Al-Qur'an). Alloh berfirman: Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kalian dirahmati(1) (Al-A’rof 204). Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah Juz 13 Hal 259﴿.
(1) Maksudnya adalah jika dibacakan Al-Qur'an kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik di dalam sholat maupun di luar sholat, kecuali dalam sholat berjamaah, makmum boleh membaca surat Al-Fatihah sendiri atau mendengarkan saja ketika imam membaca ayat-ayat Al-Qur'an selain Al-Fatihah.
15.  Pembaca Al-Qur'an di sunnahkan menangis
عن سعد بن أبي وقاص قال رسول الله : اتلوا القرآن وابكوا فإن لم تبكوا فتباكوا.... الحديث ﴿مسند سعد بن أبي وقاص - ج 1 / ص 123
Artinya : Dari Sa’d bin Abi Waqosh, Rosululloh SAW bersabda: Bacalah Al-Qur'an dan menangislah kalian, jika tidak bisa menangis maka buatlah kalian menangis... Al-hadits. Musnad Sa’d bin Abi Waqosh Juz 1 Hal 123﴿.
16.  Memakai wangi-wangian dan berpakaian yang menutup aurat, rapi, bagus dan sopan
17.  Menhindari memutus ayat cuma karena mau berbicara dengan orang lain. Jika ingin berbicara sebaiknya meneruskan bacaan sampai batas yang telah ditentukan baru di sudahi, dan kemudian ditutup dengan do’a. Selain itu dilarang tertawa-tawa, bermain-main, bersendau-gurau dan lain sebagainya ketika membaca Al-Qur'an sebab perilaku tersebut tidak layak dilakukan pada saat membaca Kitab Suci, dan berarti tidak menghormati kesuciannya pula.
18.  Di sunnahkan membaca do’a khotamil Qur'an setelah khatam juz 30.
عن ثابت : أن أنس بن مالك كان إذا ختم القرآن جمع أهله وولده فدعا لهم ﴿المعجم الكبير - ج 1 / ص 242
Artinya : Dari Tsabit : sesungguhnya Anas bin Malik apabila khatam Al-Qur'an maka mengumpulkan keluarganya dan anaknya lalu berdo’a untuk mereka. Al-Mu’jam Al-Kabir Juz 1 Hal 232﴿.
قَالَ الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ الْعَظِيمِ أَدْرَكْت النَّاسَ بِالْبَصْرَةِ يَفْعَلُونَهُ وَبِمَكَّةَ وَذَكَرَ عُثْمَانَ ( بِدُعَاءِ الْقُرْآنِ ) وَهُوَ {اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيت وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْت وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ} ﴿كشاف القناع عن متن الإقناع - ج 3 / ص 273
Artinya : Abbas bin ’Abdul ’Azhim berkata ; Aku bertemu orang-orang di Bashroh dan Makkah melakukannya, dan menyebutkan ’Utsman dengan (membaca) do’a Al-Qur'an, yaitu ; "Ya Alloh kasih sayangilah aku dengan Al-Qur'an, dan jadikanlah ia (Al-Qur'an) bagiku sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk dan rahmat. Ya Alloh ingatkanlah aku darinya (Al-Qur'an) apa-apa yang aku lupa, dan ajarilah aku darinya (Al-Qur'an) apa-apa yang tidak aku ketahui, dan berilah aku rizki (bisa) membacanya di sepanjang malam dan siang, dan jadikanlah ia (Al-Qur'an) buatku sebagai dalil, wahai Tuhan Semesta Alam. Kasysyaful Qina’ ’An Matnil Iqna’ Juz 3 Hal 273﴿.
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول عند ختم القرآن {اللهم ارحمني بالقرآن واجعله لي إماما وهدى ورحمة اللهم ذكرني منه ما نسيت وعلمني منه ما جهلت وارزقني تلاوته آناء الليل وأطراف النهار واجعله لي حجة يا رب العالمين} ﴿إحياء علوم الدين - ج 1 / ص 278
Artinya : Rosululloh berdo’a pada waktu khatam Al-Qur'an {Ya Alloh kasih sayangilah aku dengan Al-Qur'an, dan jadikanlah ia (Al-Qur'an) bagiku sebagai pemimpin, petunjuk dan rahmat. Ya Alloh ingatkanlah aku darinya (Al-Qur'an) apa-apa yang aku lupa, dan ajarilah aku darinya (Al-Qur'an) apa-apa yang tidak aku ketahui, dan berilah aku rizki (bisa) membacanya di sepanjang malam dan penghujung siang, dan jadikanlah ia (Al-Qur'an) buatku sebagai dalil, wahai Tuhan Semesta Alam}.

No comments:

Post a Comment