PENDAHULUAN
Ilmu Tajwid.
Ilmu Tajwid
ialah ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhroj/makhorijul
huruf), sifat-sifat huruf dan bacaan-bacaannya.
Tujuan Ilmu Tajwid.
Tujuan
belajar Ilmu Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur﮲an dengan fashih (betul) sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad
SAW. dan supaya dapat memelihara lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika
membaca Al-Qur﮲an.
Hukum Belajar Ilmu Tajwid.
Mempelajari
Ilmu Tajwid hukumnya yaitu Fardhu Kifayah (kewajiban yang harus dilaksanakan
setiap orang tetapi jika ada satu orang yang sudah melaksanakan maka yang lain
gugur kewajibannya, seperti Sholat jenazah), akan tetapi mengamalkan serta
membaca Al-Qur﮲an dengan
baik dan benar (bertajwid) hukumnya adalah Fardhu 'Ain (kewajiban yang harus
dilaksanakan setiap orang dan tidak gugur kewajibannya walaupun sudah ada yang
melaksanakan, seperti Sholat 5 waktu).
BAB I
HUKUM NUN SUKUN/MATI (
نْ) DAN TANWIN (ً , ٍ DAN ٌ )
Hukum
nun sukun/mati ( نْ) dan tanwin ( ً [fathah tanwin], ٍ [kasroh tanwin] dan ٌ [dhommah tanwin] ) jika bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah ( أ ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ط ض ص ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ﮪ ء ي ) ada 5 :
1. Iẓhar Halqi ( إِظْهَارْ حَلْقِيْ ).
2. Idghom bighunnah (إِدْغَامْ بِغُنَّةْ ).
3. Idghom bila ghunnah ( إِدْغَامْ بِلَا غُنَّةْ).
4. Ikhfa﮲ Haqiqi ( إِخْفَاءْ
حَقِيْقِيْ ).
5. Iqlab ( إِقْلَابْ
).
PASAL I.
IẓHAR HALQI.
Iẓhar
artinya jelas (terang), Halqi artinya sebangsa tenggorokan : yaitu
apabila ada nun sukun/mati ( نْ ) atau tanwin ( ً, ٍ dan ٌ )
bertemu dengan salah satu huruf Halqi ( أ ح خ ع غ ﮪ ) maka
disebut bacaan Iẓhar Halqi. Contoh :
1. مَنْ اٰمَنَ - أ : nun sukun (mati) bertemu alif/hamzah. غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ : tanwin bertemu alif/hamzah.
2. مِنْ حَوْلِكَ - ح : nun sukun (mati) bertemu ha﮲. غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ : tanwin bertemu ha﮲.
3. مِنْ خَوْفٍ - خ : nun sukun (mati) bertemu kho﮲. يَوْمَئِذٍ
خَاشِعَةٌ : tanwin bertemu kho﮲.
4. مَنْ عَمِلَ - ع: nun sukun (mati) bertemu ’ain. سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ: tanwin bertemu ’ain.
5. مِنْ غِلٍّ - غ : nun sukun bertemu ghoin. أَجْرٌ غَيْرُ
مَمْنُوْنٍ :
tanwin bertemu ghoin.
6. فَمَا لَهُ مِنْ
هَادٍ - ﮪ: nun
sukun bertemu ha﮲. جُرُفٍ هَارٍ : tanwin bertemu ha﮲.
PASAL II.
IDGHOM BIGHUNNAH.
Idghom
artinya memasukkan, bighunnah artinya
dengan dengung, yaitu apabila ada nun sukun (mati) atau tanwin bertemu dengan
salah satu dari 4 huruf yang tergabung dalam kata يَنْمُوْ ( ي ن م و ) maka disebut bacaan Idghom Bighunnah. Contoh :
- - ي مَنْ يَّقُوْلُ: nun sukun (mati) bertemu ya﮲. بَرْقٌ يَّجْعُلُوْنَ : tanwin bertemu ya﮲.
- مِنْ نِّعْمَةٍ - ن: nun sukun (mati) bertemu nun. عِظَامًا نَّخِرَةً: tanwin bertemu nun.
- مِمَّنْ مَّنَعَ - م : nun sukun (mati) bertemu mim.حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ : tanwin bertemu mim.
- و - مِنْ وَّرَائِهِمْ: nun sukun (mati) bertemu wawu. يَوْمَئِذٍ وَّاهِيَةٌ : tanwin bertemu wawu.
Jika ada
nun sukun (mati) bertemu و atau يdalam satu kata maka bukan disebut
Idghom melainkan disebut Iẓhar. Contoh :
1.
قِنْوَانٌ ، صِنْوَانٌ : nun sukun (mati) bertemu wawu dalam satu kata.
2.
دُنْيَا ، بُنْيَانٌ : nun sukun (mati) bertemu ya﮲ dalam satu kata.
PASAL III.
IDGHOM BILA GHUNNAH.
Idghom
artinya memasukkan, bila ghunnah artinya
dengan tanpa dengung, yaitu apabila ada nun sukun (mati) atau tanwin bertemu
dengan salah satu dari 2 huruf (ر ل ) maka disebut bacaan Idghom Bila Ghunnah. Contoh :
- ر - مِنْ رَّبِّهِمْ: nun sukun (mati) bertemu ro﮲. ثَمَرَةٍ رِّزْقًا : tanwin bertemu ro﮲.
- ل - لَئِنْ لَّمْ يَنْتَهِ: nun sukun (mati) bertemu lam. خَيْرٌ لَّكَ: tanwin bertemu lam.
PASAL IV.
IKHFA﮲ HAQIQI.
Ikhfa﮲ artinya menyamarkan dan haqiqi
artinya asli, yaitu jika ada nun sukun (mati) atau tanwin bertemu dengan salah
satu huruf 15 (ت ث ج د ذ ز س ش ط ض ص ظ ف ق ك ) maka disebut Ikhfa﮲ haqiqi.
Contoh :
- ت - مُنْتَهُوْنَ : nun sukun (mati) bertemu ta﮲. جَنَّاتٍ تَجْرِيْ : tanwin bertemu ta﮲.
- مَنْثُوْرًا - ث : nun sukun (mati) bertemu tsa﮲. شِهَابٌ ثَاقِبٌ : tanwin bertemu tsa﮲.
- اَنْجَيْنَاكُمْ - ج: nun sukun (mati) bertemu jim. حُبًّا جَمًّا : tanwin bertemu jim.
- - د مَنْ دَسَّاهَا : nun sukun (mati) bertemu dal. دَكًّا دكًّا: tanwin bertemu dal.
- مُنْذِرٌ - ذ: nun sukun (mati) bertemu dzal.صَوَابًا ذٰلِكَ : tanwin bertemu dzal.
- اِنَّا اَنْزَلْنَاهُ - ز : nun sukun (mati) bertemu zain. يَوْمَئِذٍ زُرْقًا : tanwin bertemu zain.
- مِنْ سِجّيْلٍ - س : nun sukun (mati) bertemu sin. بَشَرًا سَوِيًّا : tanwin bertemu sin.
- اَلْمُنْشِئُوْنَ - ش : nun sukun (mati) bertemu syin. لِنَفْسٍ شَيْئًا : tanwin bertemu syin.
- مَنْصُوْرًا - ص: nun sukun (mati) bertemu shod. رِجَالٌ صَدَقُوْا : tanwin bertemu shod.
10.
مَنْضُوْضٌ - ض : nun sukun (mati) bertemu dhod. قَوْمًا ضَالِّيْنَ : tanwin bertemu dhod.
11.
يَنْطِقُوْنَ - ط : nun sukun (mati) bertemu tho﮲. صَعِيْدًا طَيِّبًا : tanwin bertemu tho﮲.
12.
- ظ اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ : nun sukun (mati) bertemu zho﮲. قُرًى
ظَاهِرَةً : tanwin bertemu zho﮲.
13.
وَإِنْ فَاتَكُمْ - ف : nun sukun (mati) bertemu fa﮲. عُمْيٌ فَهُمْ : tanwin bertemu fa﮲.
14. مِنْ قَبْلُ - ق : nun sukun (mati) bertemu qof. رِزْقًا قَالُوْا : tanwin bertemu qof.
15.
إِنْ كُنْتُمْ - ك : nun sukun (mati) bertemu kaf. نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ : tanwin bertemu kaf.
Tingkatan-tingkatan
ikhfa﮲.
Bacaan Ikhfa﮲ ada 3 tingkatan :
1.
Ikhfa﮲ A’la (إِخْفَاءْ أَعْلَى) artinya Ikhfa﮲ yang paling tinggi, yaitu bacaan Ikhfa﮲nya lebih panjang daripada ghunnahnya,
sedangkan hurufnya adalah : ط د ت.
2.
Ikhfa﮲ Adna (اَدْنَى إِخْفَاءْ) artinya Ikhfa﮲ yang paling rendah, yaitu bacaan Ikhfa﮲nya lebih pendek daripada ghunnahnya,
sedangkan hurufnya adalah : ك ق.
3.
Ikhfa Ausath (اَوْسَطْ إِخْفَاءْ) artinya Ikhfa﮲ tengah-tengah, ialah bacaan Ikhfa﮲ dan ghunnahnya sama-sama sedang, hurufnya adalah selain huruf-huruf
Ikhfa A'la dan Ikhfa Adna.
PASAL V.
IQLAB.
Iqlab
artinya mengubah (mengganti), yaitu nun sukun atau tanwin kalau bertemu ba﮲ maka cara bacanya (suaranya)
dirubah (diganti) menjadi bacaan (suara) mim. Contoh :
1.
مِنْ م بَعْدِهٖ dibaca مِمْ بَعْدِهٖ. 2. سَمِيْعٌ م بَصِيْرٌ dibaca سَمِيْعُمْ بَصِيْرٌ
BAB II
HUKUM NUN DAN MIM YANG
BERTASYDID.
Bila ada mim tasydid ( مّ ) dan nun tasydid ( نّ ) maka harus dibaca ghunnah (berdengung), sedangkan panjangnya
1 alif atau 2 harokat. Contoh :
1.
مّ : عَمَّا ، مِمَّا ، ثُمَّ. 2. نّ : إِنَّمَا ، إِنَّ ، أَنَّ
BAB III
HUKUM MIM SUKUN/MATI ( مْ )
Bila ada mim sukun bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah maka hukumnya ada 3 bacaan :
1.
Ikhfa﮲ Syafawi ( إِخْفَاءْ شَفَوِيْ ).
Ikhfa﮲ Syafawi artinya menyamarkan bacaan
di bibir dengan berdengung, ialah kalau
ada mim sukun ( مْ ) bertemu dengan ba﮲ ( ب ) maka hukum bacaanya disebut Ikhfa﮲ Syafawi. Contoh : إِعْتَصِمْ م بالله ، وَهُمْ م بَرِزُوْنَ : mim sukun bertemu dengan ba﮲.
2.
Iẓhar Syafawi ( إِظْهَارْ شَفَوِيْ ).
Iẓhar Syafawi artinya jelas di bibir (dengan rapat),
adalah jika ada mim sukun bertemu dengan huruf hijaiyyah selain mim dan ba﮲. Contoh :
a.
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا - أ : mim sukun bertemu alif/hamzah.
b.
وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ - ت : mim sukun bertemu ta﮲
c.
- ث ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ : mim sukun bertemu tsa﮲
d.
ج - عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ : mim sukun bertemu jim.
e.
ح - عَلَيْهِمْ حَفِظِيْنَ : mim sukun bertemu ha﮲.
f.
أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ - خ : mim sukun bertemu kho﮲.
g.
د - لَكُمْ دِينُكُمْ : mim sukun bertemu dal.
h.
ذ - مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً : mim sukun bertemu dzal.
i.
ر - إِيْلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ : mim sukun bertemu ro﮲
j.
ز - فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ : mim sukun bertemu zain.
k.
س - فَوْقَكُمْ سَبْعًا : mim sukun bertemu sin.
l.
ش - أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ : mim
sukun bertemu syin.
m.
- ص إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ : mim sukun bertemu shod.
n.
ض - أَمْ هُمْ ضَلُّوا : mim sukun bertemu dhod.
o.
ط - مِنْكُمْ طَوْلًا : mim sukun bertemu tho﮲
p.
ظ - وَاَنْتُمْ ظَالِمُوْنَ : mim sukun bertemu ẓho﮲
q.
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ - ع : mim sukun bertemu ’ain.
r.
- غ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ : mim sukun bertemu ghoin.
s.
ف - كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ : mim sukun bertemu fa﮲.
t.
ق - وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا : mim sukun bertemu qof.
u.
ك - فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ : mim sukun bertemu kaf.
v.
ل - إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى : mim sukun bertemu lam.
w.
ن - أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ : mim sukun bertemu nun.
x.
و - عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ : mim sukun bertemu wawu.
y.
- ﮪ أَمْهِلْهُمْ : mim sukun bertemu ha﮲.
z.
ي - اَلَمْ يَجْعَلْ : mim sukun bertemu ya﮲.
3.
Idghom Mimi/Mitslain ( مِثْلَيْنِ / مِيْمِيْ اِدْغَامْ ).
Idghom Mimi artinya sama sama mim ( م ), Mitslain artinya memasukkan huruf yang sama jenisnya, yaitu jika apabila mim sukun ( مْ ) bertemu dengan mim ( م ) maka disebut Idghom Mimi (Mitslain). Contoh
: وَلَكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ , أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ : mim sukun bertemu dengan mim.
BAB IV
IDGHOM
Bacaan idghom ada 3 macam :
1.
Idghom Mutamatsilain ( اِدْغَامْ مُتَمَاثِلَيْنِ ).
Idghom (memasukkan) mutamatsilain (dua huruf yang sama),
apabila ada 2 huruf yang sama sedangkan yang pertama sukun (mati) dan yang
kedua berharokat maka hukum bacaanya adalah Idghom Mutamatsilain. Contoh :
a.
اِضْرِبْ بِّعَصَاكَ : ba﮲ sukun bertemu ba﮲.
b.
وَقَدْ دَّخَلُوْا : dal sukun bertemu dal.
c.
فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ : ta﮲ sukun bertemu ta﮲.
Kecuali kalau ada wawu sukun ( وْ)
bertemu dengan wawu dan ya (يْ ) sukun bertemu dengan ya, maka tidak dibaca
idghom tetapi dibaca panjang ( مَدْ ) seperti biasanya, contoh :
a.
اِصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا - اَمَنُوْا وَعَمِلُوْا : wawu sukun bertemu wawu.
b.
فِيْ يَوْمٍ - قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَ : ya﮲ sukun bertemu ya﮲.
2.
Idghom Mutajanisain ( مُتَجَانِسَيْنِ اِدْغَامْ ).
Idghom (memasukkan) mutajanisain (makhrojnya sama), kalau
ada dua huruf yang sama makhrojnya (tempat keluar huruf) tetapi beda sifatnya
sedangkan yang awal sukun dan yang kedua berharokat maka disebut Idghom
Mutajanisain. Contoh :
a.
اِذْ ظَّلَمُوْا : dzal sukun bertemu zho.
b.
قَدْ تَّبَيَّنَ : dal sukun bertemu ta﮲.
c.
اَثْقَلَتْ دَّعَوَااللهَ : ta﮲ sukun bertemu dal.
d.
وَقَالَتْ طَّائِفَةٌ : ta﮲ sukun bertemu tho﮲.
e.
اِرْكَبْ مَّعَنَا : ba﮲ sukun bertemu mim.
f.
يَلْهَثْ ذّٰلِكَ : tsa﮲ sukun bertemu dzal.
3.
Idghom Mutaqoribain (مُتَقَارِبَيْنِ اِدْغَامْ ).
Idghom (memasukkan) mutaqoribain (berdekatan makhrojnya),
apabila ada dua huruf yang berdekatan makhrojnya (tempat keluar huruf) tetapi
berbeda sifatnya sedangkan yang awal sukun dan yang kedua berharokat maka
disebut Idghom Mutaqoribain. Contoh :
a.
قُلْ رَّبِّيْ اَعْلَمُ : lam sukun bertemu ro﮲.
b.
بَلْ رَّفَعَهُ اللهُ : lam sukun bertemu ro﮲.
c.
اَلَمْ نَخْلقْكُّمْ : qof sukun bertemu kaf.
BAB V
HUKUM LAM TA’RIF
Lam Ta’rif atau AL
Ta’rif ialah Alif dan Lam ( اَلْ )
yang berada diawal kata benda ( اِسِمْ ). Hukum bacaan Lam Ta’rif dibagi dua macam :
1.
Iẓhar Qomariyah ( اِظْهَارْ قَمَرِيَّةْ ).
Iẓhar artinya jelas, Qomariyah artinya terang laksana
bulan. Jika ada Al Ta’rif ( اَلْ ) bertemu
dengan salah satu huruf ( أ ب ج ح خ غ ع ف ق ك م و ﮪ ي ) maka disebut Iẓhar Qomariyah,
maksutnya Al Ta’rif-nya dibaca jelas (tidak di idghomkan). Contoh :
a.
اَلْاَحَدُ - ا : اَلْ bertemu alif dibaca Iẓhar (jelas).
b.
اَلْبَصِيْرُ - ب : اَلْ bertemu ba﮲ dibaca Iẓhar (jelas).
c.
اَلْجَلِيْلُ ج : اَلْ bertemu jim dibaca Iẓhar (jelas).
d.
اَلْحَلِيْمُ - ح : اَلْ bertemu ha﮲ dibaca Iẓhar (jelas).
e.
اَلْخَبِيْرُ - خ : اَلْ bertemu kho﮲ dibaca Iẓhar (jelas).
f.
اَلْعَلِيْمُ - ع : اَلْ bertemu ’ain dibaca Iẓhar (jelas).
g.
اَلْغَفُوْرُ - غ : اَلْ bertemu ghoin dibaca Iẓhar (jelas).
h.
اَلْفَتَّاحُ - ف : اَلْ bertemu fa﮲ dibaca Iẓhar (jelas).
i.
اَلْقَدِيْمُ - ق : اَلْ bertemu qof dibaca Iẓhar (jelas).
j.
اَلْكَرِيْمُ - ك : اَلْ bertemu kaf dibaca Iẓhar (jelas).
k.
اَلْمُؤْمِنُ - م : اَلْ bertemu mim dibaca Iẓhar (jelas).
l.
اَلْوَدُوْدُ - و : اَلْ bertemu wawu dibaca Iẓhar (jelas).
m.
اَلْهَادِيْ - ﮪ : اَلْ bertemu ha﮲ dibaca Iẓhar (jelas).
n.
اَلْيَوْمُ - ي : اَلْ bertemu ya﮲ dibaca Iẓhar (jelas).
2.
Idghom Syamsiyah ( اِدْغَامْ شَمْسِيَّةْ ).
Idghom artinya masuk, Syamsiyah artinya lebur/kabur
laksana matahari bila dipandang. Bila ada Al Ta’rif ( اَلْ ) bertemu dengan salah satu huruf ( ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن ) maka disebut Idghom Syamsiyah,
maksutnya Al Ta’rif-nya di idghomkan (dimasukkan) ke huruf tersebut di atas.
Contoh :
a.
التَّوَّابُ - ت : اَلْ bertemu ta﮲ di idghomkan (dimasukkan).
b.
الثَّاقِبُ - ث : اَلْ bertemu tsa﮲ di idghomkan (dimasukkan).
c.
الدَّاعِي - د : اَلْ bertemu dal di idghomkan (dimasukkan).
d.
الذِّكْرُ - ذ : اَلْ bertemu dzal di idghomkan
(dimasukkan).
e.
الرَّحِيْمُ - ر : اَلْ bertemu ro﮲ di idghomkan (dimasukkan).
f.
الزُّوْرُ - ز : اَلْ bertemu zain di idghomkan
(dimasukkan).
g.
السَّمِيْعُ - س : اَلْ bertemu sin di idghomkan (dimasukkan).
h.
الشَّكُوْرُ - ش : اَلْ bertemu syin di idghomkan
(dimasukkan).
i.
الصَّبُوْرُ - ص : اَلْ bertemu shod di idghomkan
(dimasukkan).
j.
الضُّحٰى - ض : اَلْ bertemu dhod di idghomkan
(dimasukkan).
k.
الطَّامَّةُ - ط : اَلْ bertemu tho﮲ di idghomkan (dimasukkan).
l.
الظِّلُّ - ظ : اَلْ bertemu zho﮲ di idghomkan (dimasukkan).
m.
اللَّيْلُ - ل : اَلْ bertemu lam di idghomkan
(dimasukkan).
BAB VI
HURUF TEBAL ( اَلتَّفْخِيْمُ ) DAN TIPIS ( اَلتَّرْقِيْقُ )
Aturan membaca Lam ( ل ) dan Ro﮲ ( ر ) ada 2 macam : 1. dibaca tebal ( اَلتَّفْخِيْمُ ) 2. dibaca tipis ( اَلتَّرْقِيْقُ ).
1.
Huruf Lam.
a.
Lam yang dibaca tebal adalah Lam Jalalah (lam pada lafal
Alloh [الله]) yang didahului harokat fathah
atau dhommah. Contoh : رَسُوْلُ اللهِ ، هُوَ اللهُ.
b.
Lam yang dibaca tipis adalah Lam Jalalah (lam pada lafal
Alloh [الله]) yang didahului harokat kasroh.
Contoh : وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ ، بِسْمِ اللهِ
2.
Huruf Ro﮲.
a.
Ro﮲ yang dibaca tebal adalah :
1.
Ro﮲ yang berharokat fafhah atau fathah
tanwin. Contoh :صَرْصَرًا - رَبَّنَا , kecuali ketika imalah (miring),
maka ro﮲ dibaca tipis. Contoh : مَجْرٰىهَا.
2.
Ro﮲ yang berharokat dhommah atau
dhommah tanwin. Contoh : رُزِقْنَا - مُسْتَقَرٌّ
3.
Ro﮲ sukun yang didahului harokat
fathah. Contoh : اَلْقَرْنَيْنِ
4.
Ro﮲ sukun yang didahului harokat
dhommah. Contoh : فُرْقَانًا - قُرْﺁنٌ
5.
Ro﮲ sukun yang didahului harokat kasroh
tambahan (tidak asli). Contoh : اِرْتَضٰى - اِرْفَعْ - اِرْجِعِيْ
6.
Ro﮲ sukun yang didahului harokat kasroh
asli tetapi sesudah ro﮲ berupa huruf isti’la﮲ ( اِسْتِعْلَاءْ ) : ق غ ظ ط ض ص خ.
Contoh :قِرْطَاسٍ - فِرْقَةٍ
b.
Ro﮲ yang dibaca tipis adalah :
a.
Ro﮲ berharokat kasroh atau kasroh
tanwin. Contoh : لَفِيْ خُسْرٍ - وَالْقَمَرِ
b.
Ro﮲ yang jatuh sesudah ya﮲ sukun.
Contoh : صَغِيْرٌ - كَبِيْرٌ
c.
Ro﮲ sukun jatuh sesudah kasroh tetapi
sesudah ro﮲ tidak ada huruf isti’la﮲.
Contoh : مِرْيَةٍ - فِرْعَوْنَ
c.
Ro﮲ yang bisa dibaca tebal atau tipis,
yaitu jika ro﮲ sukun didahului harokat kasroh dan
sesudah ro﮲ ada huruf isti’la yang berharokat
kasroh. Contoh : فِرْقٍ
BAB VII
HURUF QOLQOLAH ( قَلْقَلَةْ )
Apabila ada salah satu
huruf قَ طَ دِ جُ بَ yang mati karena sukun asli atau
mati karena waqof maka harus dibaca Qolqolah (memantul), yakni keluar
pantulannya. Contoh :
1.
اَلْمَبْعُوْثُ - ب 4. اَلْبَطْنُ - ط
2.
اَلَمْ يَجْعَلْ - ج 5. اَلْفَقْرُ - ق
3.
يَدْخُلُ - د
MACAM-MACAM QOLQOLAH :
1.
Bila huruf qolqolah berada di tengah kata maka
pantulannya kecil. Contoh : حَبْلٌ
2.
Bila huruf qolqolah berada di akhir kata maka pantulannya
sedang (cukupan). Contoh : وَقَبْ
3.
Bila huruf qolqolah jatuh sesudah mad (panjang) maka
pantulannya besar. Contoh : عِقَابْ
4.
Bila huruf qolqolah berada di akhir kata dan bertasydid
maka pantulannya sangat besar. Contoh : وَتَبّْ
BAB VIII
HURUF MAD (PANJANG)
Mad ( مَدْ ) artinya panjang. Yang disebut mad adalah sebuah bacaan yang
dipanjangkan. Adapun panjangnya mad beraneka macam, ada yang 1 alif (2
harokat), 2 ½ alif (5 harokat) dan ada yang 3 alif (6 harokat).
Bacaan mad yang panjangnya 1 alif (2 harokat)
adalah sebagai berikut :
1.
Mad Thobi’i, ialah huruf alif (tidak berharokat)
yang jatuh sesudah fathah, Contoh : قَالَ, wawu sukun jatuh sesudah dhommah Contoh : يَقُوْلُ dan ya﮲ sukun jatuh sesudah kasroh Contoh :
قِيْلَ.
2.
Mad Badal, adalah mad pergantian dari hamzah. Contoh : اٰمَنَ asal mulanya اَأْمَنَ, إِيْمَانٌ asal
mulanya إِإْمَانٌ dan اُوْتِيَ asal mulanya اُؤْتِيَ.
3.
Mad ’Iwadh, yaitu huruf yang berharokat fathah
tanwin dan di waqofkan (berhenti). Contoh : غَفُوْرًا dibaca panjang dan tanwin dibuang غَفُوْرَا.
4.
Mad Shilah Qoshiroh, ialah ha﮲ dhomir (kata ganti) yang jatuh
sesudah harokat (selain sukun) dan tidak
bertemu hamzah. Contoh :
a.
لَهَا مَا كَسَبَتْ : ha﮲ dhomir jatuh sesudah fathah dan
tidak bertemu hamzah.
b.
مِنْ بَعْدِهٖ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ : ha﮲ dhomir jatuh sesudah kasroh dan
tidak bertemu hamzah.
c.
لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ : ha﮲ dhomir jatuh sesudah dhommah dan tidak
bertemu hamzah.
Kecuali lafal وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ maka harus dibaca pendek (1
harokat).
5.
Mad Lazim Harfi Mukhoffaf, yaitu huruf-huruf yang berada
diawal surat-surat Al-Qur﮲an yang terkumpul dalam حَيٌّ طَهُرَ. Contoh : يٰسٓ - طٰهٰ - حٰمٓ - الٓرٰ
6.
Mad Lin/Lain/Layyin, ialah huruf yang berharokat fathah
bertemu wawu sukun atau ya﮲ sukun dan diwaqofkan. Contoh : اَلصَّيْفُ - اَلْخَوْفُ
Mad yang
panjangnya 2 ½ alif (5 harokat) ialah sebagai berikut :
1.
Mad Wajib Muttashil, adalah mad yang bertemu hamzah dalam
satu kata. Contoh : - وَجِٓيْءَ يَوْمَئِذٍ - حُنَفَآءُ مِنْ سُوْٓءٍ
2.
Mad Jaiz Munfashil, ialah mad yang bertemu hamzah pada
lain kata. Contoh : يَآاَيُّهَاالَّذِيْنَ - قُوْٓااَنْفُسَكُمْ
3.
Mad Shilah Thowilah, yaitu ha﮲ dhomir yang jatuh sesudah harokat
(selain sukun) dan bertemu dengan hamzah. Contoh : عِنْدَهٗٓ إِلَّا - لَمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌ. Jika sesudah ha﮲ mengadapi sukun misalnya الْ seperti : وَلَهُ الْحَمْدُ, atau
didahului sukun seperti مِنْهُ , عَلَيْهِ maka harus dibaca pendek (1 harokat), kecuali ayat وَيَخْلُدْ فِيْهٖ مُهَانًا maka dibaca panjang 1 alif (2 harokat).
Mad yang
panjangnya 3 alif (6 harokat) adalah sebagai berikut :
1.
Mad Farqi, yaitu hamzah istifham (hamzah [ أ ] untuk bertanya) bertemu hamzahnya اَلْ. Contoh : قُلْ ءَٓالذَّكَرَيْنِ, ءَٓاللهُ اَذِنَ, ءَٓاللهُ خَيْرٌ
2.
Mad Lazim Kilmi Mukhoffaf, yaitu mad yang menghadapi sukun
asli. Contoh : آالْاٰنَ
3.
Mad Lazim Kilmi Mutsaqqol, yaitu mad yang menghadapi
tasydid. Contoh : اَلْحَٓاقَّةُ
4.
Mad Lazim harfi Mukhoffaf, ialah huruf-huruf dipermulaan
surat yang dibaca panjang. Contoh : نٓ - صٓ
5.
Mad Lazim harfi Mutsaqqol, ialah huruf-huruf dipermulaan
surat yang dibaca panjang dan menghadapi tasydid. Contoh : الٓمّٓ - الٓمّٓصٓ
Mad yang
boleh dibaca panjang 1, 2 atau 3 alif (2, 3 atau 6 harokat) adalah Mad ’Aridh
Lis-Sukun. Mad ’Aridh Lis-Sukun yaitu mad yang bertemu sukun karena waqof.
Contoh : المُسْتَقِيْمَ - نَسْتَعِيْنُ.
No comments:
Post a Comment